KOMPARASI: 4 Liga Besar Eropa Musim 2010-2011

Bola.net - - Kontribusi: Indra Pramana

Empat kompetisi tertinggi Eropa (berdasarkan ranking koefisien UEFA) periode 2010-2011 telah berakhir beberapa waktu yang lalu, dan dari jalannya roda kompetisi telah muncul nama-nama juara di liga, bahkan rekor-rekor pun tercipta di masing-masing kompetisi. Dari hasil 4 kompetisi ini, jika kita bandingkan maka akan didapat nilai-nilai tersendiri dari masing-masing liga.
Dari 4 juara yang dihasilkan di masing-masing Liga, maka Barcelona patut kita beri nilai plus, karena klub ini berhasil mempertahankan gelarnya setelah musim sebelumnya (2009-2010) juga menjadi juara (Masih ingat kan kata pepatah 'Mempertahankan lebih sulit daripada merebut'), sementara Manchester United merebut gelar juara Liga Inggris dari Chelsea, Borussia Dortmund merebut gelar juara Bundesliga dari Bayern Munich, dan AC Milan merebut gelar juara Serie A dari tetangganya, Inter Milan. Manchester United juga berhasil mengokohkan status klubnya menjadi klub yang paling banyak mengoleksi gelar juara liga di ranah Inggris, sementara Borussia Dortmund kembali menjadi juara setelah beberapa periode kering gelar, serta Milan berhasil meruntuhkan kejayaan Inter yang telah menguasai Italia selama 5 tahun berturut-turut.
PARTISIPAN LIGA CHAMPIONS
Dari daftar peserta tim yang bermain di Liga Champions musim depan, ada nama-nama baru atau yang kembali berkiprah di kasta tertinggi kompetisi antar klub Eropa ini, dan patut ditunggu kiprah mereka musim depan. Apakah mereka akan bisa merusak tatanan klub-klub langganan 16 besar Liga Champions atau tidak - seperti dilakukan Tottenham Hotspur tahun ini. Tim-tim itu adalah: Manchester City (Inggris), Dortmund (Jerman), Bayer Leverkusen (Jerman), Napoli (Italia) dan Udinese (Italia). Sebagai pengingat, untuk musim berikutnya (2012-2013) Liga Jerman akan menambah 1 pesertanya di Liga Champion menjadi 4 tim, dan untuk Liga Italia hanya akan mengirimkan 3 tim karena nilai koefisien Liga Jerman telah naik menjadi ranking 3 dan Liga Italia turun ke peringkat 4. Baca analisa lengkapnya di sini
PARTISIPAN LIGA EUROPA
Untuk Liga Europa, ada nama-nama baru dan lama yang kembali bermain di Liga ini. Liga Inggris mengirimkan 4 tim untuk berlaga di Liga ini, yaitu: Tottenham Hotspur , Birmingham City (juara Piala Liga), Stoke City (Finalis Piala FA), satu tim Fairplay League yakni Fulham. Liga Spanyol mengirimkan 3 tim-nya di Liga Europa, yaitu: Sevilla, Athletic Bilbao, Atletico Madrid. Khusus untuk Atletico Madrid mendapat jatah Eropa karena juara dan runner up Copa del Rey (Real Madrid dan Barcelona) sudah lolos ke Liga Champions. Liga Jerman mengirimkan 2 tim, yaitu: Hannover dan Mainz. Terakhir untuk Liga Italia pesertanya adalah Lazio dan AS Roma, serta Palermo sebagai finalis Coppa Italia (Aturan sebenarnya adalah yang masuk menjadi peserta Liga Europa yaitu juara Coppa Italia, namun karena Inter Milan yang juga finalis Coppa Italia sudah memastikan tempatnya di Liga Champions maka otomatis jatah Liga Europa diberikan untuk Palermo).
Di Liga Inggris, tim yang sudah pasti turun kasta adalah: Blackpool (18), Birmingham City (19) dan West Ham United (20). Kredit khusus diberikan kepada Blackpool sebagai tim promosi tahun ini, penampilan tim ini sempat mengejutkan pada awal musim. Hingga sebelum laga terakhir Liga Inggris, Blackpool masih di atas batas tim yang masuk zona degradasi, namun karena kekalahan 4-2 dari Manchester United (padahal sempat unggul 2-1) membuat posisi mereka turun. (Coba seandainya Blackpool main di Liga Indonesia, mungkin di laga terakhir mereka bisa main mata dengan lawannya. Di Liga Spanyol ada tim: Deportivo La Coruna (18), Hercules (19), Almeria (20) yang harus turun ke Segunda Division (Divisi 2), sebagai pengingat bahwa tim Deportivo La Coruna adalah juara Liga Spanyol edisi 1999-2000. Untuk tim Hercules, mereka sempat mengejutkan kita saat tim ini berhasil mengalahkan Barcelona di kandang lawan, total 12 gol dari David Trezeguet di Liga ternyata tidak mampu menyelamatkan tim ini untuk kembali bermain di Divisi 2 Liga Spanyol. Di Liga Jerman yang masuk daftar degradasi adalah: Eintracht Frankfurt (17), St Pauli (18), dan Playoff antara Moenchengladbach (16)– VfL Bochum, yang akhirnya dimenangkan Gladbach. Untuk Liga Italia, tim yang sudah pasti berlaga di serie B adalah: Sampdoria (18), Brescia (19), Bari (20). Sampdoria secara mengenaskan harus turun kasta ke Serie B padahal musim sebelumnya mereka finis di empat besar, dan itu ditengarai karena keluarnya 2 bintang mereka yaitu Antonio Cassano (AC Milan) dan Giampaolo Pazzini (Inter Milan).
TOP SKORER dan TOP ASSIST
Daftar Top Skorer di 4 Liga ini adalah: Liga Inggris yaitu Carlos Tevez (20-Manchester City), Liga Spanyol yaitu Cristiano Ronaldo (40-Real Madrid), Liga Jerman yaitu Mario Gomez (28-Bayern Munich), dan Liga Italia yaitu Antonio di Natale (28-Udinese). Liga Jerman dan Liga Italia dapat berbangga diri dengan berhasilnya pemain lokal mereka yang berhasil menjadi Top Skorer, sementara Liga Inggris dan Liga Spanyol dikuasai oleh pemain asing sebagai Top Skorer. Begitu pula dengan Top Assist, Liga Inggris dan Liga Spanyol juag dikuasai oleh pemain asing dalam hal operan yang berhasil dikonversi menjadi gol, yaitu: Liga Inggris - (18- Manchester United) dan Liga Spanyol - Lionel Messi (18-Barcelona), sementara Liga Jerman dan Liga Italia kembali mengokohkan pemain lokal mereka, yaitu: Liga Jerman - Christian Tiffert (17-Kaiserslautern), dan Liga Italia - Andrea Cossu (13-Cagliari).
TOTAL dan RATA-RATA GOL
Jumlah gol yang tercipta dalam 1 musim tahun ini untuk masing-masing Liga adalah: 1080 gol (Inggris), 1040 gol (Spanyol), 894 gol (Jerman), dan 955 gol (Italia). Nampaknya Liga Inggris yang paling berhasil memuaskan penontonnya dengan jumlah gol mereka dalam 1 musim kompetisi tahun ini, 1080 gol yang tercipta berarti ada 1080 keceriaan/teriakan pula di sana, sementara Liga Jerman menjadi yang paling sedikit dalam hal jumlah gol. Namun jika kita ambil rata-rata per-pertandingan, maka Liga Jerman-lah yang paling memuaskan penontonnya, dengan rata-rata 2,92 gol/game membuat Liga ini menjadi yang paling tinggi di antara 3 Liga lainnya. Dan Liga Italia adalah Liga yang paling pelit gol per-pertandingannya. Berikut daftar untuk 4 Liga tersebut: 2,84 gol/game (Inggris); 2,73 gol/game (Spanyol); 2,92 gol/game (Jerman), dan 2,51 gol/game (Italia).
KEMENANGAN KANDANG TERBESAR
Hiburan untuk penonton tuan rumah dalam hal kemenangan di kandang mereka untuk tiap-tiap Liga cukup berbeda, ada yang diperoleh oleh banyak klub dan ada pula yang hanya dikuasai oleh satu klub. Di Liga Inggris dan Italia sangat banyak klub memuaskan pendukungnya dengan kemenangan-kemenangan besar di kandang, di Liga Inggris: Manchester United 7-1 Blackburn Rovers, Arsenal 6-0 Blackpool, Chelsea 6-0 West Bromwich Albion, dan Newcastle United 6-0 Aston Villa. Di Liga Italia: Napoli 4-0 Sampdoria, Udinese 4-0 Lecce, Catania 4-0 Palermo, AC Milan 4-0 Parma, Inter Milan 4-0 Bari, Cagliari 5-1 AS Roma, Juventus 4-0 Lecce. Sementara di Liga Spanyol dan Liga Jerman hanya dikuasai oleh 1 klub, Liga Spanyol: Real Madrid (7-0) Malaga, Real Madrid (8-1) Almeria. Liga Jerman VfB Stuttgart (7-0) Borussia Moenchengladbach.
KEMENANGAN TANDANG TERBESAR
Jika sebuah klub mampu menang di kandang lawan, maka ini akan menjadi catatan positif tersendiri bagi klub tersebut, dapat dikatakan mental mereka yang mampu menang di kandang lawan adalah klub yang memiliki mental juara, lebih luar biasa lagi jika mereka mampu mempermalukan tuan rumah dengan kemenangan besar. Berikut data-data klub yang mencatat kemenangan besar di kandang lawan: Liga Inggris: Wigan Athletic 0-6 Chelsea, Liga Spanyol: Almeria 0-8 Barcelona, Liga Jerman: St Pauli 1-8 Bayern Munich, dan Liga Italia: Palermo 0-7 Udinese.
KEMENANGAN BERUNTUN DAN RANGKAIAN TAK TERKALAHKAN TERBANYAK
Kemenangan beruntun yang diperoleh sebuah klub akan banyak memberi nilai positif, di antaranya klub ini berhasil memperoleh jumlah maksimal poin yang didapat, mengangkat mental pemain, hingga mencatat rekor tersendiri baik itu untuk klub maupun liga-nya. Di Liga Inggris klub Chelsea mampu menang 5 kali berturut-turut, di Liga Spanyol Barcelona bahkan mampu menang 16 kali berturut-turut, di Liga Jerman ada Borussia Dortmund yang menang 7 kali berturut-turut, dan terakhir Liga Italia ada 2 (Dua) klub yaitu : Lazio dan AC Milan yang mampu menang 5 kali berturut-turut. Untuk klub yang menuai prestasi tak terkalahkan terbanyak (termasuk menang dan Seri), berikut data-datanya: Liga Inggris- Manchester United (24), Liga Spanyol-Barcelona (31), Liga Jerman- Borussia Dortmund (15), Liga Italia- Juventus dan Udinese (13). Jika kita melihat hasil kemenangan yang di dapat Barcelona, nampaknya klub ini terlalu superior dibandingkan klub lawan di liga-nya. Untuk Liga Italia, hasil tak terkalahkan terbanyak yang dimiliki sebuah klub ternyata tidak menjamin sebuah gelar juara, klub AC Milan tidak memiliki catatan sebagus Juventus dan Udinese mengenai hal ini, namun merekalah yang menjadi juara.
KEMENANGAN TERBANYAK DAN KEKALAHAN PALING SEDIKIT
Untuk kategori ini, nampaknya masing-masing Liga sama dalam hasilnya yaitu juara, jika klub berhasil mencatat kemenangan terbanyak dan kekalahan paling sedikit di antara klub lain, maka gelar juara pasti akan didapat. Berikut datanya: Manchester United 23 kali menang dan 4 kali kalah, Barcelona 30 kali menang dan 2 kali kalah, Borussia Dortmund 23 kali menang dan 5 kali kalah, dan AC Milan 24 kali menang dan 4 kali kalah.
KEKALAHAN TERBANYAK
Kebalikan dari kategori di atas, ternyata tidak semua liga yang menganut paham klub yang paling banyak kalah maka akan masuk Zona Degradasi, kecuali Liga Jerman dan Liga Italia, Jerman - St Pauli 21 kali kalah dan Italia - Bari 24 kali kalah (keduanya masuk degradasi). Sementara Wolverhampton (Inggris) 20 kali kalah dan Real Sociedad (Spanyol) 21 kali kalah, namun mereka masih bertahan di liga utamanya.
GOL TERBANYAK
Dalam 1 musim kompetisi tahun ini, nampaknya klub Real Madrid berhasil menjadi klub yang mencetak gol paling banyak (102 gol), di urutan berikutnya dimiliki oleh klub Bayern Munich-Jerman (81 gol), Manchester United-Inggris (78 gol), dan sebagai peringkat terakhir Inter Milan-Italia (69 gol). Namun dari ketiganya hanya Manchester United yang jadi juara. Keempat klub tersebut pun otomatis memiliki rasio gol tertinggi yakni 2,05 (Manchester United), 2,68 (Real Madrid), 2,38 (Bayern Munich), dan 1,82 (Inter Milan).
TINGKAT KEBOBOLAN PALING SEDIKIT
Klub-klub ini ternyata adalah klub yang paling susah dijebol gawangnya, apalagi Barcelona (21 gol kebobolan); Borussia Dortmund (22); AC Milan (24); Chelsea dan Manchester City (33). Secara keseluruhan dapat kita nilai bahwa pemain belakang dan kiper dari tiap-tiap klub ini benar-benar solid dalam menggalang pertahanan mereka, tidak salah kemudian banyak yang menjagokan Thiago Silva (AC Milan) dan Gerard Pique (Barcelona) sebagai defender terbaik musim ini. Rasio kebobolan itu jika dihitung adalah sebagai berikut 0,86 (Chelsea, Manchester City), 0,55 (Barcelona), 0,65 (Borussia Dortmund), 0,63 (AC Milan) Dari 4 Liga yang kita bahas, ternyata di Liga Inggris sebuah klub yang mampu menjaga kebobolan gawangnya paling sedikit tidak menjamin kemenangan atas klub-nya. Berbeda dengan Liga Spanyol; Jerman; dan AC Milan, klub-klub ini berhasil menjadi Juara Liga dengan dipengaruhi oleh rata-rata kebobolan yang paling sedikit.
CLEAN SHEET TERBANYAK
Tim dengan catatan clean sheet terbanyak masing-masing adalah: 18 (Manchester City), 19 (Barcelona), 14 (Borussia Dortmund), 20 (AC Milan). Penjaga Gawang dari klub-klub di atas patut berbangga diri, karena gawang mereka adalah gawang yang paling sedikit kebobolan gol, bahkan mereka juga berhasil mencatat Clean sheet (Tidak kebobolan dalam tiap pertandingan) terbanyak. Perlu diketahui biasanya jika seorang kiper berhasil menjaga gawangnya tanpa kebobolan dalam setiap pertandingan, maka mereka akan mendapatkan bonus berupa uang (sama seperti seorang pemain yang berhasil mencetak gol atau assist). Hebatnya lagi kiper yang berhasil mencetak Clean Sheet di tiap Liga di atas adalah pemain-pemain lokal. Jika melihat prestasi mereka maka tidak salah lagi seharusnya tempat mereka di Tim Nasional negaranya masing-masing menjadi pertimbangan, namun kenyataannya berbeda, dari 4 nama Penjaga gawang yang berhasil mencatat Clean Sheet terbanyak ini, hanya Joe Hart (Inggris) yang masuk daftar langganan skuad inti, Victor Valdes (Spanyol) masih kalah dengan Iker Casillas, Roman Weidenfeller (Jerman) belum pernah mencicipi masuk skuad inti, sementara Christian Abbiati (Italia) kalah jauh dengan seorang Gianluigi Buffon. Ini berarti tolok ukur Clean Sheet dan kebobolan paling sedikit bukan hal mutlak untuk seorang Penjaga gawang masuk dalam skuad inti Tim Nasional negaranya.

Berita Terkait