
Bola.net - Pimpinan Ducati, Bernhard Gobmeier berpendapat kegagalan Valentino Rossi mengendalikan Desmosedici disebabkan motor tersebut tidak 'berperilaku' seperti motor-motor yang ia kendarai sebelumnya.
Selama bergabung dengan Ducati pada tahun 2011-2012, Rossi hanya mampu meraih tiga podium tanpa satupun kemenangan. Sejak MotoGP musim ini, ia pun kembali membela Yamaha.
Gobmeier pun yakin bahwa Rossi dan Marco Melandri, rekan setim Casey Stoner pada musim 2008 silam, kesulitan mengendarai Ducati karena karakter motor tersebut berbeda dengan karakter motor Yamaha dan Honda.
"Saya dan Ducati yakin Vale merupakan salah satu pebalap terhebat, namun ia juga salah satu korban 'gen' Ducati. Motor mereka tak banyak berubah sejak 2007 hingga 2012. Motornya lebih baik, namun pebalap sensitif seperti Marco dan Vale mengharapkan reaksi tertentu dari motor tersebut. Ketika tidak mendapatkannya, mereka merasa bingung," ujar Gobmeier.
Menurut pria asal Jerman tersebut, cara Rossi dan Melandri berinteraksi dengan Desmosedici tidaklah cocok. "Cara berinteraksi mereka tidak cocok. Saya yakin Vale yang terbiasa mengendarai Yamaha, memiliki beberapa masalah karena reaksi motor kami berbeda dengan motor sebelumnya."
Gobmeier pun menambahkan, para pebalap MotoGP lebih mengutamakan naluri ketimbang otak. Jadi, ketika tidak mendapatkan reaksi motor yang sesuai harapan, mereka akan melambat karena harus berpikir dan mencari cara untuk mengendalikan motor tersebut.
"Para pebalap belajar berkendara sejak anak-anak. Mereka tidak membalap dengan otak, melainkan naluri. Mereka bertindak refleks, dan jika kita memberi input yang asing, naluri mereka tak akan terbiasa. Ketika harus mencari cara lain, mereka akan melambat karena semua yang mereka lakukan tidak alami," pungkasnya. (mcn/kny)
Selama bergabung dengan Ducati pada tahun 2011-2012, Rossi hanya mampu meraih tiga podium tanpa satupun kemenangan. Sejak MotoGP musim ini, ia pun kembali membela Yamaha.
Gobmeier pun yakin bahwa Rossi dan Marco Melandri, rekan setim Casey Stoner pada musim 2008 silam, kesulitan mengendarai Ducati karena karakter motor tersebut berbeda dengan karakter motor Yamaha dan Honda.
"Saya dan Ducati yakin Vale merupakan salah satu pebalap terhebat, namun ia juga salah satu korban 'gen' Ducati. Motor mereka tak banyak berubah sejak 2007 hingga 2012. Motornya lebih baik, namun pebalap sensitif seperti Marco dan Vale mengharapkan reaksi tertentu dari motor tersebut. Ketika tidak mendapatkannya, mereka merasa bingung," ujar Gobmeier.
Menurut pria asal Jerman tersebut, cara Rossi dan Melandri berinteraksi dengan Desmosedici tidaklah cocok. "Cara berinteraksi mereka tidak cocok. Saya yakin Vale yang terbiasa mengendarai Yamaha, memiliki beberapa masalah karena reaksi motor kami berbeda dengan motor sebelumnya."
Gobmeier pun menambahkan, para pebalap MotoGP lebih mengutamakan naluri ketimbang otak. Jadi, ketika tidak mendapatkan reaksi motor yang sesuai harapan, mereka akan melambat karena harus berpikir dan mencari cara untuk mengendalikan motor tersebut.
"Para pebalap belajar berkendara sejak anak-anak. Mereka tidak membalap dengan otak, melainkan naluri. Mereka bertindak refleks, dan jika kita memberi input yang asing, naluri mereka tak akan terbiasa. Ketika harus mencari cara lain, mereka akan melambat karena semua yang mereka lakukan tidak alami," pungkasnya. (mcn/kny)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 15 Oktober 2025 14:18
-
Tim Nasional 15 Oktober 2025 14:17
-
Lain Lain 15 Oktober 2025 14:13
-
Bola Dunia Lainnya 15 Oktober 2025 14:05
-
Liga Champions 15 Oktober 2025 13:47
-
Piala Dunia 15 Oktober 2025 13:47
HIGHLIGHT
- 5 Kiper Kandidat Pengganti Robert Sanchez di Chels...
- Setelah Kehilangan Giovanni Leoni, Ini 5 Pilihan B...
- Prestasi Langka: 10 Pemain yang Mampu Meraih Ballo...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 5 Pemain yang Berpeluang Besar Raih Ballon dOr 202...
- 5 Pemain Peraih Ballon dOr Terbanyak: Lionel Messi...
- Tampil Impresif di Lapangan, 11 Pemain Ini Malah G...