Park Chu-Young

• Nama Lengkap Park Chu-Young
• Tempat Lahir Daegu
• Tanggal Lahir 10 Juli 1985 (40 Tahun)
• Kebangsaan Korea Selatan
• Klub Watford
• Posisi Penyerang
• No Punggung 20
• Tinggi 182 cm

Park Chu-Young merupakan salah satu pemain Asia yang mampu bermain di liga Eropa yang notabene memiliki keketatan persaingan yang sangat ketat baik di level antar klub maupun di level antar pemain. Kecepatan yang dimiliki oleh pemain Korea Selatan ini menjadi andalan baik bagi klub maupun negaranya. Disamping itu, kemampuannya dalam memilih posisi menjadi nilai lebih bagi pemain yang pernah membantu tim nasional Korea Selatan U-20 ini menjadi kampiun AFC Youth Championship 2004 untuk yang ke 11 kalinya.

Pemain kelahiran Daegu ini mengawali karirnya di dunia sepak bola kala ia bermain untuk Cheonggu High School. Setelah itu ia begitu semangat untuk berkarir di dunia sepak bola. Keseriusan dan kegigihannya terlihat dari usahanya sehingga ia bisa berlatih di Zico Football Center di Rio de Janeiro guna mewujudkan mimpinya untuk bermain di liga Eropa.

Karir profesionalnya berawal setelah ia sukses mengantarkan Korea Selatan U-20 menjadi jawara AFC Youth Championship yang ke 11 kali. Kesuksesan itu ia lengkapi dengan gelar pribadi sebagai Most Valuable Player dan Top Scorer dalam turnamen tersebut. Setelah kesuksesan itu, ia melanjutkan karirnya profesionalnya bersama dengan FC Seoul.

Kala berseragam FC Seoul, Park menjalani musim perdananya dengan gemilang. Kecepatan dan kemampuannya menempatkan diri kerap menjadi senjata dalam setiap penyerangan tim asal ibu kota Korea Selatan tersebut. Total ia mencetak 18 gol dan memberikan 4 assist dalam 30 kali penampilannya sepanjang musim perdana yang ia jalani bersama dengan FC Seoul.

Atas torehan tersebut, Park dianugerahi gelar pemain muda terbaik dan top skorer pada musim kompetisi 2005 / 2006. Ia juga dengan cepat merebut hati para fans Seoul FC dan menjadi ikon terbaru bagi klub ibu kota Korea Selatan tersebut.

Sayangnya, kala melakoni laga bersama dengan tim nasional Korea Selatan yang akan berlaga pada Asian Games 2006 di Doha, Qatar. Pada turnamen tersebut ia sukses mencetak 2 gol kala Korea Selatan melawan Bangladesh.

Sayangnya, setelah pertandingan tersebut ia gagal mencetak 1 gol pun dan akhirnya membuat Korea Selatan tersingkir di babak semifinal dari Iraq dan bahkan gagal merebut tempat ketiga saat kalah dari Iran.

Pada 2007, Park didera cedera parah yang mengharuskannya istirahat selama beberapa pecan dan hal itu membuat posisinya bersama dengan tim nasional Korea Selatan tergeser. Sekembalinya dari cedera, Park diikutkan dalam jajaran skuat Korea Selatan guna berlaga pada babak kualifikasi Olimpiade Beijing dan ia kembal ke performa terbaiknya meski gagal mengantar Korea menjuarai turnamen tersebut.

Pada September 2008, Park Chu – Young resmi menandatangani kontrak bersama dengan salah satu klub liga Perancis, AS Monaco. Kala berseragam Monaco, Park sukses memberikan penampilan terbaiknya. Hal itu bisa dilihat dari pertandingan debutnya kala ia sukses menyarangkan bola pada menit ke 26 dan memberikan 1 assist bagi Nimani sehingga Monaco sukses mempecundangi FC Lorient dan Park diberi gelar Man of the Match. Penampilan apiknya terus berlanjut sehingga ia diberi hadiah “greencard” dari keluarga kerajaan di Monaco.

Park kemudian melanjutkan karirnya bersama dengan Arsenal pada Agustus 2011. Ia resmi mengenakan nomor 9 di musim pertamanya bersama Arsenal. Saat berada di Emirates Stadium, Park mencetak gol perdananya kala Arsenal berlaga melawan Bolton pada lanjutan Piala Liga pada Oktober 2011. Namun setelah kedatangan Podolski, nomor 9 yang ia pakai diganti dengan nomor 30. Ia juga harus dipinjamkan ke Celta Vigo pada musim 2012/2013 demi menambah jam terbangnya.

Kala bermain untuk Celta Vigo, ia sukses menorehkan 25 kali penampilan dengan 4 gol. Ia juga merupakan pemain Korea Selatan pertama yang bisa mencetak gol di La Liga. setelah satu musim bermain di La Liga bersama dengan Celta Vigo, Park kembali ke Emirates guna menjalani musim kompetisi 2013/2014 bersama dengan Arsenal.

Oleh: Fatkhur Rozi