Anthony Ginting Puasa Gelar Sepanjang 2019, Ini Penyebabnya
Anindhya Danartikanya | 26 Desember 2019 08:35
Bola.net - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, tak meraih satu gelar pun sepanjang 2019. Asanya meraih gelar juara pada 2019 pupus setelah takluk dari wakil Jepang, Kento Momota di BWF World Tour Finals 2019 dengan skor 21-17, 17-21, dan 14-21 di partai final.
Hasil tersebut membuat Anthony harus mengakhiri tahun 2019 tanpa gelar. Padahal, ia sukses melenggang ke parta final sebanyak lima kali sepanjang tahun ini. Sayang, saat bermain di partai puncak, Anthony selalu gagal menang.
Final pertama Anthony terjadi di Singapura Terbuka Super 500. Berhadapan dengan Momota, Anthony menyerah dengan skor 21-10, 19-21, 13-21. Final kedua Anthony terjadi pada ajang Australia Terbuka Super 300. Ia kalah di tangan Jonatan Christie dengan skor 17-21, 21-13, 14-21.
Final ketiga Anthony pada 2019 dicatatkan pada ajang China Terbuka Super 1000. Berstatus juara bertahan, Anthony justru harus kembali menerima kekalahan di tangan tunggal putra nomor satu dunia, Momota dengan skor 21-19, 17-21, 19-21.
Kesempatan keempat Anthony terjadi di final Hong Kong Terbuka Super 500. Bermain melawan wakil tuan rumah, Lee Cheuk Yiu, Anthony justru kalah 21-16, 10-21, dan 20-22.
Catatan menarik pun muncul setelah Anthony tak berhasil meraih satu gelar dari lima kali tampil di final. Ada beberapa masalah yang kerap dihadapinya. Melansir dari Bola.com, berikut empat penyebab Anthony gagal juara pada 2019.
Masalah Stamina
Satu di antara faktor yang sering dihadapi Anthony ialah soal stamina. Dari lima laga final yang dilakoni Anthony pada 2019 semuanya berlangsung rubber game atau tiga set, serta semuanya berujung kekalahan.
Contoh terbaru adalah penampilannya di final BWF World Tour Finals 2019, yang berlangsung rubber game. Pada gim ketiga, stamina Anthony berkurang hingga bisa dimanfaatkan oleh Momota. Pemain nomor satu dunia itu sudah menduga stamina Anthony akan menurun.
"Ginting bermain sangat baik. Saya melihat ada sesuatu yang berbeda dari dia. Setelah juara ini, masih ada turnamen-turnamen berikutnya. Dan saya sendiri tentunya harus siap untuk pertandingan selanjutnya, apalagi kalau harus bertemu Ginting lagi," ucap Momota dikutip dari laman PBSI.
"Butuh waktu untuk menyesuaikan kecepatannya. Di game ketiga saya tahu dia akan kelelahan. Bagi saya, ini adalah turnamen yang paling sulit karena semua pemain hebat ada sini. Jadi saya senang bisa memenangkan turnamen ini," ujarnya.
Sering Bikin Kesalahan Sendiri
Pelatih tunggal putra pelatnas PBSI, Hendry Saputra, mengatakan Anthony punya kelebihan berupa teknik permainan yang mumpuni. Namun, pemain asal Cimahi, Jawa Barat itu, masih memiliki kekurangan, yaitu sering melakukan kesalahan sendiri.
"Saya bilang sama Anthony, standar dan kualitas dia bagus banget. Jangan lihat dia kalah dan menangnya sekarang, waktu di China Terbuka 2018, banyak yang bilang dia tampil sempurna, pemain masa depan. Sekarang dia kalah jadi jelek? Tidak, dia bagus kok, tapi ada kelemahannya, mati sendirinya masih banyak," ujar Hendry.
"Dia melakukan kesalahan yang tidak tepat waktunya, di angka-angka yang penting. Saya bilang 'kamu harus lebih sabar, lebih ulet, lebih main aman'. Ini perlu, jadi kalau mengalami lagi, bisa digunakan senjatanya. Kalau sedang poin kritis, smes tipis-tipis, di-challenge hasilnya nol koma sekian milimeter, ternyata out, itu sering terjadi," tambahnya.
Ketahanan Kaki
Beberapa catatan dibuat pelatih tunggal putra, Hendry setelah pertandingan final BWF World Tour Finals 2019 antara Anthony versus Momota. Menurutnya, poin penting yang harus segera dibenahi Anthony ialah ketahanan kakinya.
"Secara keseluruhan penampilan Ginting sudah oke. Di game pertama dia oke, begitu juga di game kedua. Secara kualitas sangat bisa mengimbangi, bahkan unggul di pertandingan tadi," ungkap Hendry.
"Tapi kalau saya perhatikan di pertandingan tadi, sepertinya kendala Ginting ada di kaki, bukan dari tenaga, teknik atau yang lainnya. Jadi memang tadi di game ketiga itu pergerakan kakinya sudah nggak bisa maksimal," lanjutnya.
Anthony memang mengalami kendala hampir serupa pada Asian Games 2018. Kala itu, ia harus menyerah dari pebulu tangkis China, Shi Yuqi di partai final karena mengalami kram otot.
Belum Bisa Akhiri Dominasi Momota
Anthony bertemu Momota sebanyak tiga kali di partai final sepanjang 2019. Ketiga pertemuan tersebut terjadi di Singapura Terbuka, China Terbuka, dan BWF World Tour Finals 2019.
Namun, dari ketiga pertemuan keduanya di final, Momota selalu keluar sebagai juara. Meski Anthony kerap memaksa Momota bermain rubber game, pertandingan selalu dimenangkan tunggal asal Jepang tersebut.
Disadur dari: Bolacom/Penulis: Faozan Tri Nugroho/Editor: Yus Mei Sawitri/Dipublikasi: 23 Desember 2019
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jadwal Lengkap Pertandingan Bulu Tangkis SEA Games 2025, 7-14 Desember 2025
Bulu Tangkis 6 Desember 2025, 08:15
-
Daftar Pemain Tim Bulu Tangkis Indonesia di SEA Games 2025 Thailand
Bulu Tangkis 6 Desember 2025, 08:15
-
Jadwal Lengkap Turnamen Bulu Tangkis BWF 2025: Ayo, Dukung Indonesia!
Bulu Tangkis 6 Desember 2025, 08:15
-
BRI Super League: Pelatih Borneo FC Akui Kekalahan, Persib Layak Menang
Bola Indonesia 5 Desember 2025, 23:24
LATEST UPDATE
-
Adenanta Putra Bicara Peluang Promosi ke ASB1000 Bareng Astra Honda di ARRC 2026
Otomotif 7 Desember 2025, 17:40
-
Update Klasemen Asia Road Racing Championship ARRC ASB1000 2025
Otomotif 7 Desember 2025, 16:48
-
Jadwal Liga Inggris Pekan Ini Live di SCTV dan Vidio, 6-9 Desember 2025
Liga Inggris 7 Desember 2025, 16:46
-
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di SEA Games 2025
Tim Nasional 7 Desember 2025, 16:38
-
Update Klasemen Asia Road Racing Championship ARRC SS600 2025
Otomotif 7 Desember 2025, 15:53
-
Update Klasemen Asia Road Racing Championship ARRC AP250 2025
Otomotif 7 Desember 2025, 15:03
-
Filipina U-22 Punya Senjata Rahasia, Lini Belakang Indonesia Wajib Main Tangguh!
Tim Nasional 7 Desember 2025, 14:44
-
Jadwal Timnas Indonesia U-22 vs Filipina U-22, Grup C Sea Games 2025
Tim Nasional 7 Desember 2025, 14:41
LATEST EDITORIAL
-
Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok Drastis di Musim 2025/2026
Editorial 5 Desember 2025, 14:58
-
Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur yang Cocok untuk Liverpool
Editorial 5 Desember 2025, 14:49
-
5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Serie A Musim Ini
Editorial 4 Desember 2025, 13:02
-
6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Dipermanenkan Barcelona
Editorial 4 Desember 2025, 11:26







