Martin Odegaard: Gagal di Real Madrid, Bersinar Terang di Arsenal
Aga Deta | 8 April 2025 15:19
Bola.net - Martin Odegaard pernah menjadi sensasi remaja yang menghebohkan Eropa. Namun, perjalanan kariernya tidak selalu berjalan mulus.
Ia direkrut Real Madrid dengan status bintang muda penuh harapan. Namun, ia gagal menemukan tempatnya di tim utama Los Blancos.
Setelah serangkaian masa peminjaman, Odegaard akhirnya bergabung dengan Arsenal. Di sana, ia justru tumbuh menjadi pemimpin sejati dan kapten yang disegani.
Mengapa Odegaard gagal di Madrid namun justru berkembang di Arsenal? Kisahnya penuh pelajaran dan tekad luar biasa.
Awal Karier: Bocah Ajaib dari Norwegia
Martin Odegaard mencuri perhatian sejak usia 10 tahun. Ia memiliki kontrol bola dan visi permainan yang luar biasa.
Pada usia 13 tahun, ia mulai berlatih dengan tim utama Stromsgodset. Meski bertubuh kecil, kualitas tekniknya sudah menonjol.
"Dia pemain yang sangat dewasa di usia sangat muda. Dia melihat permainan seperti pemain berusia 25 tahun," ujar Ronny Deila, pelatih Stromsgodset saat itu.
Ketika berusia 15 tahun, ia menjadi pemain termuda di liga Norwegia. Tak lama kemudian, ia juga mencetak gol dan memecahkan rekor lainnya.
Real Madrid: Janji Besar yang Tak Terpenuhi
Lebih dari 30 klub Eropa tertarik merekrut Odegaard. Ia akhirnya memilih Real Madrid saat baru berusia 16 tahun.
Transfernya dilaporkan bernilai 3 juta euro (sekitar Rp53 miliar). Ia langsung diperkenalkan kepada media dunia sebagai bintang masa depan.
“Kami tidak pernah melihat pemain seusianya dengan kecerdasan seperti itu,” puji Zinedine Zidane dalam salah satu konferensi pers, meski kemudian Odegaard lebih sering bermain di bawah Zidane di Real Madrid Castilla.
Namun, statusnya di tim B Real Madrid membuatnya terjebak di antara dua dunia. Ia tidak sepenuhnya menjadi bagian tim utama atau tim cadangan.
Masa-Masa Sulit di Spanyol
Beberapa pelatih Madrid kurang memberi kepercayaan pada Odegaard. Bahkan, Carlo Ancelotti pernah menyebut keterlibatannya di tim utama karena permintaan khusus dari manajemen klub.
"Presiden klub menginginkan dia bermain. Tapi saat itu saya merasa dia belum siap," ujar Ancelotti dalam wawancara 2022.
Odegaard kesulitan menunjukkan kualitasnya karena minimnya kesempatan bermain. Ia lebih sering tampil di tim Castilla atau dipinjamkan ke klub lain.
Meski begitu, ia tetap menjaga fokus dan semangatnya. Mental yang kuat dan dedikasi tinggi membuatnya terus bertahan.
Titik Balik di Belanda dan Real Sociedad
Odegaard menemukan kembali performanya saat dipinjamkan ke Heerenveen dan Vitesse. Ia bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik di Vitesse.
"Itu momen ketika saya belajar menjadi pemain profesional sejati. Liga Belanda membantu saya berkembang," ungkap Odegaard dalam wawancara dengan The Athletic.
Pada 2019, ia bermain impresif bersama Real Sociedad. Salah satu momennya yang paling diingat adalah saat mencetak gol ke gawang Real Madrid.
Klub ingin memperpanjang masa pinjamannya. Namun, Real Madrid kembali memanggilnya pulang untuk masuk tim utama.
Kegagalan Kedua di Madrid
Sekembalinya ke Madrid, Odegaard masih belum mendapat tempat utama. Cedera dan persaingan ketat membuatnya sulit bersinar.
Ia hanya tampil sembilan kali pada paruh pertama musim. Odegaard pun memilih mencari waktu bermain di tempat lain.
"Saya tahu saya harus membuat keputusan. Saya ingin berada di klub yang percaya pada saya," kata Odegaard kepada Sky Sports.
Keputusan untuk bergabung dengan Arsenal pun menjadi titik penting. Di sinilah kariernya mulai naik.
Kesuksesan di Arsenal
Odegaard langsung menyatu dengan filosofi Arsenal. Ia tampil gemilang dalam masa peminjamannya dan dibeli permanen seharga 30 juta pounds (sekitar Rp601 miliar).
Manajer Arsenal, Mikel Arteta, memberinya peran utama di lini tengah. Ia juga mendapat kepercayaan sebagai kapten tim.
“Martin mewakili semua yang kami inginkan di Arsenal: cerdas, rendah hati, dan selalu ingin berkembang,” puji Arteta dalam sesi wawancara usai menjadikannya kapten.
Kini, Odegaard tampil konsisten dan menjadi panutan. Ia tidak hanya menjadi bintang, tetapi juga pemimpin sejati.
Sumber: BBC
Klasemen Premier League
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Italia vs Israel: Gattuso Siapkan Strategi Alternatif Tanpa 2 Pemain Pilar
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 00:42 -
Prediksi Latvia vs Inggris 15 Oktober 2025
Piala Dunia 13 Oktober 2025, 22:31 -
PSG Siap Pinjam Endrick dari Real Madrid di Januari 2026
Liga Spanyol 13 Oktober 2025, 22:21 -
Legenda Real Madrid Terpukau Bakat Lamine Yamal, Bintang Muda Barcelona
Liga Spanyol 13 Oktober 2025, 22:00 -
Manchester United Krisis Kepemimpinan, Bukan Sekadar Masalah Taktik
Liga Inggris 13 Oktober 2025, 21:39
LATEST UPDATE
-
Como Menjawab Kritik: Main Lawan AC Milan di Australia Juga Demi Serie A!
Liga Italia 14 Oktober 2025, 06:44 -
Ibrahima Konate Kemewahan: Gaji Besar, Hidup Sederhana!
Liga Inggris 14 Oktober 2025, 06:33 -
Bellingham Dipantau Manchester United, Ruben Amorim Nilai Cocok untuk Skema 3 Bek!
Liga Inggris 14 Oktober 2025, 06:29 -
Selamat! Timnas Cape Verde Lolos ke Piala Dunia untuk Pertama Kali dalam Sejarah
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 05:58 -
Manchester United Disarankan Gaet Antoine Semenyo, Winger Terbaik Premier League
Liga Inggris 14 Oktober 2025, 04:30 -
10 Ribu Demonstran Siap 'Panaskan' Laga Italia vs Israel, Keamanan Diperketat
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 04:29 -
Hasil Islandia vs Prancis: Les Bleus Tertahan, tapi Masih Nyaman di Puncak Klasemen
Piala Dunia 14 Oktober 2025, 04:27
LATEST EDITORIAL
-
5 Bek Tengah Tangguh yang Bisa Didapat Gratis pada 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 17:23 -
6 Pemain Manchester United Bisa Gagal Tampil di Piala Dunia 2026
Editorial 13 Oktober 2025, 16:42 -
5 Klub yang Bisa Jadi Tujuan Robert Lewandowski Setelah Tinggalkan Barcelona
Editorial 13 Oktober 2025, 16:00 -
3 Pemain Manchester United yang Berpotensi Cabut Januari Nanti, Mainoo Salah Satunya
Editorial 10 Oktober 2025, 15:51 -
Jangan Cari Penjaga Gawang MU, Ini 5 Kiper Terbaik Premier League Musim Ini
Editorial 10 Oktober 2025, 15:12