'Dosa-Dosa' Benitez di Inter Milan
Editor Bolanet | 24 Desember 2010 05:05Bola.net - Oleh: Ronny Wicaksono Dalam beberapa pekan terakhir, spekulasi tentang masa depan Rafael Benitez di Inter Milan terus bergejolak dan hari Kamis (23/12) kemarin semua mencapai puncaknya dengan berakhirnya kepemimpinan pelatih asal Spanyol itu di San Siro. Meski pihak Inter mengklaim jika perpisahan mereka diputuskan dengan kesepakatan bersama, namun banyak pihak tetap menganggap jika telah didepak oleh Nerazzurri - cepat atau lambat hal itu, toh akan terjadi juga. Semua saga ini bermula dari pernyataan Rafa usai membawa La Beneamata memenangkan trofi Piala Dunia Antar Klub, di mana ia memberi ultimatum pada pihak klub, khususnya presiden Massimo Moratti untuk memenuhi permintaannya akan pemain baru atau ia mengancam akan pergi. Banyak pihak menyebut itu adalah langkah konyol yang dilakukan . Kemenangan melawan tim Kongo, TP Mazembe di final merupakan sesuatu yang dirasa wajib dan sudah diperkirakan semua orang - karena jika tidak, pun akan kehilangan pekerjaannya. rupanya merasa sudah melakukan pekerjaan besar dan tidak belajar dari pengalaman pendahulunya, Roberto Mancini dan Luigi Simoni. Mancini dipecat Inter hanya sebulan setelah surat pengunduran dirinya ditolak, dan Simoni pun dilengserkan saat ia merasa layak menerima respek lebih besar usai memenangkan penghargaan Pelatih Terbaik. Berikut adalah 'dosa-dosa' Rafael Benitez yang membuatnya terlempar dari kursi panas pelatih Nerazzurri: - Menyalahkan Kurangnya Amunisi Baru Rafa terus-terusan mengeluh tentang kurangnya aktivitas transfer di tubuh Inter sejak kedatangannya musim panas kemarin, namun ia melupakan dua faktor penting. Pertama, pihak klub harus melakukan upaya untuk menyeimbangkan neraca keuangan mereka, dan kedua, skuad yang dimilikinya adalah adalah tim yang sama yang memenangkan lima trofi dalam tujuh bulan terakhir. Jadi kekuatan tim Inter sejatinya bukanlah masalah utama. - Menyalahkan Badai Cedera Badai cedera yang menimpa Nerazzurri memang mengerikan dan itu tak diragukan lagi. Kehilangan tiga atau empat pemain adalah hal biasa, namun kehilangan hampir separuh skuad utama adalah masalah lain. Meski demikian, jika dirunut ke belakang, di awal musim Inter ditahan imbang tanpa gol oleh Bologna, kemudian dibekuk Roma serta bermain seri kontra Juventus, maka jelas bahwa hasil buruk dan performa mengecewakan Inter sudah muncul jauh sebelum badai krisis mendera. - Tak Bisa Mempertahankan Hubungan Dengan Skuad Lihatlah komentar Marco Materazzi dan Dejan Stankovic usai final Piala Dunia Antar Klub. Stankovic menggambarkan posisinya di bangku cadangan bagaikan 'luka tersayat' sementara Materazzi mengatakan jika 'apa yang dilakukan Benitez bukanlah urusan kami'. Dua pemain ini merupakan figur kunci, pemimpin di ruang ganti dan sikap mereka menggambarkan seluruh skuad Inter. Mereka tahu bahwa pelatih mereka tengah karam, namun mereka tak mau memberikan sedikit pun pertolongan. - Tak Memiliki Kekuasaan Para pemain Inter mungkin tak membenci pelatihnya, namun mereka tak menghormatinya dan itu hal yang jauh lebih buruk. Saat melawat ke Roma, Cristian Chivu menerobos ke sisi lapangan sembari berteriak pada Benitez. "Jika tak ada yang berubah, maka aku akan pergi," serunya memprotes kegagalan Samuel Eto'o membantu pertahanan. Apakah ia berani melakukannya pada Jose Mourinho? Sepertinya tidak. Wesley Sneijder bahkan mengatakan jika ia rela mati demi Mourinho, namun ia tak mau susah payah berkorban untuk Benitez. - Terlalu Banyak Berkelit Enam kekalahan dan enam hasil imbang yang didapat Inter sejauh ini mungkin akan lebih mudah dicerna bagi fans Inter jika sang Spaniard sedikit lebih merendah dalam komentarnya usai pertandingan. Namun sebaliknya, ketimbang memuji penampilan lawan atau mengakui buruknya penampilan anak asuhnya, Benitez lebih suka mengajukan berbagai macam alibi, mulai dari cedera, kondisi lapangan, kepemimpinan wasit dan sebagainya. - Kalah di Laga Penting Takluk dalam partai Derby della Madonnina, tumbang saat bertandang ke kandang Roma dan Lazio, juga saat melawat ke markas Tottenham dan Werder Bremen, yang digambarkan Benitez sebagai 'laga yang tak harus dimenangkan', namun nyatanya itu telah membuang peluang mereka untuk mempertahankan posisi pemuncak klasemen Liga Champions - dan tentunya menambah berat langkah mereka di babak knockout. - Bermain Api Piala Dunia Antar Klub mungkin menjadi peluang Benitez untuk menyelamatkan pekerjaannya dan ia sudah berhasil melakukannya, jika saja ia tak terhanyut oleh kemenangan. Sebelum turnamen, Moratti menyatakan jika memenangkan trofi itu akan mengangkat nilai Benitez dari 6 menjadi 10. Inter sukses merengkuh gelar kelima mereka, dan jika saja Benitez mau mempertahankan egonya, mungkin ia akan mendapatkan respek yang ia inginkan. Sebaliknya, ia bermain api dengan ultimatum 'dukung aku atau pecat aku' yang kemudian memulai saga pemecatannya. - Tak Tahu Terima Kasih Aksi ultimatum Benitez itu mungkin menjadi hal yang jelas betapa ia tak tahu rasa berterima kasih pada Moratti. Ia gagal memahami bahwa ia bisa dan mungkin saja dipecat jauh sebelum Piala Dunia Antar Klub digelar, jika itu bukan karena sang presiden. - Mengambil Alih Tugas Yang Beresiko Posisi jabatan pelatih Inter yang lowong di musim panas kemarin layaknya merupakan minuman racun, terutama untuk Benitez. Mourinho tampaknya telah mempersiapkan semuanya untuk sang rival lama di Liga Premier: memenangkan treble, kemudian meninggalkan Milan dan menyaksikan musuhnya itu mengambil alih tugas yang tampak mustahil yakni melanjutkan kesuksesannya sementara The Special One terus 'mengejeknya' dari Real Madrid. Mengingat blunder transfer yang dilakukan Benitez semasa di Liverpool, kemungkinan besar Moratti kini bisa bernafas lega bahwa ia tak menuruti kemauan Benitez dan lebih memilih untuk melepasnya pergi. Arrivederci, Rafa! (bola/row)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Andre Villas-Boas dan Deretan Pelatih Muda di Era Sepak Bola Modern
Editorial 24 Juni 2011, 19:35 -
SPECIAL ONE: Perjalanan Karir Andre Villas-Boas
Editorial 23 Juni 2011, 19:12 -
MARTIN JOL: 10 Hal Menarik Tentang Pelatih Baru Fulham
Editorial 8 Juni 2011, 20:25 -
Ironi Schalke dan Felix Magath
Editorial 17 Maret 2011, 03:17
LATEST UPDATE
-
Manchester United dan Trabzonspor Sepakat, Onana Menuju Pintu Keluar Old Trafford
Liga Inggris 7 September 2025, 01:57 -
Hasil Armenia vs Portugal: Ronaldo dan Felix Sumbang Dua Gol, Selecao Menang Telak 5-0
Piala Dunia 7 September 2025, 01:11 -
Hasil Inggris vs Andorra: Taktik Tuchel Berbuah Manis, Three Lions Menang 2-0
Piala Dunia 7 September 2025, 01:06 -
Situasi Pelik Inter Milan terkait Lautaro Martinez jelang Duel Kontra Juventus
Liga Italia 7 September 2025, 00:11 -
AC Milan Masih Minati Vlahovic: Ada Kendala dan Pesaing yang Harus Diwaspadai
Liga Italia 6 September 2025, 23:55 -
Jadwal, Hasil Lengkap, Klasemen, dan Top Skor Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Tim Nasional 6 September 2025, 22:55 -
Man of the Match Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Arkhan Fikri
Tim Nasional 6 September 2025, 22:32 -
Terlewatinya Catatan Gol Francesco Totti di Timnas Italia
Piala Dunia 6 September 2025, 22:08 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:48 -
Hasil Race 2 MotoE Catalunya 2025: Eric Granado Raih Kemenangan Ganda untuk LCR E-Team
Otomotif 6 September 2025, 21:44
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24