EDITORIAL: Benteng Solid, Modal Panser Jadi Raja di Brasil
Editor Bolanet | 17 Juni 2014 11:22
Bola.net - Oleh: Gia Yuda Pradana
Kekuatan ofensif begitu menonjol ketika melumat empat gol tanpa balas dalam laga pembuka Grup G Piala Dunia 2014. Namun, yang juga patut diacungi jempol adalah bagaimana pelatih Joachim Loew membangun benteng pertahanan yang sangat solid bagi sang pemegang tiga gelar juara dunia. Tim Panser pun kini makin dijagokan untuk menjuarai Brasil 2014.
Jerman bermain nyaris sempurna dalam laga Piala Dunia ke-100-nya di Arena Fonte Nova, Salvador, Senin (16/6), baik dari lini belakang sampai barisan paling depan. Thomas Muller tampil super dan membuka keunggulan Jerman lewat eksekusi penalti pada menit 12 setelah Joao Pereira dinilai melanggar Mario Gotze di area terlarang. Mats Hummels lalu menanduk masuk corner Toni Kroos untuk menggandakan keunggulan timnya di menit 32. Upaya Portugal untuk bangkit mendapat pukulan setelah Pepe dikartu merah akibat bersitegang dengan Muller di menit 37. Kalah jumlah pemain, Portugal semakin tak berdaya dan dibobol dua gol lagi oleh Muller di masa injury time babak pertama dan pada menit 78.
Portugal bukannya tanpa perlawanan sama sekali. Hanya saja, Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan tampak minim kreativitas hingga kesulitan menemukan jalur menuju gawang.
Trio kapten Philipp Lahm, Kroos dan Sami Khedira menjalankan tugas mereka dengan sangat baik sebagai jangkar sekaligus penyeimbang di lini tengah. Itu membuat kuartet Benedikt Howedes, Hummels, Per Mertesacker dan Jerome Boateng lebih mudah melindungi Manuel Neuer di bawah mistar dari potensi ancaman lawan.
Saat operan-operan pendek tak mempan dipakai untuk menembus dari tengah, Portugal pun dipaksa bermain melebar. Wajar saja, karena Portugal memiliki Nani dan sang pemenang Ballon d'Or 2013 Ronaldo dengan skill individu mumpuni untuk melakukan terobosan melalui dribel maupun crossing. Namun, Jerman bisa membaca pola serangan ini.
Saat menyingkirkan Swedia di babak play-off kualifikasi, counter attack Portugal begitu mematikan. Di Salvador, strategi andalan pasukan Paulo Bento dikunci habis oleh Jerman.
Setiap kali menguasai bola, Portugal langsung dihadapkan pada filter berlapis Jerman, bahkan sejak dari wilayah mereka sendiri. Itu membuat Portugal kesulitan membangun serangan. Trio Joao Moutinho, Miguel Veloso dan Raul Meireles pun tak banyak memberi kontribusi saat Portugal masuk mode ofensif.
Alhasil, para pemain Portugal jadi cenderung ingin secepat mungkin mengoper bola kepada Nani atau Ronaldo di kedua sayap. Ini terlalu mudah ditebak. Jerman berulang kali sukses menetralisirnya dengan tekel, interception maupun clearance. Lihat statistik Squawka di bawah ini.
Ronaldo, yang diharapkan jadi kunci kemenangan Portugal, tercatat melepaskan tujuh dari total 13 tembakan Seleccao das Quinas sepanjang laga. Namun, karena sempitnya ruang gerak, nyaris tak ada yang membahayakan gawang Jerman. Bintang Real Madrid itu hanya punya dua shots on target dan semuanya dimentahkan oleh Neuer di bawah mistar.
Muller justru lebih efektif dan lebih tajam. Dari empat shots, dia mencetak tiga angka.
Portugal dan Jerman sama-sama menghasilkan total 13 shots dari ball possession yang nyaris berimbang (57% - 43%). Namun, karena Portugal kesulitan mendobrak skema pertahanan berlapis Jerman menyusul minimnnya variasi serangan, mereka pun lebih banyak menembak dari luar kotak. Kerja Neuer pun praktis jadi jauh lebih mudah.
Kartu merah Pepe memang tak bisa dipungkiri telah membuat kekuatan Portugal tereduksi. Namun, melihat perbedaan kualitas serangan dan pertahanan kedua tim, bermain 11 vs 11 pun Portugal sepertinya bakal tetap dipaksa menyerah kalah.
Secara keseluruhan, Jerman tampil dengan performa jauh lebih baik dibandingkan Portugal.
Bagi Jerman, ini adalah clean sheet mereka yang ke-38 di putaran utama Piala Dunia. Hanya Brasil (42) yang punya clean sheet lebih banyak.
Pertahanan solid merupakan salah satu faktor penting bagi sebuah tim untuk bisa berjaya di kompetisi selevel Piala Dunia. Jerman sudah memilikinya.
Dipadu kreativitas dan serangan mematikan, Jerman pun tak pelak semakin diunggulkan untuk menjuarai grup yang juga dihuni oleh serta Amerika Serikat. Bahkan, bukan tak mungkin Tim Panser menjadi raja di Brasil dan merengkuh titelnya yang keempat. [initial]
Klik Juga:
- EDITORIAL: Super-Muller
- Review: Hattrick Muller Pecundangi Portugal
- Seabad Jerman, Kekalahan Terbesar Portugal
- Jerman 100 Laga, 210 Gol, 61 Kemenangan
- Legenda Jerman Cemooh Permainan Ronaldo
- 'Siapa itu Cristiano?'
- 'Jika Bukan Karena Wasit, Jerman vs Portugal Akan Beda'
- Media Jerman Sempat Ejek Tubuh Kekar Ronaldo
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Hasil Saudi Pro League: Felix Hattrick, Ronaldo Ikut Pesta, Al Nassr Hancurkan Al Fateh
Asia 19 Oktober 2025, 05:47 -
Cristiano Ronaldo Pernah Kunyah Rumput karena Kesal pada Maurizio Sarri di Juventus
Liga Italia 18 Oktober 2025, 19:04 -
5 Pemain yang Pernah Membela Liverpool dan Manchester United
Editorial 17 Oktober 2025, 21:02 -
4 Bek Tengah Incaran Real Madrid untuk Musim Depan
Editorial 17 Oktober 2025, 20:32
LATEST UPDATE
-
Tradisi Apik Monaco, Tren Positif Tottenham
Liga Champions 22 Oktober 2025, 17:21 -
Karya Jurnalistik Akan Masuk Revisi UU Hak Cipta, Menteri Hukum: Harus Dilindungi
News 22 Oktober 2025, 17:17 -
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
Liga Italia 22 Oktober 2025, 16:56 -
Cek Jadwal Aksi Pemain Indonesia di Liga Europa 2025/26: Tayang di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 16:12 -
Harry Maguire Siap Berkorban Banyak Demi Bertahan di Manchester United
Liga Inggris 22 Oktober 2025, 15:28 -
Ousmane Dembele Dukung Mbappe Raih Ballon dOr: Dia Layak Dapat!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 14:37
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04