Para Kuda Hitam di Afrika Selatan

Editor Bolanet | 11 Juni 2010 01:04

Bola.net -

Oleh: Ronny Wicaksono

Di setiap turnamen olah raga selalu hadir kekuatan-kekuatan besar yang dianggap status quo, tim atau individu dengan kekuatan mapan yang memasuki setiap pertandingan dengan status favorit. Namun juga muncul kubu yang mampu menghadirkan kejutan meski mereka sama sekali tak diperhitungkan sejak awal, tak terkecuali di Piala Dunia. Masih ingatkah Anda ketika Kamerun menjungkirbalikkan prediksi para pengamat dengan melumat Argentina di laga perdana Grup B Piala Dunia Italia 1990, dan terus melaju hingga dihentikan Inggris di perempat final? Atau ketika di edisi 1998 Kroasia membungkam tim besar macam Jerman dengan skor telak 3-0 di perempat final, dan harus dihentikan oleh tuan rumah Prancis (yang akhirnya menjadi jawara dunia) di semifinal? Juga saat Piala Dunia kali pertama dihelat di benua Asia tahun 2002 silam, Senegal mampu melibas juara bertahan Prancis di partai pembuka serta dua tim kuda hitam lainnya - Korea Selatan dan Turki - mampu melangkah hingga ke semifinal? Dan terakhir, empat tahun lalu giliran Australia yang membuat Italia harus memeras keringat hingga menit akhir sebelum takluk oleh penalti Francesco Totti di babak 16 besar - dan Italia akhirnya mampu mengangkat trofi Piala Dunia keempat mereka? Tahun ini Piala Dunia akan diadakan untuk kali pertama di Afrika, dan tim-tim dari benua hitam ini diprediksi bakal punya motivasi tinggi untuk mencatat sejarah di turnamen sepak bola paling akbar tersebut, meski mungkin perjalanan mereka tak akan sejauh yang diprediksi banyak orang. Selain itu ada juga tim-tim dari benua Eropa dan Asia yang sebagian di antara mereka bisa menghadirkan kejutan di Afrika Selatan. Berikut bola.net mencoba menyusun daftar sepuluh tim yang berpotensi menjadi pendobrak kekuatan status quo di Piala Dunia 2010 nanti: - Peringkat terakhir FIFA: 15 Manajer: Radomir Antic Pemain Kunci: Nemanja Vidic Prestasi Terbaik: Peringkat Keempat (1930 dan 1962 sewaktu bernama Yugoslavia) Yugoslavia pernah disegani sebagai negara Eropa dengan tradisi kuat di sepak bola, dan setelah negara itu terbelah pun, kekuatan negara pecahan Yugoslavia tak pernah luntur. Tahun ini kekuatan mereka akan menampakkan wujudnya di dalam skuad tim Serbia. Berintikan pemain yang malang melintang di tim papan atas Eropa; seperti Nemanja Vidic di Manchester United serta Dejan Stankovic di Inter Milan, mereka siap menghadirkan ancaman serius bagi tim-tim besar yang lain. Di bawah tangan dingin mantan pelatih Real Madrid dan Atletico Madrid, Radomir Antic, Serbia bermain dominan pada babak kualifikasi dan memaksa mantan juara dunia, Prancis terpuruk di peringkat dua sehingga harus menentukan nasibnya lewat partai playoff. Jerman yang menjadi unggulan Grup D harus benar-benar mewaspadai ancaman yang siap ditebarkan kubu Serbia jika mereka tak ingin tergelincir di Afrika Selatan nanti.

Skuad Serbia (c)AFP
- Peringkat terakhir FIFA: 34 Manajer: Vladimir Weiss Pemain Kunci: Marek Hamsik Prestasi Terbaik: - Ini kali pertama Slovakia tampil di putaran final Piala Dunia, namun merupakan kesalahan besar jika lawan mereka di Grup F memandang enteng kekuatan Slovakia karena tim ini punya tradisi kuat yang mereka warisi dari negara induk mereka, Cekoslovakia. Tahun ini mereka mampu meraih tiket ke Afrika Selatan, meninggalkan saudara mereka, Republik Ceska yang gagal melewati babak kualifikasi. Talenta yang paling menonjol dari Slovakia mungkin adalah gelandang berbahaya yang bermain untuk Napoli, Marek Hamsik. Namun seperti tim Eropa Timur pada umumnya, kekuatan mereka justru terletak pada kemampuan fisik serta kolektivitas tim yang mumpuni.

Skuad Slovakia (c)AFP
- AFRIKA SELATAN Peringkat terakhir FIFA: 83 Manajer: Carlos Alberto Parreira Pemain Kunci: Steven Pienaar Prestasi Terbaik: Putaran Pertama (1998, 2002) Afrika Selatan mungkin adalah salah satu tim dengan peringkat terendah FIFA dalam perhelatan Piala Dunia kali ini, namun sejatinya mereka punya cukup banyak talenta yang mampu membawa tim Bafana Bafana meraih performa menjanjikan, salah satunya adalah Steven Pienaar yang bermain gemilang untuk Everton serta kapten Aaron Mokoena yang membela Portsmouth. Satu kelemahan yang mungkin muncul adalah tidak dipanggilnya top skorer tim, Benni McCarthy. Namun tentunya pelatih Carlos Alberto Parreira yang pernah meraih sukses bersama timnas Brasil, punya strategi khusus untuk mengisi peran McCarthy. Selain itu faktor tuan rumah tentu akan memberikan andil amat besar bagi perjalanan tim, setidaknya untuk mencatat prestasi lebih baik dari sebelumnya.

Skuad Afrika Selatan (c)AFP
- AMERIKA SERIKAT Peringkat terakhir FIFA: 14 Manajer: Bob Bradley Pemain Kunci: Landon Donovan Prestasi Terbaik: Peringkat Ketiga (1930) The Sam's Army mungkin tak memiliki kultur sepak bola sekuat negara-negara Eropa atau Amerika Latin, namun mereka punya semangat dan kesatuan tim yang amat kuat, dan itu menjadi senjata yang efektif jika dipadukan dengan para pemain berbakat yang menimba pengalaman hingga ke Eropa seperti Landon Donovan dan Clint Dempsey. Bukti paling sahih adalah ketika mereka menjungkalkan jawara Eropa, Spanyol di semifinal Piala Konfederasi tahun lalu sebelum menyerah di tangan sang kampiun, Brasil. Ini merupakan bukti bahwa kekuatan Amerika Serikat tak bisa dipandang remeh, apalagi jika mereka bisa belajar dari pengalaman tahun lalu demi menyempurnakan diri tahun ini.

Skuad Amerika Serikat (c)AFP
- PANTAI GADING Peringkat terakhir FIFA: 27 Manajer: Sven-Goran Eriksson Pemain Kunci: Didier Drogba Prestasi Terbaik: Putaran Pertama (2006) Salah satu negara di Afrika yang dianggap memiliki talenta-talenta terbaik, Pantai Gading menunjukkan perkembangan impresif selama satu dekade terakhir, terutama empat tahun lalu ketika mereka berhasil melaju ke putaran final Piala Dunia 2006 di Jerman. Sayang langkah mereka terhenti di putaran pertama karena masuk ke dalam grup maut, sama seperti tahun ini. The Elephants akan berharap banyak dari para pemain yang merumput di klub besar Eropa, terutama kapten Didier Drogba yang tampil luar biasa bersama Chelsea musim kemarin. Selain itu ada juga dua bersaudara Kolo Toure dan Yaya Toure serta Salomon Kalou. Skuad penuh talenta ini bakal diasah oleh kecerdikan dan pengalaman seorang Sven-Goran Eriksson sehingga patut dinanti kiprah mereka melawan kekuatan besar seperti Brasil dan Portugal di Grup G.

Skuad Pantai Gading (c)AFP
- Peringkat terakhir FIFA: 20 Manajer: Pim Verbeek Pemain Kunci: Tim Cahill Prestasi Terbaik: Putaran Kedua (2006) Empat tahun lalu di bawah asuhan Guus Hiddink, The Socceroos memukau mata dunia saat mereka lolos untuk kali kedua di Piala Dunia sejak tahun 1974. Memasang para pemain yang banyak berkiprah di Liga Inggris, Australia tampil menjanjikan namun mereka akhirnya terhenti secara tragis pada babak 16 besar di tangan Italia. Kini bermaterikan pemain yang hampir sama, Australia akan berusaha melangkah lebih jauh di Afrika Selatan tahun ini. Namun terlebih dahulu mereka harus mampu melewati hadangan Jerman serta tim kuda hitam lain, Serbia di babak penyisihan Grup D.

Skuad Australia (c)AFP
- Peringkat terakhir FIFA: 17 Manajer: Javier Aguirre Pemain Kunci: Rafael Marquez Prestasi Terbaik: Perempat Final (1970, 1986) Meksiko melalui partai babak kualifikasi zona CONCACAF dengan awal buruk, namun semua berubah sejak kedatangan Javier Aguirre. Sosok pelatih inilah yang menjadi kunci sukses El Tri melangkah ke Afrika Selatan. Pelan tapi pasti permainan mereka makin padu dan solid. Semua berkat keberhasilan Aguirre memadukan talenta muda macam Carlos Vela (Arsenal), Javier Hernandez (Manchester United) serta Giovani Dos Santos (Tottenham Hotspur) dengan muka lama berpengalaman seperti kapten Rafael Marquez (Barcelona), Cuauhtemoc Blanco dan Guillermo Franco. Maka terbentuklah tim yang siap tampil meyakinkan dan berpeluang besar lolos sebagai satu wakil dari grup A.

Skuad Meksiko (c)AFP
- Peringkat terakhir FIFA: 24 Manajer: Ottmar Hitzfeld Pemain Kunci: Alexander Frei Prestasi Terbaik: Perempat Final (1934, 1938, 1954) Lolos ke Afrika Selatan dengan status pemuncak grup, melewati mantan juara Eropa Yunani, tentu bukan prestasi main-main. Dan hal itu akan terasa wajar jika menilik komposisi yang dimiliki Swiss. Para pemain mereka banyak memperkuat klub-klub Eropa dan semua itu dipadukan dengan sempurna oleh tangan emas Ottmar Hitzfeld, pelatih yang meraih sukses bersama Bayern Munich. Empat tahun lalu, Swiss nyaris membuat kejutan saat mereka lolos ke putaran kedua sebagai juara grup, di atas Prancis. Kiprah mereka harus terhenti di tangan Ukraina, itu pun melalui adu penalti. Tahun ini mereka berambisi untuk melangkah lebih jauh, minimal menyamai prestasi terbaik mereka saat masih diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan Eropa, melaju hingga perempat final.

Skuad Swiss (c)AFP
- Peringkat terakhir FIFA: 18 Manajer: Marcelo Bielsa Pemain Kunci: Humberto Suazo Prestasi Terbaik: Peringkat Ketiga (1962) Empat tahun lalu Chile gagal terbang ke Piala Dunia di Jerman, namun mereka segera bangkit dan melampiaskannya tahun ini. Penampilan yang impresif di babak kualifikasi membuat mereka nangkring di posisi kedua klasemen akhir zona Amerika Selatan, di bawah Brasil. Peran mantan pelatih Argentina, Marcelo Bielsa dalam menyusun kekuatan timnya menjadi salah satu faktor keberhasilan Chile menuju Afrika Selatan. Salah satu pemain yang patut diwaspadai dari skuad Chile saat ini adalah Humberto Suazo, penyerang yang mencetak 10 gol dan menjadi top skorer babak kualifikasi zona CONMEBOL. Namun selain itu, Bielsa juga punya amunisi-amunisi tangguh yang siap menyulitkan tim favorit Spanyol di Grup H nanti.

Skuad Chile (c)AFP
- Peringkat terakhir FIFA: 19 Manajer: Paul Le Guen Pemain Kunci: Samuel Eto'o Prestasi Terbaik: Perempat Final (1990) The Indomitable Lions melalui babak kualifikasi dengan buruk, namun kehadiran Paul Le Guen telah membalikkan situasi. Pelatih berkharisma asal Prancis itu sukses membawa Kamerun memenangi partai sisa dan meraih tiket ke Afrika Selatan, sekaligus mencatat rekor sebagai negara Afrika pertama yang tampil sebanyak enam kali di Piala Dunia. Kekuatan utama Kamerun pun terletak pada para talenta yang melanglang buana ke benua Eropa; penyerang Inter Milan Samuel Eto'o, gelandang Arsenal Alexandre Song, serta duet bek Tottenham Benoit Assou-Ekotto dan Sebastien Bassong. Meski belakangan tampil kurang impresif di laga pemanasan, racikan Le Guen diharapkan mampu membangkitkan 'sang singa' di persaingan Grup E.

Skuad Kamerun (c)AFP
Jadi tim manakah yang Anda anggap bakal menjadi kuda hitam paling sukses di Afrika Selatan? Utarakan komentar Anda. (bola/row)

TAG TERKAIT

BERITA TERKAIT

LATEST UPDATE