Sejarah Emas Garuda Merah Putih Kalahkan Uruguay
Editor Bolanet | 7 Oktober 2010 17:41Bola.net - "Jas Merah (Jangan sekali-sekali melupakan sejarah)!" Pesan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno ini nampaknya layak dicamkan para penggawa timnas Indonesia dalam persiapan mereka menghadapi semifinalis Piala Dunia 2010, Uruguay. Apabila menengok masa lalu, ternyata para penggawa Garuda merah Putih sama sekali tak perlu minder menghadapi kedigdayaan La Celeste. Pasalnya, sejarah telah mencatat bahwa timnas Indonesia pernah menaklukkan salah satu tim terbaik dunia itu. Prestasi yang (seharusnya) tercatat dengan tinta emas itu terjadi lebih dari tiga dasawarsa silam, tepatnya tahun 1974. Waktu itu, untuk memeriahkan peringatan ulang tahun PSSI, otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu mengundang timnas Uruguay untuk melakukan laga persahabatan. Undangan itu tak bertepuk sebelah tangan. La Celeste tak keberatan untuk berlaga di Senayan pada laga yang dihelat 19 April 1974. Dalam laga tersebut yang ditonton sekitar 60 ribu orang tersebut, Uruguay menurunkan tim yang dipersiapkan untuk Piala Dunia 1974. Namun, menurut salah satu saksi hidup laga tersebut Sutan Harhara, Laskar Garuda Merah Putih tak gentar sama sekali dengan kekuatan Uruguay. Bahkan, mereka berhasil mematikan permainan kesebelasan asal Amerika Latin itu "Saat itu, kami main fight, tidak lembek, dan penuh kedispilinan tinggi," ujar Sutan Harhara. "Kami tidak mengalami kesulitan berarti menghadapi mereka. Gaya permainan hampir sama dengan kita, mengandalkan umpan-umpan pendek dan sesekali bermain individu duel satu lawan satu. Beruntungnya kala itu timnas Indonesia dihuni banyak pemain yang memiliki skill individu bagus," kata Sutan. Di bawah asuhan , skuad Merah Putih yang diperkuat , Ronny Paslah, Abdul Kadir, Anwar Ujang, dan , memegang kendali permainan. Uruguay, yang dilatih Juan Alberto Schiaffino, kerap kerepotan menahan gempuran bertubi-tubi Indonesia dari sektor sayap. Bahkan di akhir pertandingan mereka harus rela bertekuk lutut dengan skor 2-1. Merasa malu dengan kekalahan itu, Uruguay pun meminta pertandingan ulang sehari setelah kekalahan. Mereka sukarela tampil gratis tanpa dibayar. "Kami sih mau saja walau kondisi fisik lelah karena berpikir kesempatan bermain melawan tim luar negeri bisa menaikkan reputasi," ujar Sutan, yang kini menjabat Direktur Teknik PSSI itu. Sayangnya, pada laga ulang timnas Indonesia kalah 2-3. Walau begitu hal tersebut tak menghilangkan kebanggaan para pemain. "Kami telah memberi pelajaran berharga kepada mereka untuk tidak meremehkan tim-tim yang kelasnya di bawah," ujar Sutan, dengan nada bangga. Setelah lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia kembali bakal menjajal kekuatan Uruguay. Dengan kondisi yang telah jauh berubah, akankah Indonesia bisa mengulang catatan manis mereka? Yang jelas, harapan itu selalu ada, asalkan para penggawa Indonesia tidak terlebih dahulu minder dengan nama besar lawan dan kalah sebelum bertanding. (kpl/bola)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Update Klasemen Pembalap WorldSSP300 2025
Otomotif 6 September 2025, 18:26 -
Hasil Race 1 WorldSSP300 Prancis 2025: Debut Arai Agaska, Loris Veneman Menang
Otomotif 6 September 2025, 18:22 -
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026: Korea Selatan Habisi Laos Tujuh Gol Tanpa Balas
Tim Nasional 6 September 2025, 18:02 -
Prediksi Lithuania vs Belanda 7 September 2025
Piala Dunia 6 September 2025, 17:50 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:46 -
Update Klasemen Pembalap WorldWCR 2025
Otomotif 6 September 2025, 17:25 -
Hasil Race 1 WorldWCR Prancis 2025: Kalahkan Chloe Jones, Maria Herrera Rebut Kemenangan
Otomotif 6 September 2025, 17:21 -
Debut Mauro Zijlstra untuk Timnas Indonesia, Impian yang Jadi Kenyataan
Tim Nasional 6 September 2025, 17:17
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24