Sepakbola Indonesia Dalam Untaian Nada
Asad Arifin | 19 April 2016 18:29
Bola.net - Bola.net - Bagi Anda yang mencintai sepakbola Indonesia sejak 2010, ketika Irfan Bachdim dan kawan-kawan mengharu biru pada ajang AFF Cup, pastilah sangat mengenal lagu Garuda di Dadaku. Lagu yang ditembangkan grup band Netral ini menjadi lagu wajib yang mengiringi aksi Skuat Garuda pada ajang tersebut.
Namun, tahukah Anda jika banyak lagu dari musisi Indonesia yang bertema sepakbola Indonesia. Bahkan, ada lagu bertema keperkasaan para pejuang lapangan hijau yang sempat membuat pemerintah Orde Baru kebakaran jenggot dan membuat grup band yang menyanyikan lagu tersebut harus bubar jalan.
Berikut beberapa lagu yang memotret sepakbola Indonesia pilihan redaksi .
Black Brothers - Persipura
Orang telah tahu, semua pun tahu, di lapangan hijau kini telah muncul di ufuk timur, mutiara hitam.
Timo Kapisa, Johanes Auri dan kawan-kawannya.. bermain gemilang, menerjang lawan dan selalu menang
Demikian penggalan lirik lagu Persipura yang dinyanyikan Black Brothers. Dalam lagu ini, muncul kata Mutiara Hitam, yang sampai saat ini digunakan sebagai julukan Persipura.
Sukses lagu ini, membuat nama Black Brothers makin berkibar. Apalagi, lagu-lagu Marthy Messet dan kawan-kawan banyak mengambil tema kebangkitan nasionalisme Papua. Walhasil, Orde Baru merasa terusik dan grup tersebut akhirnya terpaksa harus bubar jalan pada 90-an.
Iwan Fals - Mereka Ada di Jalan
Perkara sepakbola tak lepas dari pengamatan musisi sekaliber Iwan Fals. Pada lagu yang dirilis pada tahun 1992 ini, Virgiawan Listanto -nama asli Iwan Fals- menyindir pola pikir pro-pembangunan Orde Baru, yang menurutnya membuat anak-anak kecil -calon penerus legenda-legenda sepakbola Indonesia- kehilangan tempat bermain.
Ramang kecil, Kadir kecil menggiring bola di jalanan. Ruli kecil, Ricky lika-liku jebolkan gawang
Tiang gawang puing-puing. Sisa bangunan yang tergusur Tanah lapang hanya tinggal cerita. Yang nampak mata hanya para pembual
saja
Padhyangan Project - Kop dan Headen
Semenjak zamannya Maladi, hingga ke zaman Ronny Patinasarany. Mereka berjuang demi negeri Untuk satu nama PSSI.
Namun kini zamannya tlah berganti Pemain seringnya malah berkelahi. Permainan sudah tidak fair lagi Hanya jadi ajang bela diri
Dengan nada Close to Heaven dari Color Me Badd, tak sulit bagi lagu ini untuk langsung mengharu biru pecinta musik Indonesia pada tahun 1994. Dengan lirik kocak, Padhyangan Project menyentil kondisi sepakbola Indonesia, yang lebih banyak berantem ketimbang prestasinya.
Pada 2016 ini, 22 tahun setelah lagu tersebut pertama kali dikeluarkan, kondisi yang digambarkan pada lirik lagu tersebut masih saja terjadi. Entah apakah Padhyangan Project memiliki kemampuan meramal masa depan, ataukah para pelaku sepakbola kita yang memang bebal dan tak mau berbenah?
Padhyangan Project - Lagunya Lagu Bola
Gempita Piala Dunia 1998 di Perancis bergaung pula di Indonesia. Ironi terjadi karena sepakbola Indonesia waktu itu mati suri. Krisis moneter yang berlanjut pada krisis politik membuat Liga Indonesia harus dihentikan karena alasan keamanan. Di tengah kondisi seperti itu, Denny Chandra dan kawan-kawan dengan kocak menyindir kondisi sepakbola Indonesia.
Dengan memparodikan lirik Livin La Vida Loca dari Ricky Martin yang menjadi official theme song Piala Dunia 1998, Padhyangan Project berhasil memotret kondisi sosial politik Indonesia yang berimbas ke lapangan hijau.
Kita Indonesia gak ikut ke sana, Jadi peserta piala dunia. Lebih menderita karena huru-hara. Liga Indonesia tidak berdaya
Tidak berdaya…
Rencananya Indonesia kan menuju pentas dunia. Bagaimana itu bisa? Liga saja tidak ada. Apa sepakbola mirip bank swasta? Tak bermodal lagi dilikuidasi. Mending merger saja dengan binaraga Agar atlet bola bisa perkasa. Bisa perkasa… Bisa perkasa…
Slank - Bola
Jumudnya kondisi sepakbola Indonesia tak lepas dari pengamatan Slank. Melalui lagu berjudul Bola, Bimbim dan kawan-kawan bahkan menyerukan revolusi sepakbola Indonesia. Slank sendiri bisa dikatakan dekat dengan lapangan hijau. Mereka pernah hadir di pembukaan Liga Primer Indonesia (LPI), Indonesia Super League, dan terakhir di pembukaan Piala Jenderal Soedirman.
Bahkan salah satu gitaris mereka, Abdee Negara sempat menjadi steering committee Piala Jenderal Soedirman. Belakangan, Abdee membeli Villa 2000 dan memboyong klub tersebut ke Palu. Di sana, klub ini bersalin nama menjadi Palu United.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Kata-kata Pertama Miliano Jonathans Setelah Debut Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 12:24 -
Patrick Dorgu Terkejut dengan Keputusan Manchester United di Bursa Transfer
Liga Inggris 6 September 2025, 12:17 -
Jadwal Timnas Indonesia di FIFA Matchday September 2025, Live SCTV, Indosiar, dan Vidio
Tim Nasional 6 September 2025, 12:11 -
Gawat! Man City Bisa Tanpa 10 Pemain Saat Derby Kontra MU
Liga Inggris 6 September 2025, 12:05 -
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Tim Nasional 6 September 2025, 12:04 -
Harga Emas Antam dan Perhiasan Kompak Naik Hari Ini, Simak Rincian Lengkapnya
News 6 September 2025, 11:41 -
Pakar Cedera Ungkap Detail Kondisi Matheus Cunha di Manchester United
Liga Inggris 6 September 2025, 11:28 -
Efek Tamparan Gattuso, Italia Bangkit dengan Perkasa
Piala Dunia 6 September 2025, 11:10 -
Manchester United Masih Belum Lepaskan Pandangannya dari Eks Pemain Chelsea Ini
Liga Inggris 6 September 2025, 11:05 -
Gattuso: Italia Harus Ambil Risiko untuk Bisa Menang
Liga Inggris 6 September 2025, 10:52 -
Harga 75 Juta Poundsterling Tapi Belum Juga Moncer di MU, Benjamin Sesko Kena Sentil
Liga Inggris 6 September 2025, 10:49 -
Rasa Hormat Fans Timnas Indonesia pada Jhon Benchy, Didier Drogba-nya Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 10:18
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24