Arema Cronus: Klub Wajib Mengedukasi Suporter
Asad Arifin | 31 Oktober 2016 22:43
Bola.net - - Kekerasan yang masih menghantui suporter sepakbola nasional mendapat sorotan Arema Cronus. Mereka menilai klub memiliki kewajiban untuk mendidik suporter, termasuk untuk menghindari aksi kekerasan.
Ada hubungan sinergis antara klub dan suporter. Kewajiban manajemen klub, salah satunya adalah mengedukasi dan berkomunikasi dengan suporter. Jadi harus rutin ada komunikasi dan edukasi ini, ujar General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo.
Menurut Ruddy, cara paling efektif untuk meredam kekerasan antar suporter adalah dengan melibatkan suporter itu sendiri. Karenanya, klub harus memiliki hubungan baik dengan suporter mereka. Ini yang selalu kita coba dan usahakan, tuturnya.
Sebelumnya, sepakbola Indonesia kembali memakan tumbal. Seorang bobotoh harus meregang nyawa karena dikeroyok jelang menyaksikan pertandingan Persib Bandung melawan Persegres Gresik United di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Sabtu .
Bobotoh naas tersebut bernama Muhammad Rovi Arrahman. Remaja yang karib disapa Omen ini, dikeroyok puluhan orang saat melintas di Jalan Raya Inspeksi Kalimalang, Cikarang Selatan, Jawa Barat. Ia dan dua rekannya dilempari batu dan helm. Omen yang dibonceng motor paling belakang terjatuh dan terseret sekitar tujuh meter.
Usai terjatuh, remaja 17 tahun ini dipukuli menggunakan tangan, batu, benda tumpul dan senjata tajam. Saat ditolong, Omen sudah dalam kondisi kritis akibat luka robek di pipi kanan, memar di bagian belakang kepala, luka lecet di tangan kanan dan kiri serta kedua kakinya. Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Harapan Keluarga, nyawa Omen akhirnya tak tertolong. Ia mengembuskan nafas terakhir pada Minggu (23/10).
Kematian Omen menambah panjang daftar kelam kekerasan di sepakbola Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) SOS, Omen adalah korban nyawa ke-51 sejak Liga Indonesia digelar pada 1994/1995.
Lebih lanjut, Ruddy berharap agar akar kebencian tak terus tumbuh di sepakbola Indonesia. Rivalitas, sambungnya, hanya ada selama 90 menit di lapangan. Itupun hanya sebatas adu kreasi mendukung tim pujaan mereka.
Ini yang harus terus menerus diedukasikan oleh manajemen klub ke suporter, tandasnya. (den/asa)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
3 Pemain Kreatif yang Bisa Jadi Kunci Performa Timnas U-22 vs Mali
Tim Nasional 15 November 2025, 14:09
-
Timnas Indonesia U-22 Hadapi Mali, Kadek Arel Tatap Serius
Tim Nasional 15 November 2025, 13:53
-
Rekor Kedisiplinan Lionel Messi vs Cristiano Ronaldo: Siapa Lebih Bersih?
Piala Dunia 15 November 2025, 12:54
-
Pedri Ungkap Pemain Kelas Dunia yang Ingin Dibawa ke Barcelona
Liga Spanyol 15 November 2025, 12:39
-
Simak Cara Akses Byon Combat Showbiz 6, Eksklusif Pay Per View di Vidio
Olahraga Lain-Lain 15 November 2025, 10:21
-
Tempat Menonton Timnas Indonesia U-22 vs Mali U-22 di Indosiar Malam Ini
Tim Nasional 15 November 2025, 10:10
-
Nonton Timnas Indonesia U-23 vs Mali U-23 Eksklusif di Vidio
Tim Nasional 15 November 2025, 10:03
-
Nonton Live Streaming Timnas Indonesia U-22 vs Mali di Indosiar - Friendly Match
Tim Nasional 15 November 2025, 09:01
-
AC Milan Takluk dari Tim Serie B dalam Laga Uji Coba
Liga Italia 15 November 2025, 08:50
LATEST EDITORIAL
-
Tempat Lahirnya Legenda: 10 Stadion Paling Ikonik dalam Sejarah Sepak Bola
Editorial 13 November 2025, 10:55
-
Florian Wirtz Selanjutnya? 10 Rekrutan Terburuk dari Juara Bertahan Premier League
Editorial 12 November 2025, 11:23
-
6 Gelandang yang Bisa Jadi Target Manchester United pada Bursa Transfer Januari 2026
Editorial 12 November 2025, 10:55
-
8 Penendang Penalti Terbaik Sepanjang Masa di Premier League, Siapa Paling Akurat?
Editorial 11 November 2025, 13:01










