Di Balik Tumbangnya Liga Indonesia All Star, Ada Pelajaran dan Pengalaman Berharga

Gia Yuda Pradana | 7 Juli 2025 11:09
Di Balik Tumbangnya Liga Indonesia All Star, Ada Pelajaran dan Pengalaman Berharga
Skuad Liga Indonesia All Star saat menghadapi Oxford United di SUGBK, Minggu (06/07/2025). (c) Bola.net/M. Iqbal Ichsan

Bola.net - Kekalahan memang bukan akhir dari segalanya, terlebih jika dijadikan pelajaran berharga. Itulah yang terjadi saat Liga Indonesia All Star takluk 3-6 dari Oxford United dalam laga pembuka Grup A Piala Presiden 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (6/7/2025). Meski skor akhir mencolok, pertandingan ini justru memberi pelajaran dan pengalaman internasional yang langka bagi para pemain lokal.

Enam gol Oxford United berasal dari ketajaman Mark Harris (2', 30'), Michal Helik (45'), Tom Bradshaw (53'), Przemyslaw Placheta (56'), dan Brian De Keersmaecker (68'). Sementara itu, Liga Indonesia All Star membalas melalui Riko Simanjuntak (14'), Rizky Dwi Febrianto (75'), dan Eksel Runtukahu (81'). Pertandingan ini berjalan dinamis dan jadi perhatian karena mempertemukan kekuatan lokal dengan tim Eropa.

Advertisement

Pelatih Rahmad Darmawan (RD) menilai laga seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan mental dan kepercayaan diri pemain Indonesia. “Jujur, saya berterima kasih karena para pemain merasakan laga internasional seperti ini. Dulu, waktu saya bermain, setiap kota bikin, ada di Medan, Makassar, mengundang tim-tim besar,” ucapnya dalam konferensi pers seusai laga.

1 dari 2 halaman

Rasa Grogi yang Perlahan Terkikis

RD mengakui kalau anak asuhnya tampil kurang percaya diri di awal laga. Atmosfer pertandingan melawan tim Eropa, ditambah perhatian ribuan penonton di stadion, membuat beberapa pemain terlihat kaku dan ragu dalam mengambil keputusan. Ini menjadi refleksi bahwa pengalaman bertanding di level internasional masih jadi PR besar.

"Mungkin banyak yang sudah lama tidak menghadapi atmosfer pertandingan melawan tim Eropa, kemudian ada banyak penonton di situ," tutur Rahmad. Ketidaksiapan mental tersebut terlihat jelas dalam 25 menit pertama saat Oxford United memegang kendali penuh atas jalannya pertandingan.

Namun, seiring berjalannya waktu, Liga Indonesia All Star mulai menemukan ritme permainan. Tekanan Oxford sempat diimbangi dengan serangan balik cepat dan peluang-peluang berbahaya, yang kemudian berbuah tiga gol. “Setelah 25 menit terlewati, kami mulai bisa mengembangkan permainan dan keluar dari tekanan lawan sehingga menghasilkan beberapa peluang,” imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Ajakan Menghidupkan Tradisi Lawan Klub Asing

Dalam pandangan Rahmad, laga melawan klub-klub luar seperti Oxford United dan Port FC (Thailand) punya nilai strategis. Bukan hanya soal hasil, tetapi soal mental, pembelajaran taktik, dan adaptasi terhadap kecepatan permainan. Itulah mengapa RD sangat berharap momen seperti ini bisa dihidupkan kembali di masa depan.

“Harapan saya hal seperti itu kembali dihidupkan. Di Piala Presiden mendatang, undang tim yang lebih bagus lagi. Ini semua penting untuk membangun kepercayaan diri para pemain melawan tim apa pun,” tegasnya. Menurutnya, semakin sering pemain Indonesia menghadapi lawan asing, semakin terlatih pula insting bertanding dan respons mereka di lapangan.

Dengan format seperti Piala Presiden 2025 ini, Liga Indonesia tidak hanya memperkenalkan bintang lokal ke publik, tetapi juga membuka ruang pembelajaran langsung dari tim-tim internasional. Ini sejalan dengan harapan banyak pelatih lokal yang ingin melihat pemain Indonesia naik level secara mental dan teknis.

LATEST UPDATE