Sepakbola Nasional Dianggap Masih Dalam Aura Kegelapan
Editor Bolanet | 10 Mei 2013 17:13
- Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husin, tengah menjalankan ibadah umroh dengan rombongan pengurus lainnya. Keberangkatan mereka, ditengarai dibiayai penuh Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla Mahmud Matalitti.
Direktur Lembaga Kajian dan Pengembangan Olahraga Indonesia (Lemkapoin), Richard Achmad Supriyanto menilai, mengenai pengurus federasi yang ramai-ramai melaksanakan umroh tersebut, menimbulkan kesan tersendiri.
Dikatakannya, bahwa setelah pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta pada 17 Maret lalu, sudah sangat terang benderang bahwa kelompok lama seperti sedang mempertontonkan politik balas budi yang diselimuti sebuah kepentingan kelompok.
Ini sangat jelas, bahwa Djohar sedang merangkai hasilnya. Salah satunya, dengan umroh bareng, kata Richard.
Dilanjutkannya, sepakbola nasional masih menjadi kendaraan sekelompok orang dalam memainkan peran dan popularitasnya. Akibatnya, sudah dipastikan bahwa sepakbola Indonesia masih dalam aura kegelapan.
Menurut Richard, kembalinya gerbong mafia tersebut, terlihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Secara perlahan namun pasti, menggeser rezim Djohar.
Misalnya saja, adanya sanksi 10 tahun berupa larangan aktif di pentas sepakbola nasional bagi enam Komite Eksekutif (Exco), masing-masing Sihar Sitorus, Farid Rahman, Bob Hippy, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso dan Tuty Dau. Selain itu, pencabutan Surat Keterangan (SK) 14 carateker Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI.
Selain itu, Wakil Ketua Umum The Jakmania- sebutan suporter Persija Jakarta- menduga jika Djohar Arifin Husin telah menerima suap atas keputusannya membentuk Badan Tim Nasional (BTN). Yakni, berupa mobil dengan nomor polisi B 139 JAH dengan merek Mitsubishi Pajero warna merah seharga kurang lebih Rp 496,500.000,00.
Dengan pemberian tersebut, mempengaruhi penyalahgunaan wewenang berupa pembentukan Badan Tim Nasional (BTN) secara pribadi. Padahal seharusnya, melalui rapat Exco PSSI, kata Richard, ketika mengadukan dugaan tersebut kepada Ketua Komite Etik PSSI, Todung Mulya Lubis di Jakarta, Jumat (15/3) sore.
Selain itu, ditambahkan Richard, Djohar juga diduga telah melakukan penyunatan terhadap dana bantuan masyarakat kepada Timnas PSSI dan saat Piala AFF 2012 sebesar Rp240 juta. Sumbangan senilai Rp1 milyar tersebut, diduga disunat oleh Djohar dan hanya diberikan kepada bendahara PSSI sebesar Rp760 juta. (esa/dzi)
Direktur Lembaga Kajian dan Pengembangan Olahraga Indonesia (Lemkapoin), Richard Achmad Supriyanto menilai, mengenai pengurus federasi yang ramai-ramai melaksanakan umroh tersebut, menimbulkan kesan tersendiri.
Dikatakannya, bahwa setelah pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta pada 17 Maret lalu, sudah sangat terang benderang bahwa kelompok lama seperti sedang mempertontonkan politik balas budi yang diselimuti sebuah kepentingan kelompok.
Ini sangat jelas, bahwa Djohar sedang merangkai hasilnya. Salah satunya, dengan umroh bareng, kata Richard.
Dilanjutkannya, sepakbola nasional masih menjadi kendaraan sekelompok orang dalam memainkan peran dan popularitasnya. Akibatnya, sudah dipastikan bahwa sepakbola Indonesia masih dalam aura kegelapan.
Menurut Richard, kembalinya gerbong mafia tersebut, terlihat dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan. Secara perlahan namun pasti, menggeser rezim Djohar.
Misalnya saja, adanya sanksi 10 tahun berupa larangan aktif di pentas sepakbola nasional bagi enam Komite Eksekutif (Exco), masing-masing Sihar Sitorus, Farid Rahman, Bob Hippy, Mawardi Nurdin, Widodo Santoso dan Tuty Dau. Selain itu, pencabutan Surat Keterangan (SK) 14 carateker Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI.
Selain itu, Wakil Ketua Umum The Jakmania- sebutan suporter Persija Jakarta- menduga jika Djohar Arifin Husin telah menerima suap atas keputusannya membentuk Badan Tim Nasional (BTN). Yakni, berupa mobil dengan nomor polisi B 139 JAH dengan merek Mitsubishi Pajero warna merah seharga kurang lebih Rp 496,500.000,00.
Dengan pemberian tersebut, mempengaruhi penyalahgunaan wewenang berupa pembentukan Badan Tim Nasional (BTN) secara pribadi. Padahal seharusnya, melalui rapat Exco PSSI, kata Richard, ketika mengadukan dugaan tersebut kepada Ketua Komite Etik PSSI, Todung Mulya Lubis di Jakarta, Jumat (15/3) sore.
Selain itu, ditambahkan Richard, Djohar juga diduga telah melakukan penyunatan terhadap dana bantuan masyarakat kepada Timnas PSSI dan saat Piala AFF 2012 sebesar Rp240 juta. Sumbangan senilai Rp1 milyar tersebut, diduga disunat oleh Djohar dan hanya diberikan kepada bendahara PSSI sebesar Rp760 juta. (esa/dzi)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Resmi! Chinese Taipei Jadi Pengganti Kuwait untuk Uji Coba vs Timnas Indonesia
Tim Nasional 27 Agustus 2025, 17:44 -
Bedah Ketajaman Miliano Jonathans Bersama FC Utrecht
Tim Nasional 27 Agustus 2025, 15:05
LATEST UPDATE
-
Jadwal MU Lebih Longgar, Ruben Amorim Sudah Siapkan Rencana Camp Luar Negeri!
Liga Inggris 7 September 2025, 05:36 -
Xabi Alonso Sudah Tentukan 5 Pemain Real Madrid yang Tak Masuk Rencana Jangka Panjang
Liga Spanyol 7 September 2025, 05:34 -
Performa Mengecewakan, Barcelona Mulai Ragukan Keputusan Rekrut Marcus Rashford
Liga Spanyol 7 September 2025, 05:32 -
Kasihan! Kontrak Oriol Romeu Dibatalkan Barcelona Agar Bisa Daftarkan Pemain Baru
Liga Spanyol 7 September 2025, 05:28
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24