Amorim Diminta Rombak Total Lini Tengah MU: Mainoo Harus Starter, Ngapain Mainkan Sesko?
Afdholud Dzikry | 15 September 2025 16:30
Bola.net - Mantan gelandang Manchester United, Owen Hargreaves, melontarkan kritik keras kepada pelatih Ruben Amorim. Kritik ini menyusul kekalahan telak 0-3 yang diderita Setan Merah dari rival sekota, Manchester City.
Sorotan utama Hargreaves tertuju pada keputusan Amorim yang mencadangkan talenta muda, Kobbie Mainoo. Padahal, Mainoo tampil sangat impresif saat dimasukkan sebagai pemain pengganti di babak kedua.
Hargreaves tidak hanya mengkritik, tetapi juga menawarkan solusi radikal untuk merombak total wajah lini tengah United. Namun, sang pelatih justru memberikan pembelaan yang tak kalah tegas terhadap filosofi dan keputusannya.
Maka, terjadilah sebuah debat panas antara solusi yang ditawarkan sang pakar dan pembelaan dari sang nahkoda mengenai masa depan lini tengah Manchester United yang kini menjadi sorotan.
'Pemain Terbaik' Justru Dicadangkan

Owen Hargreaves mengaku sangat bingung dengan pilihan pemain yang diturunkan Ruben Amorim di lini tengah. Ia sama sekali tidak habis pikir mengapa Kobbie Mainoo, yang tampil gemilang sebagai pengganti, justru tidak menjadi starter.
Menurut Hargreaves, penampilan Mainoo selama 30 menit di lapangan sudah lebih dari cukup untuk menjadikannya pemain terbaik United di laga itu. Baginya, kini adalah sebuah keharusan mutlak bagi Mainoo untuk segera masuk ke tim utama.
"Dari mana Anda mau mulai? Ada banyak sekali masalah," kata Owen Hargreaves kepada Premier League Productions.
"Bagaimana Kobbie Mainoo tidak bermain di tim ini, saya tidak akan pernah tahu. Dia masuk di laga itu dan dalam setengah jam dia mungkin adalah pemain terbaik mereka, dengan jarak yang sangat jauh. Jadi pertama-tama, dia harus bermain," tegasnya.
Solusi Radikal: Rombak Total Lini Tengah!

Hargreaves tidak berhenti pada kritik, ia juga menawarkan solusi nyata untuk memperbaiki masalah tim. Ia menilai formasi dan pilihan pemain yang ada saat ini, terutama duet Bruno Fernandes dan Manuel Ugarte, sama sekali tidak berjalan.
Ia menyarankan perombakan total dengan mendorong Bruno Fernandes kembali ke posisi nomor 10. Yang terpenting, ia mendesak agar Mainoo dimasukkan ke dalam starting XI untuk memberi tim secercah harapan dan keseimbangan baru.
"Sesko belum siap. Bruno tidak bisa lagi bermain di sana sebagai gelandang bertahan, dia harus bermain sebagai No. 10," ujar Owen Hargreaves.
"Cara yang diatur sekarang tidak berhasil, jadi ubahlah. Anda bisa membuat lima perubahan, mainkan Mbeumo di depan, Cunha dan Bruno sebagai No. 10, Kobbie harus masuk ke tim, itu fakta. Anda memberi diri Anda setengah kesempatan, saya tidak melihat itu ," imbuhnya.
Pembelaan Tegas dari Ruben Amorim

Menghadapi kritik tajam tersebut, Ruben Amorim memberikan respons yang tak kalah tegas. Sang pelatih bersikukuh bahwa ia tidak akan mengubah sistem dua gelandang yang menjadi andalannya hanya demi mengakomodasi Mainoo.
Amorim mengaku paham bahwa para penggemar akan merasa frustrasi dan tidak mau mendengar alasannya. Namun, ia merasa harus tetap rasional dan tidak membohongi dirinya sendiri terkait filosofi permainan yang ia yakini.
"Saya tahu ini sangat sulit bagi orang-orang, dan para fans tidak mau mendengar saya mengatakan hal-hal ini. Saya tahu mereka tidak akan mendengarkan dan akan kecewa, dengan itu saya tidak bisa berbuat apa-apa," kata Ruben Amorim.
"Tetapi percakapan tentang dua gelandang, pasangan itu, Kobbie Mainoo, saya mengerti semua narasi ini tetapi ketika saya melihat pertandingan tertentu, kami bermain dengan dua , itu adalah hal yang sama," belanya.
Rasionalitas di Balik Keputusan Kontroversial
Amorim kemudian mencoba menjelaskan logika di balik pemilihan pemainnya di laga derby yang berakhir dengan kekalahan. Ia mengaku memiliki bayangan taktis spesifik yang ingin ia terapkan saat menghadapi kekuatan Manchester City.
Visinya adalah menempatkan Bruno di belakang tiga pemain cepat (Amad, Bryan, Sesko) untuk menjadi penerima bola pertama dan distributor serangan balik. Namun, ia mengakui bahwa ketika tim tidak meraih kemenangan, maka sebuah taktik akan selalu dianggap gagal.
"Hari ini, ketika Anda membayangkan permainannya, mengapa tidak menggunakan Amad, Bryan, Sesko, dan Bruno di belakang dengan bola? Untuk menjadi orang pertama yang menerima bola dan kemudian dengan banyak kecepatan di depan," jelas Ruben Amorim.
"Saya mencoba melakukan hal-hal yang berbeda, mencoba membayangkan permainan dan kemudian ketika Anda tidak menang, itu tidak berhasil, Anda menerima kritiknya, itu saja," pungkasnya.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Gianluigi Donnarumma Raih Gelar sebagai Kiper Terbaik FIFA 2025
Liga Inggris 16 Desember 2025, 21:48
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025, PSSI Pecat Indra Sjafri
Tim Nasional 16 Desember 2025, 20:32
-
Live Streaming Cardiff City vs Chelsea - Link Nonton Carabao Cup di Vidio
Liga Inggris 16 Desember 2025, 20:00
-
Fiorentina dan Nasibnya yang Mengenaskan di Serie A: Ketika Kemenangan Tak Kunjung Datang
Liga Italia 16 Desember 2025, 19:56
LATEST EDITORIAL
-
Jika Diambil Alih Arab Saudi, Inilah Prediksi Starting XI Barcelona dengan 4 Pemain Baru
Editorial 16 Desember 2025, 14:48
-
5 Kandidat Pengganti Xabi Alonso di Real Madrid, Zidane Kembali ke Bernabeu?
Editorial 9 Desember 2025, 10:48
-
5 Calon Pengganti Mohamed Salah di Liverpool jika Sang Bintang Benar-benar Pergi
Editorial 9 Desember 2025, 10:19
-
Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok Drastis di Musim 2025/2026
Editorial 5 Desember 2025, 14:58
-
Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur yang Cocok untuk Liverpool
Editorial 5 Desember 2025, 14:49









