Analisa Christian Eriksen Soal Performa Man United yang Masih Naik Turun di Era Ruben Amorim

Dimas Ardi Prasetya | 28 Desember 2025 19:15
Analisa Christian Eriksen Soal Performa Man United yang Masih Naik Turun di Era Ruben Amorim
Pemain Manchester United Diogo Dalot, Matheus Cunha, dan Lisandro Martinez merayakan kemenangan dalam laga Liga Inggris melawan Newcastle, Sabtu, 27 Desember 2025. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Ruben Amorim sudah 13 bulan menukangi Manchester United sejak resmi ditunjuk pada akhir 2024. Perjalanannya sejauh ini jauh dari kata mulus dan kerap menghadirkan grafik performa yang naik turun.

Dalam periode tersebut, Amorim memimpin MU dalam 61 pertandingan di semua kompetisi. Hasilnya terbilang kurang bagus, dengan 25 kemenangan, 13 hasil imbang, dan 23 kekalahan.

Advertisement

Produktivitas Setan Merah sebenarnya tidak buruk karena mampu mencetak 120 gol. Namun, rapuhnya lini belakang terlihat jelas setelah kebobolan 112 gol sepanjang era kepemimpinan pelatih asal Portugal itu.

Musim ini, Manchester United masih berada di peringkat enam klasemen sementara Premier League. Mereka mengoleksi 29 poin dari 18 laga, tertinggal tiga angka dari Liverpool yang menempati posisi empat.

1 dari 3 halaman

Eriksen Ungkap Alasan MU Belum Stabil di Tangan Amorim

Eriksen Ungkap Alasan MU Belum Stabil di Tangan Amorim

Manajer Manchester United, Ruben Amorim (c) MUFC Official

Christian Eriksen akhirnya memberikan pandangannya soal mengapa Manchester United belum mampu tampil konsisten. Gelandang asal Denmark itu menilai akar masalahnya terletak pada proses perubahan besar yang tengah dilakukan Ruben Amorim.

Amorim datang dengan filosofi dan pendekatan yang berbeda dari kebiasaan lama United. Hal tersebut menuntut adaptasi besar, baik dari segi sistem, peran pemain, hingga gaya bermain secara keseluruhan.

Eriksen menyebut bahwa pelatih baru memang membutuhkan waktu untuk menanamkan idenya. Tidak semua pemain terbiasa dengan sistem yang diinginkan Amorim, sehingga proses transisi berjalan cukup menantang.

“Ya, ia datang dengan ide-idenya. Ia mencoba mengubah banyak hal seperti yang masih Anda lihat, mencoba untuk mendapatkan apa yang diinginkannya,” katanya pada The times, dikutip dari Goal.

“Pemain tertentu untuk posisi tertentu, untuk gaya bermain tertentu, itulah cara dirinya melihat kesuksesan. Ia harus banyak berubah karena para pemain tidak terbiasa dengan sistem itu. Selain itu, secara historis, United selalu menyukai sistem yang berbeda.”

2 dari 3 halaman

Ruang Ganti Tetap Kondusif Meski Tekanan dari Luar

Ruang Ganti Tetap Kondusif Meski Tekanan dari Luar

Skuad Manchester United berkumpul sejenak sebelum laga melawan Aston Villa (c) MUFC Official

Di tengah hasil yang belum konsisten, Manchester United terus menjadi sasaran kritik dari berbagai pihak. Mulai dari mantan pemain, pengamat, hingga suporter kerap menyuarakan ketidakpuasan mereka.

Namun, Eriksen menegaskan bahwa situasi di dalam tim jauh dari kesan kacau. Menurutnya, ruang ganti United justru berada dalam kondisi yang relatif stabil dan penuh kebersamaan.

Para pemain disebutnya berusaha menjaga suasana kekeluargaan di tengah tekanan besar. Lingkungan internal yang terlindungi menjadi salah satu hal penting agar tim tetap fokus pada pekerjaan mereka di lapangan.

“Suara bising itu tidak berasal dari dalam. Di sekitar tempat latihan dan sebagainya, kami cukup terlindungi, berusaha merasa seperti keluarga, dan saya rasa kami berhasil," klaim Eriksen.

"Tetapi di luar, ada banyak pengamat, mantan pemain United, yang memiliki opini, begitu juga para penggemar. Jadi jelas suara bising di luar—itu memberi banyak tekanan pada Anda. Dari dalam, lebih seperti jika Anda bisa mengabaikan semua hal lain, saya rasa Anda akan mampu meraih kesuksesan.”