Membuktikan Komentar Jurgen Klopp: Apa Benar Penalti MU Lebih Banyak dari Liverpool?
Richard Andreas | 6 Januari 2021 07:00
Bola.net - Jurgen Klopp menyebut nama Manchester United pada kekalahan Liverpool dari Southampton kemarin. Padahal MU tidak ada hubungannya dengan laga itu, tapi tetap saja kena diseret Klopp.
The Reds takluk 0-1 di markas Southampton, Selasa (5/1/2020) kemarin. Laga sungguh berjalan alot bagi Liverpool, dan Klopp frustrasi karena timnya tidak dihadiahi dua penalti di babak kedua.
Dua insiden yang dimaksud Klopp adalah ketika Sadio Mane dijegal Kyle Walker-Peters, dan handball Jack Stephens di kotak terlarang. Wasit Andre Marriner bergeming pada dua insiden ini.
Sesuai laga, Klopp pun mengeluhkan perlakuan tak adil untuk timnya, dan nama MU dibawa-bawa. "Saya dengar bahwa MU lebih banyak mendapatkan penalti dalam dua tahun terakhir daripada yang tim saya dapatkan dalam lima setengah tahun," ujar Klopp.
Singkatnya, Klopp mengklaim MU lebih sering dihadiahi penalti daripada Liverpool, benarkah demikian?
Menukil Sky Sports, baca selengkapnya di bawah ini ya, Bolaneters!
Benarkah MU dapat lebih banyak penalti dari Liverpool?
Sejak Klopp tiba di Anfield pada awal Oktober 2015, MU telah mendapatkan total 41 penalti, 11 lebih banyak dari Liverpool.
Artinya klaim Klopp benar, tapi tidak sepenuhnya. Di era awal kepelatihan Klopp, ketika Jose Mourinho menukangi MU, justru Liverpool yang dituding lebih sering diuntungkan hadiah penalti.
Pada musim 2016/17, Liverpool mendapat total hadiah 8 penalti, MU hanya 4. Lalu di musim berikutnya, ketika Mourinho membawa MU jadi runner-up, kedua tim sama-sama mendapatkan total 3 penalti sepanjang musim.
Penalti terbanyak di Premier League sejak Klopp jadi pelatih Liverpool
- Leicester: 45 penalti
- Man City: 43
- MU: 41
- Crystal Palace: 36
- Liverpool: 30
- Chelsea: 29
- Spurs: 28
- Bournemouth: 28
- Watford: 25
- Southampton: 25
- Everton: 25
Perbandingan hadiah penalti dan sentuhan di kotak terlarang lawan
Kendati demikian, statistik total penalti di atas bisa menipu. Yang juga perlu dihitung adalah seberapa sering MU dan Liverpool masuk ke kotak penalti lawan, yang bisa jadi penalti andai jadi pelanggaran.
Di musim 2016/17, MU membuat total 1.055 sentuhan di kotak penalti lawan dan mendapatkan total 4 penalti. Liverpool membuat total 1.155 sentuhan, dan mendapatkan 8 penalti.
Artinya Liverpool layak mendapatkan lebih banyak penalti karena lebih sering mengancam, tapi tidak semua musim berjalan ideal seperti itu.
Sebut saja musim 2018/19. MU hanya membuat 965 sentuhan di kotak penalti lawan dan mendapatkan total 12 penalti. Liverpool membuat sampai 1.236 sentuhan, hanya 7 penalti.
Musim 2019/20 lebih parah. MU dengan 965 sentuhan dan 14 penalti, Liverpool dengan 1.276 sentuhan dan hanya 5 penalti.
Kedatangan Ole
MU ternyata kian diuntungkan sejak kedatangan Ole Gunnar Solskjaer. Hal ini disebabkan oleh perubahan gaya main MU jadi mengandalkan serangan balik cepat.
Jesse Lingard mencetak gol penalti pada kemenangan pertama Solskjaer sebagai pelatih MU, laga kontra Cardiff pada Desember 2018.
Sejak saat itu, benar tidak ada tim yang mendapatkan penalti (27) atau mencetak gol penalti (21) lebih banyak dari MU. Pada periode yang sama, Liverpool hanya mendapatkan 17 penalti.
Jadi apakah Klopp benar?
Menurut Sky Sports, komentar Klopp ada benarnya soal jumlah usaha dibandingkan penalti yang didapatkan antara MU dengan Liverpool, khususnya beberapa tahun terakhir, meski angka yang dia sebutkan sedikit berlebihan.
Klopp mungkin bermaksud mengalihkan perhatian pada sejumlah keputusan penalti kontroversial untuk MU. Seperti insiden Paul Pogba baru-baru ini, yang terjatuh karena terjegal kakinya sendiri.
Meski begitu, pada laga kemarin pemain Liverpool pun patut disorot karena terlalu mudah terjatuh. The Reds pun tidak pantas menang pada laga tersebut.
Jadi meski data mendukungnya, mungkin Klopp berlebihan jika menyebut MU lebih dimudahkan wasit dalam lima tahun terakhir.
Sumber: Sky Sports
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
MU Utus 'Agen Rahasia' untuk Boyong Carlos Baleba ke Old Trafford
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:36
-
Bukan Gelandang, MU Bakal Beli Striker Baru di Januari 2026
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:21
-
Riccardo Calafiori: Bek Unik yang Mengubah Cara Bermain Arsenal di Era Mikel Arteta
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:17
-
Mohamed Salah di Persimpangan: Apakah Ia Masih Layak di Skuad Inti Liverpool?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:11
-
8 Detik, 4 Sentuhan, 1 Gol: Seni Serangan Balik yang Buat Dunia Terpana
Liga Champions 24 Oktober 2025, 12:08
LATEST UPDATE
-
Hasil Latihan Moto2 Malaysia 2025: Manuel Gonzalez Tercepat, Asapi Jake Dixon
Otomotif 24 Oktober 2025, 14:34
-
Klub Spanyol ini Ingin Boyong Joshua Zirkzee di Januari 2026?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 13:34
-
MU vs Brighton, Setan Merah Diprediksi Bakal Raih Kemenangan Ketiga Beruntun
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 13:14
-
Eksperimen Baru Allegri di Lini Depan AC Milan: Rafael Leao Jadi Striker!
Liga Italia 24 Oktober 2025, 12:44
-
MU Utus 'Agen Rahasia' untuk Boyong Carlos Baleba ke Old Trafford
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:36
-
Bukan Gelandang, MU Bakal Beli Striker Baru di Januari 2026
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:21
-
Riccardo Calafiori: Bek Unik yang Mengubah Cara Bermain Arsenal di Era Mikel Arteta
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:17
-
Mohamed Salah di Persimpangan: Apakah Ia Masih Layak di Skuad Inti Liverpool?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:11
-
8 Detik, 4 Sentuhan, 1 Gol: Seni Serangan Balik yang Buat Dunia Terpana
Liga Champions 24 Oktober 2025, 12:08
-
Klasemen Perolehan Medali Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025
Olahraga Lain-Lain 24 Oktober 2025, 11:17
LATEST EDITORIAL
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56







