Para Pemain Ini Gemar Bikin Ulah dalam Rivalitas Manchester United vs Liverpool, Siapa Saja Mereka?
Ari Prayoga | 18 Oktober 2019 03:09
Bola.net - Pertemuan Manchester United kontra Liverpool di Old Trafford, Minggu (20/10/2019) besok dipastikan menyedot perhatian dari jutaan penggila sepak bola di seluruh dunia.
Laga tersebut tetap menjadi magnet kuat bagi fans meskipun Manchester United tengah terpuruk. Klub berjuluk Setan Merah itu sedang mengalami start terburuk di liga dalam 30 tahun terakhir.
Dalam delapan pertandingan yang dijalani, MU baru mengoleksi sembilan poin. Tim besutan Ole Gunnar Solskjaer baru mengemas dua kemenangan dan tiga hasil seri, sedangkan sisanya kalah.
Di sisi lain, Liverpool berkibar di puncak klasemen berkat start sempurna, dengan menyapu bersih delapan kemenangan pada awal musim ini.
Tapi, tetap saja duel MU melawan Liverpool menarik disimak. Pertandingan dua tim raksasa Inggris itu sarat sejarah, gengsi, dan kerap diwarnai drama.
Sepanjang sejarah pertemuan kedua tim, ada saja cerita menarik, serta kejadian kontroversial. Salah satu yang menarik adalah sosok pemain.
Ada pemain dari kedua kubu yang dianggap menyebalkan dalam rivalitas Manchester United kontra Liverpool. Siapa saja mereka? Ini enam di antaranya yang bermain di era Premier League, atau setelah musim 1992, seperti dilansir dari Sportkeeda dan Bleacherreport.
Luis Suarez
Di mata para penggemar Liverpool, Luis Suarez tentu saja dianggap sebagai pemain andal yang pernah mereka miliki. Dia merupakan striker tajam di depan gawang lawan.
Kualitas Suarez secara teknik pantas diacungi jempol, serta diakui termasuk oleh tim-tim lawan. Kehadiran Suarez selalu menjadi ancaman bagi tim lawan mana pun, termasuk Manchester United.
Namun, insiden serius terjadi di pertandingan Liverpool kontra MU pada 2011. Pemain yang sekarang membela Barcelona itu dituduh melakukan tindakan rasial terhadap bek Manchester United, Patrice Evra.
Setelah melakukan penyelidikan, Komisi Regulasi Independent FA juga menyatakan Suarez bersalah.
Reaksi klub dan fans Liverpool atas kasus tersebut malah makin mengipasi bara. Kenny Dalgish, yang saat itu jadi manajer Liverpool, memakai kaus untuk mendukung Suarez. Namun, pada 2012, Dalglish membantah bahwa kaus itu adalah idenya.
Kekesalan fans MU terhadap Suarez makin kental setelah pada duel di Old Trafford (11 Februari 2012) Suarez enggan bersalaman dengan Evra. Alasannya, sebelumnya Suarez diskors empat bulan terkait perkataan yang berbau rasial terhadap Evra.
Alhasil, Suarez menjadi salah satu pemain yang paling menyebalkan, terutama di mata pendukung MU.
Patrice Evra
Setelah insiden Suarez, Patrice Evra mendapat sorakan dari suporter Liverpool saat bermain di Anfield. Padahal, Evra yang menjadi korban dari perlakukan rasial Suarez. Hal itu juga telah diputuskan oleh Komisi Regulasi Independen FA.
Namun, di mata fans Liverpool, Evra memang menjadi salah satu pemain yang tak disukai, bahkan sebelum insiden dengan Luis Suarez. Dia dianggap "terlalu Manchester United".
Masuk akal jika suporter Liverpool tak menyukai Evra karena dianggap "sangat Manchester United". Namun, jika alasan mereka membenci Evra karena kasus Suarez rasanya itu tindakan yang tidak adil.
Gary Neville
Gary Neville dibenci oleh fans Liverpool untuk alasan yang tepat. Dia merupakan perwujudkan pemain yang sangat mencintai Manchester United.
Fans Manchester United bahkan punya chant khusus untuk Neville yang menggambarkan bagaimana perasaan sang pemain terhadap Liverpool. Chant itu dinyanyikan setiap kali Gary bermain. "Gary Neville is a Red, he hates Scousers."
Neville bahkan menjuduli autobiografinya "Red". Itu menegaskan bahwa Neville adalah seorang "Manchester United".
Gary Neville tumbuh dengan melihat United hanya menjadi bayang-bayang pada era dominasi Liverpool di Premier League. Tak heran, dia melampiaskannya di lapangan ketika telah menjadi pemain MU.
Neville dikenal dengan selebrasi merayakan gol di depan suporter Liverpool. Selebrasinya sangat provokatif, dengan mencium logo Manchester United.
Fans Liverpool makin sebal terhadap Neville karena sang pemain juga dikenal pedas berkomentar di media, termasuk soal rivalitas MU kontra Liverpool.
Steven Gerrard
Jika Manchester United punya sosok Gary Neville yang sangat identik dengan klub, maka Liverpool punya Steven Gerrard. Dia benar-benar mendedikasikan kariernya untuk The Reds, seperti yang dilakukan Neville terhadap Setan Merah.
Selain itu, Gerrard merupakan pemain andalan Liverpool hampir sepanjang satu dekade. Dia benar-benar menjadi tulang punggung tim.
Peran besar Gerrard untuk The Reds itulah yang membuat fans MU tak pernah menyukainya. Namun, di sisi lain suporter Liverpool sangat memuja Gerrard.
Michael Owen
Satu-satunya pemain dalam daftar ini yang pernah tak disukai fans MU dan Liverpool sekaligus adalah Michael Owen.
Owen dulunya adalah pemain pujaan The Kops, sebutan fans Liverpool. Namun, dia dianggap melanggar batas ketika gabung Manchester United. Tentu saja dia tak pindah langsung dari Liverpool ke MU. Dia hijrah ke MU saat berbaju Newcastle United.
Yang membuat fans Liverpool makin sebal, suporter United sering menggunakan Owen untuk mengejek mereka. Sumber ejekan itu adalah ketika Michael Owen akhirnya mencicipi gelar Premier League bersama MU. Fans MU sering bernyanyi, "Owen satu, Gerarrd nol". Itu merujuk pada fakta Gerrard belum pernah mencicipi gelar Premier League bersama Liverpool.
Kontroversi Owen tak berhenti sampai di situ. Dia gantian membuat fans MU kesal ketika menerima tawaran menjadi Duta Liverpool.
Wayne Rooney
Wayne Rooney merayakan keberhasilan Manchester United meraih gelar ke-19 di ajang Premier League pada 2011 dengan cara unik. Rooney mencukur bulu dadanya sampai membentuk angka 19.
Gelar tersebut sangat istimewa karena membuat MU unggul satu gelar atas Liverpool dalam urusan juara di kasta tertinggi sepak bola Inggris.
Tentu saja, Rooney dibenci oleh fans Liverpool. Dia merepresentasikan dua rival terbesar The Reds. Selain menjadi pemain Manchester United, Rooney juga pendukung Everton, yang merupakan rival sekota Liverpool.
Sumber asli: Sportkeeda dan Bleacherreport
Disadur dari: Bola.com/Penulis Yus Mei Sawitri/Editor Yus Mei Sawitri
Published: 17 Oktober 2019
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Riccardo Calafiori: Bek Unik yang Mengubah Cara Bermain Arsenal di Era Mikel Arteta
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:17
-
Mohamed Salah di Persimpangan: Apakah Ia Masih Layak di Skuad Inti Liverpool?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:11
-
8 Detik, 4 Sentuhan, 1 Gol: Seni Serangan Balik yang Buat Dunia Terpana
Liga Champions 24 Oktober 2025, 12:08
-
5 Bek di Pusaran Persaingan MU: Dilema Manis untuk Ruben Amorim
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 10:40
LATEST UPDATE
-
Eksperimen Baru Allegri di Lini Depan AC Milan: Rafael Leao Jadi Striker!
Liga Italia 24 Oktober 2025, 12:44
-
MU Utus 'Agen Rahasia' untuk Boyong Carlos Baleba ke Old Trafford
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:36
-
Bukan Gelandang, MU Bakal Beli Striker Baru di Januari 2026
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:21
-
Riccardo Calafiori: Bek Unik yang Mengubah Cara Bermain Arsenal di Era Mikel Arteta
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:17
-
Mohamed Salah di Persimpangan: Apakah Ia Masih Layak di Skuad Inti Liverpool?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 12:11
-
8 Detik, 4 Sentuhan, 1 Gol: Seni Serangan Balik yang Buat Dunia Terpana
Liga Champions 24 Oktober 2025, 12:08
-
Klasemen Perolehan Medali Kejuaraan Dunia Gimnastik 2025
Olahraga Lain-Lain 24 Oktober 2025, 11:17
-
Kata Allegri, 95 Menit Kerja Keras Milan Bisa Hancur karena Satu Momen Ini, Apa Itu?
Liga Italia 24 Oktober 2025, 11:14
-
Teken Kontrak Baru di Inter Miami, Berapa Gaji Lionel Messi?
Bola Dunia Lainnya 24 Oktober 2025, 10:48
-
5 Bek di Pusaran Persaingan MU: Dilema Manis untuk Ruben Amorim
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 10:40
-
Hasil FP1 MotoGP Malaysia 2025: Fermin Aldeguer dan Pecco Bagnaia Terdepan
Otomotif 24 Oktober 2025, 10:39
LATEST EDITORIAL
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56





