Rio Ferdinand Bongkar Dampak Buruk Rotasi Pertahanan Manchester United

Aga Deta | 23 September 2025 19:09
Rio Ferdinand Bongkar Dampak Buruk Rotasi Pertahanan Manchester United
Ekspresi Ruben Amorim usai laga Manchester City vs Manchester United pada pekan ke-4 Premier League 2025/2026 (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Rio Ferdinand kembali melontarkan komentar pedas terkait performa Manchester United. Kali ini, sasaran kritiknya adalah strategi Ruben Amorim dalam mengelola lini belakang Setan Merah.

Menurut Ferdinand, perubahan pemain belakang yang dilakukan sang manajer justru menciptakan kerentanan. Situasi ini makin terasa saat MU menghadapi Chelsea di Premier League.

Advertisement

Dalam laga itu, United sebenarnya unggul lewat gol Bruno Fernandes dan Casemiro. Namun, kartu merah yang diterima Casemiro memberi kesempatan Chelsea memperkecil skor lewat Trevoh Chalobah.

Bagi Ferdinand, pertahanan yang terus berubah hanya akan mengganggu kestabilan. Ia pun menyampaikan opininya melalui podcast pribadi yang rutin ia bawakan.

1 dari 3 halaman

Rotasi Bek Tengah Jadi Sorotan

Ruben Amorim dinilai terlalu sering merombak pasangan bek tengah MU. Bagi Ferdinand, kebijakan ini lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang solusi.

Apalagi, Setan Merah memang kerap bermasalah ketika menghadapi skema bola mati. Hal ini sudah lama dianggap sebagai titik lemah yang tak kunjung diperbaiki.

“Kenapa kita terus mengganti bek tengah selama pertandingan? Saya benar-benar akan membenci hal itu,” tulis Ferdinand di akun X miliknya.

“Saya melihat tim-tim yang menang, entah itu tim saya dulu, atau tim-tim Ruben Amorim dengan Tony Adams, Martin Keown, Sol Campbell, atau John Terry dan William Gallas, sekarang juga ada Virgil van Dijk dan Ibrahima Konate. Bek tengah yang sama bermain setiap pekan,” kata Ferdinand dalam podcast Rio Presents.

2 dari 3 halaman

Stabilitas Jadi Kunci

Dalam pandangan Ferdinand, konsistensi pemilihan pemain bertahan adalah faktor vital. Sebab, duet bek tengah yang solid akan membantu klub lebih mudah meraih hasil positif.

Ia pun memberi contoh dari beberapa tim besar yang sukses dengan pola tersebut. Arsenal, Chelsea, hingga PSG disebutnya punya kesamaan dalam menjaga komposisi belakang.

“Ada konsistensi dalam pemilihan tim, terutama di lini belakang. Paris Saint-Germain, dua bek tengah yang sama sepanjang musim, dan mereka berhasil meraih trofi,” ujar Ferdinand.

“Konsistensi pemain di area itu memberi peluang lebih besar untuk menang. Pergantian tanpa henti ini, menurut saya, sangat aneh. Saya tidak suka itu dan saya tidak akan menyukainya jika saya masih bermain,” lanjut Ferdinand.

3 dari 3 halaman

Dampak Negatif Rotasi Berlebihan

Ferdinand menambahkan bahwa pergantian bek di tengah laga tidak ideal. Pemain yang masuk membutuhkan waktu untuk menemukan ritme permainan.

Hal ini sering kali membuat bek yang baru diturunkan lebih mudah melakukan kesalahan. Itulah mengapa Ferdinand menegaskan pentingnya konsistensi di jantung pertahanan.

“Ketika masuk, dua atau tiga sprint pertama terasa sangat berat. Napas terasa habis dan tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan diri,” kata Ferdinand.

“Masuk ke dalam ritme pertandingan itu sulit, dan mereka baru mulai beradaptasi dengan kecepatan permainan. Itu sangat berat,” tegasnya.

LATEST UPDATE