Shkodran Mustafi: Kalau Memang Buruk, Saya Takkan Jadi Juara Dunia
Yaumil Azis | 9 Oktober 2019 01:00
Bola.net - Bek Arsenal, Shkodran Mustafi, punya beberapa kiat untuk melewati masa-masa berat karena kritikan yang diterimanya. Salah satu caranya adalah dengan mengenang prestasi yang pernah ia bukukan di level internasional.
12 bulan terakhir ini berjalan dengan buruk bagi pria berkebangsaan Jerman tersebut. Ia dijadikan kambing hitam atas buruknya pertahanan the Gunners pada musim lalu.
Kritikan paling berat muncul saat dirinya tampil buruk kala menghadapi Liverpool pada bulan Desember 2018 lalu. Katanya, ia mendapatkan banyak komentar negatif dari media sosial atas performa buruknya.
Padahal pada saat itu, kembali menurut pengakuannya, kondisinya tidak sepenuhnya bugar. Namun Mustafi tetap memaksakan bermain karena sang pelatih, Unai Emery, membutuhkan kehadirannya di lini belakang.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Tetap Kuat Secara Mental
Meski terus mendapatkan kritik, bahkan hingga saat ini, Mustafi tak pernah meragukan kualitas di dalam dirinya. Ia punya kiat tersendiri untuk tetap menjaga level kepercayaan dirinya, salah satunya dengan mengenang prestasi yang pernah ia raih.
"Ada hari-hari di mana saya sangat meragukan diri saya sendiri. Tapi pada beberapa titik, saya menyadari bahwa secara mental saya tetap kuat," tutur mantan bek Valencia tersebut kepada Speigel.
"Terkadang istri saya membantu banyak: 'Jika anda memang seburuk yang orang kira, anda takkan pernah menjadi juara dunia dan pemain Arsenal, ada sesuatu yang membawa anda ke sini'. Sejak saat itu, saya bisa mengatasi kritikan dengan lebih baik," lanjutnya.
Sepak Bola Kian Tak Manusiawi
Kritikan yang menjurus kepada Mustafi kebanyakan datang dari media sosial populer, seperti Instagram ataupun Twitter. Karena masalah itu, ia takut media sosial akan memberikan dampak negatif ke istri serta anak-anaknya.
"Sepak bola semakin tidak manusiawi. Media sosial juga berkontribusi atas ini, karena semua orang bisa berkomentar, tanpa nama. Orang-orang bisa mengeluarkan rasa frustrasinya secara langsung kepada kami," tambahnya.
"Ini tak lagi menjadi sekadar olahraga, namun hanya untuk mendiskredit seseorang demi mendapatkan 'like' sebanyak mungkin. Saya ingin ada larangan yang lebih banyak ke depannya," tambahnya.
"Apa yang sudah tertuang di intertet takkan pernah hilang. Dan saya merasa khawatir bahwa hal ini akah mempengaruhi anak-anak saya pada akhirnya," tandasnya.
(Goal International)
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Jadwal Liga Champions Pekan Ini Live di SCTV, 21-23 Oktober 2025
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:57 -
Man of the Match Arsenal vs Atletico Madrid: Viktor Gyokeres
Liga Champions 22 Oktober 2025, 08:17
LATEST UPDATE
-
Prediksi Persib Bandung vs Selangor FC 23 Oktober 2025
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 18:14 -
Frankfurt Mencari Pijakan, Liverpool Berambisi Mempertahankan Superioritasnya
Liga Champions 22 Oktober 2025, 18:02 -
Tradisi Apik Monaco, Tren Positif Tottenham
Liga Champions 22 Oktober 2025, 17:21 -
Karya Jurnalistik Akan Masuk Revisi UU Hak Cipta, Menteri Hukum: Harus Dilindungi
News 22 Oktober 2025, 17:17 -
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
Liga Italia 22 Oktober 2025, 16:56 -
Cek Jadwal Aksi Pemain Indonesia di Liga Europa 2025/26: Tayang di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 16:12
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04