Strategi Jitu Liverpool Jual Pemain: Formula Rahasia Mesin Cetak Uang!

Richard Andreas | 12 September 2025 10:50
Strategi Jitu Liverpool Jual Pemain: Formula Rahasia Mesin Cetak Uang!
Pemain Liverpool Hugo Ekitike merayakan gol yang dicetaknya dalam laga Premier League melawan Newcastle, Selasa (26/8/2025). (c) AP Photo/Jon Super

Bola.net - Dulu, kesuksesan di bursa transfer hanya dinilai dari kualitas rekrutan baru yang didatangkan. Kini, dalam era regulasi profit dan sustainability, kemampuan menjual pemain memiliki kepentingan yang sama.

Liverpool tampil sebagai salah satu klub terdepan dalam aspek tersebut. Musim panas lalu, The Reds berhasil mengumpulkan 194 juta pounds semata-mata dari penjualan, membantu menyeimbangkan pengeluaran besar mereka yang mencapai 419 juta pounds.

Advertisement

Hanya Chelsea dan Bournemouth yang sanggup meraih pendapatan lebih tinggi dari penjualan pemain. Perbedaannya terletak pada fakta bahwa Liverpool berhasil mempertahankan kualitas skuad sambil meraup keuntungan signifikan.

Pencapaian tersebut bukanlah kebetulan. Terdapat strategi jangka panjang yang dibangun sejak era Michael Edwards hingga saat ini dilanjutkan Richard Hughes, menjadikan Liverpool sebagai rujukan dalam urusan jual-beli pemain.

1 dari 5 halaman

Michael Edwards dan Fondasi Awal Strategi Penjualan

Michael Edwards diakui sebagai perancang utama kesuksesan Liverpool di bursa transfer. Dia kembali bergabung dengan Fenway Sports Group (FSG) pada 2024 sebagai CEO of Football setelah sebelumnya sukses melepas Philippe Coutinho ke Barcelona dengan nilai fantastis 142 juta pounds pada 2018.

Selain Coutinho, Edwards juga berhasil menjual pemain pinggiran seperti Jordon Ibe, Brad Smith, Danny Ward hingga Rhian Brewster dengan valuasi tinggi. Dana hasil penjualan inilah yang kemudian digunakan untuk membangun skuad solid di era Jurgen Klopp.

Kunci utama Edwards adalah keberanian menahan penawaran sampai valuasi yang diinginkan tercapai. Prinsip tersebut tetap dipertahankan hingga sekarang, bahkan setelah Richard Hughes mengambil alih posisi sebagai sporting director.

2 dari 5 halaman

Richard Hughes dan Pola Penjualan Modern

Richard Hughes dan Pola Penjualan Modern

Pemain Liverpool Alexis Mac Allister beraksi dalam pertandingan Liga Inggris melawan Arsenal, Minggu, (31/8/2025). (c) AP Photo/Jon Super

Sejak kedatangannya dari Bournemouth, Richard Hughes meneruskan tradisi sukses Edwards. Dalam tiga periode bursa transfer, dia sudah menghasilkan sekitar 290 juta pounds dari penjualan pemain.

Hughes dikenal cerdas dalam mengelola pemain muda atau pinggiran. Contoh paling menonjol adalah Ben Doak, yang didatangkan hanya dengan £600 ribu pada 2022. Meski baru tampil tiga kali di Premier League, dia berhasil dilepas ke Bournemouth dengan harga hingga 25 juta pounds, lengkap dengan klausul buyback.

Prinsip Hughes sangat jelas: lebih baik menahan pemain daripada melepas dengan harga murah. Strategi ini tidak hanya menjaga nilai pasar, tetapi juga menciptakan posisi tawar yang kuat bagi Liverpool dalam setiap negosiasi.

3 dari 5 halaman

Kasus Diaz dan Keputusan Sulit di Bursa Transfer

Tidak semua keputusan penjualan berjalan lancar. Kasus Luis Diaz memperlihatkan betapa Liverpool bisa fleksibel tanpa meninggalkan prinsip bisnis.

Sepanjang musim panas, Liverpool menolak penawaran dari Arab Saudi, Barcelona, hingga Bayern Munchen. Namun, ketika Bayern menaikkan penawaran ke 75 juta euro, manajemen akhirnya bersedia melepas pemain berusia 28 tahun tersebut.

Pertimbangan utama adalah faktor usia dan data transfer. Hanya segelintir pemain di atas 28 tahun yang pernah dijual dengan harga lebih tinggi. Dengan kedatangan Florian Wirtz dan Hugo Ekitike, ditambah talenta muda Rio Ngumoha, Liverpool merasa keputusan tersebut tetap tepat.

4 dari 5 halaman

Memaksimalkan Nilai Pemain Pinggiran

Memaksimalkan Nilai Pemain Pinggiran

Aksi Liverpool, Milos Kerkez saat melawan Bournemouth di laga pekan 1 Premier League 2025-2026. (c) AP Photo/Ian Hodgson

Selain bintang utama, Liverpool juga terkenal piawai melepas pemain cadangan dengan harga tinggi. Sepp van den Berg dijual ke Brentford dengan paket senilai 25 juta pounds, meskipun belum pernah tampil di Premier League. Fabio Carvalho juga dilepas dengan total nilai mencapai 27,5 juta pounds.

Bahkan kiper cadangan seperti Caoimhin Kelleher pun laku hingga 18 juta pounds. Semua itu terjadi karena negosiasi cerdas Hughes yang menggunakan data pasar untuk membenarkan harga.

Strategi peminjaman juga memainkan peran penting. Klub memilih tujuan peminjaman dengan teliti, menilai gaya bermain, rekam jejak, dan lingkungan agar pemain bisa berkembang dan meningkatkan nilai jual.

5 dari 5 halaman

Struktur Organisasi dan Filosofi FSG

Kekuatan Liverpool juga bertumpu pada struktur manajemen yang kokoh. Edwards melapor ke dewan FSG, Hughes melapor ke Edwards, dan Arne Slot sebagai head coach melapor ke Hughes.

Slot sendiri diberikan keleluasaan lebih besar dibanding era sebelumnya. Jika dia ingin mempertahankan pemain, peluangnya cukup besar. Namun, kesehatan finansial klub tetap menjadi prioritas utama.

Dengan pendekatan ini, Liverpool mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan tim di lapangan dan kebutuhan bisnis. Tak heran, hanya Chelsea dan Bournemouth yang mampu menyaingi pendapatan Liverpool dari penjualan musim panas ini.

Apa yang dilakukan Liverpool bukanlah sekadar keberuntungan, tetapi hasil dari strategi jangka panjang dan disiplin eksekusi. Mereka tahu kapan harus menolak, kapan harus melepas, dan bagaimana memaksimalkan nilai pemain.

Klub lain, seperti Arsenal atau Manchester United, masih kesulitan menjual pemain dengan harga tinggi. Sementara Liverpool terus menambah daftar pemain yang dilepas dengan keuntungan besar.

LATEST UPDATE