Termasuk Ronaldo, Ini Deretan Pemain Hebat yang Pakai Nomor Punggung 7
Aga Deta | 6 Oktober 2020 14:06
Bola.net - Nomor punggung 7 merupakan salah satu nomor favorit dalam sepak bola. Banyak superstar lapangan hijau yang sangat identik dengan nomor tersebut.
Secara tradisional, angka 7 identik dengan pemain yang suka menggiring bola dan berlari di belakang pertahanan lawan untuk memberikan umpan silang ke depan rekannya di area penalti. Namun, sama seperti permainannya, peran angka 7 juga berkembang seiring waktu.
Meski demikian, pemain paling terampil dalam sebuah tim seringkali dianugerahi kehormatan dengan mengenakan nomor punggung 7. Beberapa pemain paling legendaris dalam olahraga ini, baik yang aktif maupun yang sudah pensiun, telah mengenakan jersey ini untuk tim selama bertahun-tahun.
Siapa saja pesepak bola nomor punggung paling sakti di dunia?
Kevin Keegan
Kevin Keegan adalah salah satu pemain paling berprestasi dalam sejarah Liverpool.
Selama enam musim bertugas di Anfield dari 1971 hingga 1977, Keegan mengenakan jersey nomor 7 yang ikonik di semua musim kecuali satu musim (1974-1975).
Karena kehebatannya di lini depan, pemain tersebut dialihkan dari gelandang kanan menjadi striker oleh manajer legendaris Liverpool, Bill Shankly. Langkah itu menghasilkan keuntungan besar karena Keegan menyulap 90 gol dan 56 assist di semua kompetisi. Raksasa Inggris itu mengangkat tiga gelar liga, sebanyak gelar di Eropa dan satu di Piala FA.
David Beckham
David Beckham terkenal karena kemampuan umpannya dari sayap kanan dan juga kehebatan mengeksekusi bola mati. Ia adalah salah satu pemain nomor 7 paling ikonik dalam sejarah sepak bola dunia.
Beckham pertama kali mewarisi nomor tersebut pada usia muda 21 tahun saat membela Manchester United. Ia diturunkan nomor punggung ini dari Eric Cantona, meninggalkan klub.
Saat membela Real Madrid ia menggunakan nomor 23. Selama empat tahun di Los Blancos. Ia mencetak 127 gol dan membantu 202 gol lainnya di enam klub berbeda.
Beckham mencetak 65 tendangan bebas selama hampir dua dekade kariernya untuk klub dan negaranya, termasuk 29 gol untuk Manchester United dan 14 untuk Real Madrid.
Eric Cantona
Eric Cantona pertama kali menjadi pusat perhatian dengan Leeds United pada musim panas 1992. Ia menyumbang sembilan gol saat timnya mengalahkan Manchester United untuk memenangkan gelar liga pertama mereka dalam 18 tahun.
Terlepas dari keeksentrikannya, Cantona segera membuat dirinya disayangi oleh pendukung setia Leeds dan mewarisi nomor punggung 7 meski harus bermain dengan Prancis di Piala Eropa 1992.
Namun, ia tak lama di Leeds. Manchester United membajaknya. Tak butuh waktu lama bagi Cantona untuk menjadi ikon baru Red Devils.
Sama seperti yang dia lakukan di Elland Road, Cantona menjadi favorit penonton di Old Trafford saat dia mencetak banyak gol luar biasa dan memenangkan banyak trofi.
Torehan 61 gol dan 81 assist dalam empat setengah musim di Manchester United menghasilkan empat trofi Liga Inggris, lima Piala Super, dan dua gelar Piala FA.
Luis Figo
Luis Figo memakai nomor punggung 7 di Sporting Lisbon dan kemudian di FC Barcelona saat ia memenangkan gelar liga dan Piala Spanyol berturut-turut di kedua klub.
Figo kemudian secara kontroversial pindah ke ke rival utama Barcelona, Real Madrid.
Di klub baru ia kesuksesan sebagai Galactico, meskipun pemain internasional Portugal itu tidak mengenakan nomor punggung 7 di Madrid. Di sana ia menyumbang 56 gol dan 93 assistnya membawa tim Bernabeu itu meraih dua gelar La Liga dan satu gelar Liga Champions.
Figo kemudian pindah ke Inter di mana dia mendapatkan nomor punggung 7. Figo sekali lagi menunjukkan kehebatannya dalam urusan mencetak gol, memberi assist, plus mengeksekusi bola mati. Bersama Figo Nerazzurri memenangkan empat gelar liga berturut-turut di antara penghargaan domestik lainnya.
Bastian Schweinsteiger
Meski Bastian Schweinsteiger tidak pernah mengenakan jersey bernomor punggung 7 selama karier klubnya, pemain asal Jerman itu menjadi identik dengan jersey ini saat bermain untuk timnas.
Schweinsteiger bukanlah pemain nomor 7 klasik yang sebagian besar terlibat dalam permainan ofensif. Sang pemenang Piala Dunia 2014 itu juga melakukan bagian yang adil dari pekerjaan kotor, membantu pertahanannya dan memotong serangan lawan.
Menariknya, pemain internasional Jerman itu mengenakan nomor punggung 31 selama 13 musim bersama Bayern Munchen, dua bersama Manchester United, dan tiga bersama Chicago Fire di MLS.
George Best
George Best adalah salah satu pemain paling legendaris dalam sejarah sepak bola kuno.
Meskipun ia mengenakan banyak seragam berbeda selama satu dekade bertugas di Old Trafford, pemain Irlandia Utara itu menjadi identik sebagai salah satu pemain nomor 7 terbaik yang pernah dimiliki klub.
Best, yang merupakan salah satu pemain terbaik yang tidak pernah tampil di turnamen internasional besar seperti Piala Eropa atau Piala Dunia. Ia terkenal karena kecakapan menggiring bola dan kemampuannya untuk berlari di belakang para pemain bertahan.
Selama karier klub yang gemilang, sebagian besar dia habiskan di Manchester United. Best memenangkan dua gelar liga, dua Piala Super serta Piala FA dan Piala Klub Champions Eropa (sekarang disebut Liga Champions).
Salah satu dari banyak rekor Best termasuk mencetak gol terbanyak untuk sebuah klub dalam satu musim sebagai pemain muda untuk Manchester United. Sebuah rekor yang telah ditiru oleh hanya tiga pemain dalam lima dekade berikutnya.
Garrincha
Manuel Francisco dos Santos, lebih dikenal sebagai Garrincha, bisa dibilang salah satu penggiring terbaik sepanjang masa.
Pemain sayap kanan biasa menyerang sisi sayap dan memperdaya bek lawan dengan serangkaian trik dan tipuannya yang mengesankan. Dengan absennya Pele dalam situasi tertentu, Garrincha memainkan peran kunci dalam mempertahankan gelar Brasil yang sukses di Piala Dunia 1962, di mana ia juga pencetak gol terbanyak turnamen dan pemenang Bola Emas.
Garrincha, yang berarti 'burung kecil' dalam bahasa Portugis, menghabiskan sebagian besar karier klubnya di Botafogo tetapi menjadi lebih terkenal karena kemitraannya yang hebat dengan Pele saat bermain di Timnas Brasil.
Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo mungkin berada di urutan kedua setelah Garrincha dalam hal kemampuan dengan bola di kakinya, tetapi mengingat keunggulan umur panjang karier sang pemain selama hampir dua dekade, ia adalah pilihan yang tak terbantahkan untuk pemain nomor 7 terbaik yang menghiasi sepak bola elite dunia.
Kapten Portugal, yang merupakan satu-satunya pemain Eropa yang mencetak 100 gol internasional (hanya pemain kedua secara keseluruhan yang mencapai prestasi tersebut). Ia pertama kali menerima jersey ikonik bernomor tujuh dari manajer legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson pada tahun 2003.
Kecuali untuk dua musim (satu dengan Sporting Lisbon dan yang lainnya untuk Real Madrid), Ronaldo selalu mengenakan nomor punggung 7 selama karier klubnya dan sebagian besar karir internasionalnya. Ia bahkan telah mematenkan singkatan namanya menjadi CR7 sanking cintanya pada nomor punggung satu ini.
Pencetak gol terbanyak sepanjang masa dalam sejarah Real Madrid dan Liga Champions, yang merupakan salah satu pemain terbaik yang pernah ada dis sepak bola. Rangkaian langkahnya yang rumit dan kecakapan menggiring bola di sayap kiri membuat banyak orang berdecak kagum.
Seiring kemajuan kariernya, Ronaldo kemudian beralih menjadi penyerang tengah dengan sangat mudah, sebuah langkah yang telah menghasilkan banyak keuntungan dalam hal gol yang dicetak.
Sumber: Sportskeeda
Disadur dari: Bola.com/Penulis Ario Yosia
Published: 6 Oktober 2020
<iframe class="vidio-embed" src="https://m.vidio.com/embed/1930254-kisah-lionel-messi-episode-3-bersinar-di-barcelona-dan-awal-mula-rivalitas-dengan-cristiano-ronaldo?autoplay=false&player_only=true&live_chat=false&mute=false&utm_source=vidio-share&utm_medium=embed&utm_campaign=vidio-share&" width="560" height="317" scrolling="no" frameborder="0" allowfullscreen></iframe><script src="//static-web-prod-vidio.akamaized.net/assets/javascripts/vidio-embed.js"></script>
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Miliano Jonathans Disorot Media Vietnam usai Resmi Bela Timnas Indonesia
Tim Nasional 5 September 2025, 17:03 -
Maarten Paes, Setahun Debut Timnas Indonesia dan Malam Tak Terlupakan di Jeddah
Tim Nasional 5 September 2025, 16:56
LATEST UPDATE
-
4 Faktor Pendukung Keberhasilan Timnas Indonesia Menerkam Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 07:08 -
Mees Hilgers Hubungi Erick Thohir, Minta Maaf Gara-gara Absen Bela Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 06:25 -
Hasil Ukraina vs Prancis: Mbappe Pastikan Les Blues Petik Tiga Poin
Tim Nasional 6 September 2025, 06:14 -
Hasil Italia vs Estonia: Debut Gattuso, Azzuri Pesta Gol
Piala Dunia 6 September 2025, 04:51 -
Rapor Pemain Timnas Indonesia Usai Libas Chinese Taipei 6-0: Menyala Timnasku!
Tim Nasional 6 September 2025, 03:31 -
Permainan Timnas Indonesia yang Diinginkan Patrick Kluivert Mulai Menemukan Bentuknya
Tim Nasional 6 September 2025, 01:00 -
Debut Manis Miliano Jonathans, Apresiasi Sananta buat Suporter Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 00:33 -
Dukungan Suporter Timnas Indonesia Tinggalkan Kesan Mendalam buat Pemain Lawan
Tim Nasional 6 September 2025, 00:22 -
Chelsea Coba Tikung MU untuk Perburuan Bintang Timnas Inggris Ini
Liga Inggris 5 September 2025, 23:48 -
Garuda Beringas: Timnas Indonesia Mendominasi Laga Kontra Chinese Taipei
Tim Nasional 5 September 2025, 23:39 -
Timnas Indonesia Menang Telak, Erick Thohir: Makasih Ya, Chinese Taipei!
Tim Nasional 5 September 2025, 23:35
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24