Tostao Bicara Anderson, Neymar dan Cristiano Ronaldo
Editor Bolanet | 21 Juli 2014 19:19
- Mantan pemain , menyebut bahwa bisa saja sebaik andai mampu beradaptasi dengan Premier League.
Seperti diketahui, sejak didatangkan Manchester United pada 2007 silam, Anderson gagal mendapatkan tempat utama di Old Trafford dan hanya tampil kurang lebih 20 kali tiap musim selama masa tujuh tahun di sana.
Karena itu, dalam penilaian Tostao yang mampu mencetak 32 gol dalam 54 laga bersama Brasil tersebut, Anderson sejatinya bisa saja sebagus Neymar andai dia mampu beradaptasi dengan bagus di kompetisi seperti Premier League.
Ketika pemain Brasil pindah ke Premier League, saya berpikir mereka bisa lebih disiplin, mengenal pentingnya permainan kolektif dan mengembangkan bagian taktik. Intinya, mempelajari semua tanpa kehilangan teknik. Bila mereka tak bisa, itu salah mereka sendiri, ujar Tostao.
Anderson adalah kasus klasik. Bila anda ingat dia saat muda, dia begitu bagus seperti Neymar, tapi setelah di sana, seperti yang sudah diprediksi. Tapi satu-satunya yang harus disalahkan atas hal ini adalah dia sendiri, bukan Premier League, timpalnya.
Tostao pun lantas memberikan contoh atas kasus Cristiano Ronaldo. Ronaldo ia nilai sebagai pemain yang mampu menjadikan Premier League sebagai wadah pengembangan diri sekaligus mengembangkan pemahaman taktik sepakbola yang bagus.
Cristiano Ronaldo bukan pemain Brasil, tetapi dapat dilihat bahwa dia adalah pemain yang tumbuh secara taktik dan membangun tekniknya di Inggris, ujarnya.
Anderson penuh skill, tapi dia tak memiliki teknik hebat, kemampuan untuk menerapkan skill-nya di laga besar. Ini sama seperti Robinho, dia mampu melakukan segalanya dengan bola dan tampak luar biasa, tapi kemudian ketika tim membutuhkannya, dia menghilang, tambahnya.
Sementara itu, dalam penilaian Tostao, kasus Neymar justru sebaliknya. Dengan skill dan teknik sepakbola yang dia punya, dan juga kemampuannya 'menghibur' penonton, Neymar justru telah menjadi harapan bangsa di usia yang masih sangat muda.
Neymar berbeda. Dia menggocek, melakukan banyak hal yang menyenangkan, tapi kemudian membawa harapan bangsa dan tim seperti nama-nama besar di masa lalu, tandasnya. (gl/dzi)
Seperti diketahui, sejak didatangkan Manchester United pada 2007 silam, Anderson gagal mendapatkan tempat utama di Old Trafford dan hanya tampil kurang lebih 20 kali tiap musim selama masa tujuh tahun di sana.
Karena itu, dalam penilaian Tostao yang mampu mencetak 32 gol dalam 54 laga bersama Brasil tersebut, Anderson sejatinya bisa saja sebagus Neymar andai dia mampu beradaptasi dengan bagus di kompetisi seperti Premier League.
Ketika pemain Brasil pindah ke Premier League, saya berpikir mereka bisa lebih disiplin, mengenal pentingnya permainan kolektif dan mengembangkan bagian taktik. Intinya, mempelajari semua tanpa kehilangan teknik. Bila mereka tak bisa, itu salah mereka sendiri, ujar Tostao.
Anderson adalah kasus klasik. Bila anda ingat dia saat muda, dia begitu bagus seperti Neymar, tapi setelah di sana, seperti yang sudah diprediksi. Tapi satu-satunya yang harus disalahkan atas hal ini adalah dia sendiri, bukan Premier League, timpalnya.
Tostao pun lantas memberikan contoh atas kasus Cristiano Ronaldo. Ronaldo ia nilai sebagai pemain yang mampu menjadikan Premier League sebagai wadah pengembangan diri sekaligus mengembangkan pemahaman taktik sepakbola yang bagus.
Cristiano Ronaldo bukan pemain Brasil, tetapi dapat dilihat bahwa dia adalah pemain yang tumbuh secara taktik dan membangun tekniknya di Inggris, ujarnya.
Anderson penuh skill, tapi dia tak memiliki teknik hebat, kemampuan untuk menerapkan skill-nya di laga besar. Ini sama seperti Robinho, dia mampu melakukan segalanya dengan bola dan tampak luar biasa, tapi kemudian ketika tim membutuhkannya, dia menghilang, tambahnya.
Sementara itu, dalam penilaian Tostao, kasus Neymar justru sebaliknya. Dengan skill dan teknik sepakbola yang dia punya, dan juga kemampuannya 'menghibur' penonton, Neymar justru telah menjadi harapan bangsa di usia yang masih sangat muda.
Neymar berbeda. Dia menggocek, melakukan banyak hal yang menyenangkan, tapi kemudian membawa harapan bangsa dan tim seperti nama-nama besar di masa lalu, tandasnya. (gl/dzi)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Apakah Arne Slot Akan Dipecat Liverpool?
Liga Inggris 21 Oktober 2025, 21:25 -
Belum Cetak Gol untuk MU, Matheus Cunha Woles Aja: Tunggu Tanggal Mainnya!
Liga Inggris 21 Oktober 2025, 12:43
LATEST UPDATE
-
Prediksi Persib Bandung vs Selangor FC 23 Oktober 2025
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 18:14 -
Frankfurt Mencari Pijakan, Liverpool Berambisi Mempertahankan Superioritasnya
Liga Champions 22 Oktober 2025, 18:02 -
Tradisi Apik Monaco, Tren Positif Tottenham
Liga Champions 22 Oktober 2025, 17:21 -
Karya Jurnalistik Akan Masuk Revisi UU Hak Cipta, Menteri Hukum: Harus Dilindungi
News 22 Oktober 2025, 17:17 -
Luka Modric Akui Eks Real Madrid Ini Jadi Alasan Utamanya Pindah ke AC Milan
Liga Italia 22 Oktober 2025, 16:56 -
Cek Jadwal Aksi Pemain Indonesia di Liga Europa 2025/26: Tayang di Vidio
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 16:12
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04