Mengupas Rahasia Moncernya Inter Milan Belakangan Ini
Editor Bolanet | 16 Desember 2015 12:18
Fenomena moncernya Inter secara mendadak ini tentu saja menimbulkan pertanyaan di benak para pecinta sepakbola, khususnya para penggemar Serie A, apa yang dilakukan Roberto Mancini sehingga timnya mampu memenangkan pertandingan dengan banyak gol. Bolanet melihat setidaknya ada lima aspek yang menyebabkan Inter Milan semakin moncer dalam beberapa pekan ini. Apa saja lima aspek tersebut? Silahkan lihat ulasan Bolanet berikut.[initial]
Baca Juga:
- Brozovic Datang ke Arsenal di Januari
- Allegri: Inter Milan Unggulan Nomor Satu Scudetto
- Boca Juniors Konfirmasi Transfer Bintangnya ke Inter Milan
- Perut Buncit Ronaldo Bikin Heboh Dunia Maya
- Icardi: Motivasi Mancini Membangkitkan Saya
- Dua Klub EPL Inginkan Vidic
- Bangkit, Juve Rebut Capolista di Februari 2016
Formasi 4-2-3-1
Pertama kali Inter menang besar musim ini adalah pada pertandingan kontra Frosinone di akhir November silam. Pada saat itu Mancini menggeser posisi Stevan Jovetic lebih ke dalam dan membiarkan Mauro Icardi sebagai striker tunggal. Hasilnya Inter menang 4-0 kontra Frosinone. Pada pertandingna kontra Sampdoria akhir pekan lalu, Mancini kembali mengulangi strategi tersebut dan hasilnya mereka kembali menang 4-0.
Pada pertandingan dini hari tadi dalam informasi yang diturunkan sebelum pertandingan, Mancini menggunakan formasi 4-4-2 dengan menduetkan Rodrigo Palacio dan Rey Manaj. Namun kenyataannya posisi Palacio sedikit lebih ke dalam sehingga menjadi formasi 4-2-3-1 dan hasilnya mereka menang 3-0.
Serangan Yang lebih Efisien
Sebagai perbandingan, bisa kita lihat pada pertandingan Udinese. Inter tercatat melakukan 13 tembakan, dimana hanya empat tembakan mereka yang tidak tepat sasaran, sisa 9 tembakan lainnya berakhir dengan empat gol, tiga saves, dan dua tendangan di blok pemain lawan.
Tendangan Dari Luar Lapangan
Hal ini sejalan dengan informasi statistik dari Whoscored, yang menyebut bahwa rata-rata areal tembakan Inter dalam beberapa laga terakhir 53% diantaranya dilesakkan dari luar kotak penalti. Dari beberapa tembakan dari luar kotak penalti tersebut berhasil dikonversikan menjadi dua gol oleh Adem Ljajic dan Marcelo Brozovic.
Mengandalkan Sayap Kiri Sebagai Permulaan Serangan
Berdasarkan Positional Report dari statistik Whoscored, disebutkan bahwa minimal 39% Serangan Inter dimulai dari sayap kiri. Angka tersebut biasanya meningkat sampai angka 45%, di mana Inter jarang sekali memulai serangan dari tengah. Tercatat hanya 26-28% serangan Inter bermula dari tengah.
Peran Vital Adem Ljajic
Selain itu Ljajic sering membuat barisan pertahanan lawan kewalahan. Dalam lima pertandingna terakhir ia tercatat setidaknya melakukan 4 percobaan Dribble dan ia sudah membuat satu gol dan dua assist bagi kubu Nerrazurri.
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Gabung AC Milan, David Odogu Tak Pernah Bayangkan Bisa Satu Tim dengan Luka Modric
Liga Italia 5 September 2025, 05:55 -
Ayah Santiago Gimenez Sentil AC Milan Yang Ingin Tukar Putranya Dengan Striker Roma
Liga Italia 4 September 2025, 22:59 -
Serie A, Panggung Akhir Para Bintang Veteran
Liga Italia 4 September 2025, 15:30
LATEST UPDATE
-
Jadwal, Hasil Lengkap, Klasemen, dan Top Skor Kualifikasi Piala Asia U-23 2026
Tim Nasional 6 September 2025, 22:55 -
Man of the Match Timnas Indonesia U-23 vs Makau: Arkhan Fikri
Tim Nasional 6 September 2025, 22:32 -
Terlewatinya Catatan Gol Francesco Totti di Timnas Italia
Piala Dunia 6 September 2025, 22:08 -
Update Klasemen Pembalap MotoE 2025
Otomotif 6 September 2025, 21:48 -
Hasil Race 2 MotoE Catalunya 2025: Eric Granado Raih Kemenangan Ganda untuk LCR E-Team
Otomotif 6 September 2025, 21:44 -
Daftar Pabrikan Motor dengan Gelar Dunia Konstruktor MotoGP Terbanyak dalam Sejarah
Otomotif 6 September 2025, 21:36
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24