Watford Dan Mimpi Prematur Klub Promosi
Editor Bolanet | 24 Juli 2015 20:41
Sejatinya ini bukan kesempatan pertama bagi Watford merasakan ketatnya persaingan Premier League. The Hornets, julukan Watford, pernah dua kali menjajal kerasnya persaingan Premier League pada kesempatan sebelumnya.
Sial bagi Watford, dalam dua kesempatan tersebut, musim 1999/2000, dan 2006/2007, mereka tak mampu bertahan dan langsung terdegradasi. Ibarat pepatah, mereka hanya mampir minum saja. Lebih nahas lagi, dalam dua kesempatan tersebut mereka harus mengakhiri musim sebagai juru kunci klasemen.
Kini Watford telah kembali ke Premiere League. Tak ingin nasib nahas mereka pada dua kesempatan sebelumnya terulang, mereka banyak berbenah. Bongkar pasang pemain mereka lakukan, bahkan, posisi juru taktik juga mereka rombak.
Dimulai dari posisi paling sentral, pelatih. Pelatih yang musim lalu mengantar mereka promosi, Slavisa Jokanovic, secara mengejutkan harus kehilangan pekerjaanya. Pelatih asal Serbia tersebut harus merelakan tempatnya kepada Quique Sanchez Flores, pelatih asal Spanyol yang pernah mengantar Atletico Madrid menjuarai Europa League 2009/2010.
Sementara itu, Miguel Britos, Jose Holebas, Sebastian Prodl, Valon Behrami, , Etiene Capoune mereka daratkan ke Vicarage Road Stadium untuk menambah kekuatan mereka. Catatan khusus patut ditunjukkan kepada Jurado yang merupakan pemain kunci kunci bagi Quique Sanchez Flores kala mengantar Atletico menjuarai Europen League 2009/2010 silam.
Dengan serangkaian perubahan tersebut, memang masih mustahil jika mereka mematok target juara. Namun, mereka sangat berharap dengan perubahan ini mereka mampu bersaing di papan tengah, atau setidaknya tidak lagi terdegradasi seperti yang terjadi pada dua kesempatan sebelumnya.
Dengan belanja pemain dan pergantian pelatih yang sudah mereka lakukan, mampukah Watford memberi kejutan pada Premier League musim ini?. Ataukah hanya akan mengalami mimpi prematur seperti yang pernah terjadi pada klub Premier League lain.
Queens Park Rangers dan telah telah mengalaminya. Mereka mendatangkan sederet bintang dengan mimpi bisa bersaing di Premier League. Namun, nyatanya yang mereka dapatkan hanya mimpi prematur. Deretan pemain bintang justru membuat tidur mereka tidak nyenyak. Mimpi indah yang mereka dambakan menjadi prematur. Suka cita di awal musim berubah petaka degradasi pada akhir musim.
Musim lalu, QPR pada awal musim mendatangkan sederet pemain bintang seperti Steven Clauker, Rio Ferdinand, Leroy Fer, , Mauricio Isla, Eduardo Vargas, Nico Krancar dan Mauro Zarate. Hasilnya, juru kunci klasemen. Selain terdegradasi, mereka juga sedang mendapat ancaman sanksi akibat dugaan pelanggaran aturan Financial Fair Play.
Hal yang sama juga terjadi pada Portsmouth pada musim 2009/2010. Kendati bukan musim pertama mereka promosi ke Premier League, tapi belanja besar yang mereka lakukan pada musim itu membuat mereka kesulitan keuangan. Hal tersebut diperparah dengan mundurnya bos mereka, Sulaiman Al Fahim. Portsmouth mengakhiri musim sebagai juru kunci dengan materi pemain mentereng seperti Nwankwo Kanu, Aruna Dindane, Jhon Utaka, Kevin-Prince Boateng, Papa Bouba Diop, dan Younes Kaboul.
Namun, tak selamanya nasib klub promosi selalu berakhir negatif. Kesuksesan Swansea City bisa jadi contohnya. Mereka tidak melakukan belanja besar sehingga membuat fondasi klub roboh. Klub asal Wales ini melakukan belanja dengan efektif di bursa transfer. Bagi Swansea, apa yang sudah dibangun tidak perlu di rubah, hanya perlu diperbaiki dan diperkuat.
Jadi, menarik untuk kita nanti kelanjutan aksi Watford dalam mengarungi Premier League musim depan. Apakah mereka akan mengulang nasib nahas mereka di dua kesempatan sebelumnya, sekaligus menyusul apa yang pernah dialami oleh QPR dan Portsmouth. Atau mereka menjelma sebagai Swansea yang semakin mapan di Premier League. [initial]
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Sindiran Halus di Balik Pujian: Guardiola Komentari Umpan Rabona Rayan Cherki
Liga Inggris 7 Desember 2025, 08:49
-
Jadwal Lengkap Manchester United 2025/2026
Liga Inggris 7 Desember 2025, 07:07
-
Man of the Match Leeds United vs Liverpool: Hugo Ekitike
Liga Inggris 7 Desember 2025, 07:05
-
Hasil Lengkap, Klasemen, Jadwal dan Top Skor Premier League 2025/2026
Liga Inggris 7 Desember 2025, 05:59
LATEST UPDATE
-
Man of the Match Real Madrid vs Celta Vigo: Williot Swedberg
Liga Spanyol 8 Desember 2025, 05:37
-
Hasil Lengkap, Klasemen, Jadwal dan Top Skor La Liga 2025/2026
Liga Spanyol 8 Desember 2025, 05:35
-
Man of the Match Napoli vs Juventus: Rasmus Hojlund
Liga Italia 8 Desember 2025, 05:26
-
Jadwal Timnas Indonesia U-22 vs Filipina SEA Games 2025 dan Link Live Streaming!
Tim Nasional 8 Desember 2025, 04:43 -
Rekomendasi 4 HP Samsung Rp2 Jutaan yang Siap Menemani Liburan Akhir Tahun tanpa Drama Lemot
News 8 Desember 2025, 03:13
-
Prediksi Wolves vs Man United 9 Desember 2025
Liga Inggris 8 Desember 2025, 03:00
-
Prediksi Torino vs Milan 9 Desember 2025
Liga Italia 8 Desember 2025, 02:45
-
4 Klub yang Bisa Jadi Pelabuhan Baru Mohamed Salah Usai Situasi Memanas di Liverpool
Liga Inggris 8 Desember 2025, 02:31
-
Jadwal Lengkap Tim Indonesia di SEA Games 2025: Sepak Bola, Futsal, hingga Voli
Tim Nasional 8 Desember 2025, 02:21
LATEST EDITORIAL
-
Dari Salah hingga Neymar, 8 Pemain Top yang Anjlok Drastis di Musim 2025/2026
Editorial 5 Desember 2025, 14:58
-
Jika Arne Slot Lengser, Ini 11 Pelatih Nganggur yang Cocok untuk Liverpool
Editorial 5 Desember 2025, 14:49
-
5 Pemain yang Memberikan Dampak Tak Terduga di Serie A Musim Ini
Editorial 4 Desember 2025, 13:02
-
6 Opsi Klub Baru Marcus Rashford jika Tak Dipermanenkan Barcelona
Editorial 4 Desember 2025, 11:26






