5 Kontroversi Sprint Race MotoGP: Bahaya Bertambah, Para Rider Marah Tak Diajak Diskusi
Anindhya Danartikanya | 24 Agustus 2022 16:33
Bola.net - Sejak diumumkan secara resmi pada Sabtu (20/8/2022), penambahan sprint race di MotoGP mulai 2023 memang menuai opini pro dan kontra. Jangankan para penggemar, para pembalapnya saja juga terbagi menjadi dua kubu, yakni kubu pendukung dan kubu yang menolak.
Sprint race bukan format baru di dunia balap. Namun, keberadaannya makin populer usai diterapkan di WorldSBK dan Formula 1. Meski begitu, berbeda dari WorldSBK dan F1, sprint race MotoGP takkan menentukan posisi start balapan pada Minggu (feature race).
Posisi start kedua balapan ditentukan sesi Kualifikasi 1 (Q1) dan Kualifikasi (Q2). Selain itu, alokasi mesin dan ban per musim tak mengalami perubahan. Poin yang tersaji di sprint race juga hanya diterima sembilan rider terbaik dan jumlahnya setengah dari poin yang tersaji di feature race.
Para pembalap seperti Marc Marquez, Jack Miller, Jorge Martin, dan Maverick Vinales mendukung sprint race. Namun, para rider seperti Fabio Quartararo, Aleix Espargaro, Pecco Bagnaia, dan Pol Espargaro sangat vokal menyatakan keberatan. Quartararo bahkan tak segan menyebut gagasan ini 'bodoh'.
Menjelang kelahirannya di MotoGP musim depan, sprint race sudah menyajikan sederet kontroversi. Tak hanya dikritik oleh sebagian pembalap, ada lima hal lain yang memicu rasa skeptis soal sesi ini. Berikut ulasannya.
Tidak Didiskusikan dengan Para Pembalap
Kontroversi soal sprint race dimulai ketika para pembalap kompak mengaku tak mengetahui soal rencana ini sebelum Jumat, 19 Agustus 2022, di Sirkuit Red Bull Ring, Austria. Kebanyakan dari mereka makin jengkel karena mengetahuinya lewat media massa, bukan dari tim atau pabrikan.
Para pembalap meyakini bahwa mereka seharusnya menjadi pihak pertama sekaligus utama yang diajak berdiskusi oleh FIM, Dorna Sports, dan IRTA, mengingat olahraga ini berbahaya dan memiliki risiko tinggi, yang tentunya mengancam nyawa dan memicu cedera.
Meski beberapa rider mendukung adanya sprint race, mereka mengakui sesi ini bakal menambah beban mental dan fisik mereka. Selain itu, risiko bahaya jadi berlipat ganda. Sebagai catatan, MotoGP bakal memiliki 21-22 seri pada 2023, tak seperti WorldSBK yang hanya menggelar 12-13 seri per musim.
Bikin Pembalap Makin Semangat Bentuk 'Serikat'
Langkah FIM, Dorna Sports, dan IRTA yang tak mengajak pembalap berdiskusi terlebih dahulu sebelum memastikan penambahan sprint race, membuat para rider semakin bersemangat membentuk 'serikat pembalap' seperti Grand Prix Drivers Association (GPDA) di Formula 1.
GPDA di F1 tak hanya membicarakan tingkat keselamatan, yakni hal yang selalu dibahas MotoGP lewat Safety Commission, melainkan juga membahas hak-hak mereka sebagai pembalap dan manusia. Ide membentuk serikat sudah serius digagas pada awal musim, bahkan didukung para rider seperti Marquez, Espargaro, dan Bagnaia.
Fabio di Giannantonio menyatakan bahwa para rider mulai mencari sosok yang bisa memimpin serikat ini. Seperti pernyataan Marquez, 'Diggia' menyebut sosok tersebut harus merupakan mantan pembalap yang belum terlalu lama pensiun. Andrea Dovizioso, yang akan pensiun usai Seri San Marino, jadi kandidat terkuat.
CEO Dorna Sports Tuduh Media Massa Provokasi Para Rider
Dalam jumpa pers untuk mengumumkan penambahan sprint race di Red Bull Ring pada Sabtu siang, CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, naik pitam ketika ditanya jurnalis soal gagasan para pembalap membentuk 'serikat', walau banyak rider sudah lantang menyatakan keinginan ini lewat media massa sejak awal musim.
Ezpeleta justru menuduh media massa memprovokasi para rider untuk mengucapkan pernyataan soal 'serikat pembalap'. "Ini mungkin sesuatu yang Anda comot dari opini beberapa rider. Anda kemudian menciptakan topik untuk dibicarakan. Namun, saya tak melihat satu pun rider membicarakan kepentingan serikat," ujarnya.
"Saya tak beropini untuk melawan kans itu, tetapi hubungan dekat antara para rider dan kejuaraan ini lebih baik daripada asosiasi apa pun di olahraga lain atau olahraga sejenis. Ini cuma argumen pers, bukan realita. Jika mereka ingin membentuk sesuatu, mereka harus bicara dengan saya, bukan dengan Anda," lanjut Ezpeleta.
Dianggap Hanya Tiru-Tiru Formula 1 dan WorldSBK
Keputusan FIM, Dorna Sports, dan IRTA menambahkan sprint race bertujuan agar MotoGP semakin seru, serta agar bisa menambah penonton TV dan penonton di sirkuit. Perlu dicatat, bahwa jumlah penonton MotoGP di trek rata-rata menurun dalam tiga tahun terakhir, terutama setelah Valentino Rossi pensiun.
Meski begitu, kehadiran sprint race di MotoGP dinilai banyak pihak hanya ikut-ikutan tren di Formula 1 dan WorldSBK. WorldSBK sendiri sudah menggelar sprint race yang dinamakan 'Superpole Race' sejak 2019, sementara F1 mulai menggelar sprint race pada 2021 dan hanya menggelarnya tiga kali per musim.
Banyak orang menilai rendahnya keseruan MotoGP bukan disebabkan kurangnya sesi yang menegangkan, melainkan disebabkan regulasi teknis. Para pembalap bahkan yakin permainan aerodinamika selama delapan tahun belakangan adalah biang keladi berkurangnya aksi saling salip sehingga balapan menjadi membosankan.
Bikin Statistik Bersejarah MotoGP Membingungkan
Penambahan sprint race ini tentunya akan mengubah sejarah MotoGP, yang sejak 1949 selalu menggelar satu balapan saja untuk tiap kelas Grand Prix. Sistem poin juga tentunya bakal berubah, mengingat sistem poin yang ada sekarang telah berlaku sejak 1993.
Namun, yang lebih membingungkan nanti adalah perhitungan jumlah kemenangan dan podium yang diperoleh seorang pembalap. Dalam pernyataannya lewat situs resmi kejuaraan, Minggu (21/8/2022), Sporting Director Dorna Sports, Carlos Ezpeleta, menjelaskan soal kerancuan ini.
Berbeda dari WorldSBK, kemenangan sprint race di MotoGP takkan digabung dengan statistik kemenangan feature race dan akan dibuatkan data tersendiri. Namun, hasil finis di posisi 2 dan 3 di sprint race takkan dianggap sebagai podium dan takkan mendapatkan apresiasi berbentuk data terpisah.
Baca juga:
- Dulu Sengit, Valentino Rossi-Casey Stoner Kini Bersatu Bantu Pecco Bagnaia Panen Kemenangan
- Honda: Kalau Marc Marquez Absen di Tes Misano, Kami Bakal 'Buta'
- Bakal Hengkang dari MotoGP, Darryn Binder Mulai Cari Tempat di Moto2
- Apes, Joan Mir Harus Absen dari MotoGP Misano Gara-Gara Cedera Engkel
- Sirkuit Mandalika Buru Homologasi FIA demi Bisa Gelar Balap Mobil
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
PSV Eindhoven vs Napoli: Kota Teknologi Bertemu Kota Seni di Liga Champions
Liga Champions 21 Oktober 2025, 16:25 -
Mengenal Diogo Moreira, Rider Muda Asal Brasil yang Jadi Rookie Honda di MotoGP 2026
Otomotif 21 Oktober 2025, 16:08 -
Jadwal Live Streaming Formula 1 Meksiko 2025 di Vidio, 25-27 Oktober 2025
Otomotif 21 Oktober 2025, 09:37
LATEST UPDATE
-
Persib Bandung vs Selangor FC: Jadwal, Jam Kick-off, Siaran TV, dan Link Streaming
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 23:27 -
Prediksi Nottingham Forest vs Porto 24 Oktober 2025
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 23:10 -
Dean Huijsen Beri Sinyal Comeback di El Clasico Kontra Barcelona
Liga Spanyol 22 Oktober 2025, 23:08 -
Jadwal Persib vs Selangor: Maung Bandung Siap Amankan Poin Penuh di Kandang
Bola Indonesia 22 Oktober 2025, 22:58 -
Hasil AFC Champions League Two: Tanpa Ronaldo, Al Nassr Tetap Perkasa di India
Asia 22 Oktober 2025, 22:57 -
Link Live Streaming Galatasaray vs Bodo/Glimt - Nonton Liga Champions/UCL di Vidio
Liga Champions 22 Oktober 2025, 22:47 -
Senne Lammens, Kiper Baru yang Kini Tak Tergantikan di Manchester United
Liga Inggris 22 Oktober 2025, 22:31 -
Prediksi Celta Vigo vs Nice 24 Oktober 2025
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 22:28 -
Erling Haaland Lampaui Rekor Cristiano Ronaldo, Cetak Gol 12 Laga Beruntun!
Liga Champions 22 Oktober 2025, 22:04 -
Prediksi AS Roma vs Viktoria Plzen 24 Oktober 2025
Liga Eropa UEFA 22 Oktober 2025, 21:51 -
Hebatnya Kylian Mbappe: Jumlah Golnya Setara dengan Total Gol Juventus Musim Ini
Liga Champions 22 Oktober 2025, 21:46
LATEST EDITORIAL
-
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
Editorial 21 Oktober 2025, 22:27 -
4 Pemain Baru Manchester United yang Bantu Ruben Amorim Taklukkan Liverpool di Anfield
Editorial 21 Oktober 2025, 22:04