David Beckham, Kartu Merah, dan Tangis Inggris di 16 Besar Piala Dunia 1998
Serafin Unus Pasi | 30 September 2022 21:14
Bola.net - Pertandingan babak 16 besar Piala Dunia 1998 antara Inggris melawan Argentina menampilkan insiden yang masih diingat publik hingga kini. Dalam laga tersebut, David Beckham menjadi biang keladi atas gagalnya The Three Lions melaju ke babak selanjutnya usai kalah adu penalti 3-4 atas Tim Tango.
Kedua tim sejak peluit kick off dibunyikan, langsung mempertontonkan permainan menarik. Argentina membuka keunggulan terlebih dahulu berkat gol penalti Gabriel Batistuta. Berupaya mengejar ketertinggalan, Inggris menyamakan kedudukan di menit 10 lewat cara yang sama. Alan Shearer berhasil melakukan tugasnya sebagai algojo tendangan penalti.
Kemudian, skuat asuhan Glenn Hoddle memimpin lewat gol Michael Owen di menit ke-16 lewat proses solo run yang ciamik sebelum disamakan oleh Javier Zanetti di penghujung babak pertama skor pun 2-2. Petaka terjadi saat babak kedua baru berjalan dua menit.
Diego Simeone yang saat itu menekel David Beckham, keduanya lantas sama-sama terjatuh. Tak terima atas tekel tersebut, Beckham justru menendang Simeone yang hendak bangun dan melanjutkan pertandingan. Celakanya, wasit melihat tendangan Beckham dan langsung mengganjarnya dengan kartu merah.
Tersingkir Lewat Adu Penalti
Pertandingan pun pada akhirnya berlanjut ke babak adu penalti. Di antara pemain Timnas Inggris sendiri, Beckham dikenal andal sebagai spesialis bola-bola mati dan menjadi kerugian tersendiri bagi The Three Lions.
Inggris benar-benar harus menyingkir dari Prancis setelah Argentina menyegel kemenangan 4-3 di babak adu penalti demi berebut tempat di babak perempat final. Bila Hernan Crespo gagal mencetak gol dari titik penalti, maka kegagalan Inggris lahir dari sepakan Paul Ince dan David Batty.
Jadi Titik Terendah
Kartu merah yang ia terima di Piala Dunia 1998 benar-benar membuat Beckham sebagai musuh publik Inggris. Sepanjang tahun, cacian dan hujatan menjadi menu yang dilahap Beckham, bahkan saat ia melakoni laga bersama Manchester United.
Dalam wawancara bertahun-tahun setelahnya, Beckham juga mengakui, kartu merah itu menjadi titik terendah di sepanjang perjalanan kariernya sebagai pesepak bola.
"Kartu merah itu benar-benar menghancurkan saya. Rasanya, saya ada di titik terendah dalam kehidupan. Namun, saya bersyukur untuk Tony Adams. Dia menjadi satu-satunya pemain yang ada buat saya di ruang ganti," ungkap Beckham dalam wawancaranya bersama Paul Wilson untuk The Guardian.
Michael Owen Masih Kesal
Berkat insiden itu, David Beckham dikecam habis-habisan oleh publik Inggris. Namun, tak hanya publik Inggris saja yang kesal atas kejadian kartu merah tersebut, kompatriotnya Michael Owen juga kesal dengan Beckham.
Dalam autobiografinya yang berjudul 'Reboot - My Life, My Time,' Owen salah satunya bercerita tentang peristiwa besar yang terjadi di Piala Dunia 1998. Ketika itu Inggris berhadapan dengan Argentina di babak 16 besar. Laga bertensi tinggi tersebut kemudian diwarnai drama yang akan dikenang sebagai salah satu momen bersejarah dalam perjalanan Piala Dunia.
Pada pertandingan tersebut, Beckham diusir wasit Kim Nielsen karena menendang Diego Simeone. Inggris pun bermain dengan 10 orang dan The Three Lions akhirnya kalah lalu tersingkir di ajang tersebut.
"Apakah kita bisa mengalahkan Argentina seandainya bermain dengan 11 orang? Kita tidak pernah tahu, tapi kita bermain baik dengan 10 orang kala itu. Aku hanya bisa bilang bahwa, saat aku menulis buku ini, saat menyadari betapa beruntungnya seorang pemain untuk bisa berlaga di Piala Dunia, bohong kalau aku menyebut apa yang dilakukan David saat itu tidak membuat seluruh tim kecewa," jelas Owen.
(Bola.net/Yoga Radyan)
Baca Juga:
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Tak Kunjung Cetak Banyak Gol, Arsenal Dinilai Kemahalan Beli Gyokeres, Setuju Nggak?
Liga Inggris 21 Oktober 2025, 10:41
LATEST UPDATE
-
4 Sosok di Balik Kebangkitan Manchester United Musim Ini
Liga Inggris 25 Oktober 2025, 04:00
-
Live Streaming AC Milan vs Pisa - Link Nonton Serie A/Liga Italia di Vidio
Liga Italia 25 Oktober 2025, 00:45
-
Tak Ada Pilihan Lain, Juventus Harus Kalahkan Lazio Pekan Ini
Liga Italia 24 Oktober 2025, 23:59
-
Federico Dimarco Jadi Mesin Peluang Inter Milan di Musim Ini
Liga Italia 24 Oktober 2025, 23:20
-
Juventus, Bawalah Semangat Lawan Real Madrid ke Serie A
Liga Italia 24 Oktober 2025, 23:18
-
Siapa yang Layak Jadi Starter Liverpool: Hugo Ekitike atau Alexander Isak?
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 23:12
-
Xabi Alonso Kepincut Kenan Yildiz, Juventus Pasang Harga 100 Juta Euro
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 22:05
-
Barcelona Dapat Pukulan Berat, Raphinha Dipastikan Absen di El Clasico
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 21:28
-
Napoli vs Inter Milan: Dilema di Lini Serang Tuan Rumah
Liga Italia 24 Oktober 2025, 21:24
-
Lamine Yamal Panaskan El Clasico: Sebut Real Madrid Sebagai Maling!
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 21:15
-
Enzo Maresca Beri Kabar Gembira: Liam Delap Segera Comeback Bela Chelsea!
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 21:15
-
Napoli vs Inter Milan: Bagian dari Perjalanan Panjang
Liga Italia 24 Oktober 2025, 21:13
LATEST EDITORIAL
-
4 Striker Terbaik Versi Harry Kane, Nama Thierry Henry Tak Masuk Daftar
Editorial 24 Oktober 2025, 22:47
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56







