Demi FIFA, Brasil Ijinkan Minum Bir di Stadion
Editor Bolanet | 30 Maret 2012 14:31
Penjualan minuman beralkohol di dalam arena olahraga telah dilarang di Brasil sejak 2003, namun RUU khusus Piala Dunia akan menciptakan pengecualian seperti yang diminta oleh badan sepak bola dunia, FIFA. Dengan ditangguhkannya Rancangan Undang-undang (RUU) tersebut, seakan membuka jalan untuk penjualan bir dalam kemasan plastik di dalam stadion.
RUU tersebut, yang tetap memerlukan pengesahan dari Senat sebelum diratifikasi oleh Presiden Dilma Roussef, juga akan mengizinkan bir untuk dijual di dalam stadion sepanjang Piala Konfederasi 2013.
FIFA telah meminta pengecualian atas perjanjian dengan sponsornya, perusahaan bir yang berasal dari Amerika Serikat, Budweiser, dan pelarangan penjualan bir di 12 kota yang menjadi tuan rumah Piala Dunia Brasil akan menghantam pemasukan badan sepak bola dunia tersebut.
Pencabutan larangan tersebut datang setelah terdapat perjanjian dengan pemerintah, pihak oposisi, dan blok pro agribisnis yang sangat kuat di negara tersebut.
Bagaimanapun, beberapa pembuat undang-undang menegaskan bahwa FIFA masih akan perlu bernegosiasi terkait izin penjualan bir secara terpisah dengan negara-negara bagian Brasil yang bersangkutan. Tujuh dari 12 kota yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia memiliki peraturan yang melarang penjualan bir.
RUU tersebut juga memberi hak ekslusif terhadap FIFA terhadap gambar, suara, dan bentuk ekspresi lain yang berhubungan dengan Piala Dunia, dan berhak meminta hukuman dan sanksi keuangan untuk segala bentuk reproduksi ilegal.
RUU tersebut juga mengatur satu persen dari keseluruhan tiket masuk dialokasikan untuk penyandang cacat, dan mengatur agar 300.000 tiket dijual dengan potongan harga.
Renan Fielho, anggota Partai Pergerakan Demokratik Brasil, yang juga bersekutu dengan pemerintah, mengatakan: Pencabutan larangan ini bersifat sementara untuk menjamin Piala Dunia Brasil berjalan dengan sukses. Namun Vicente Candido, anggota Partai Pekerja dan penyokong RUU tersebut menggambarkannya sebagai kompromi yang tidak memenuhi keinginan pemerintah, tetapi untuk FIFA, dan masyarakat sipil. (afp/mac)
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
LATEST UPDATE
-
Timnas Indonesia U-17 ke Dubai: Persiapan Terakhir Menuju Piala Dunia U-17 2025
Tim Nasional 15 Oktober 2025, 22:54 -
Semua Bisa Terjadi, Timnas Indonesia U-17 Tak Perlu Gentar Hadapi Brasil
Tim Nasional 15 Oktober 2025, 22:45 -
Dianggap Netral, 2 Pelatih Asing Ini Dinilai Cocok untuk Memegang Timnas Indonesia
Tim Nasional 15 Oktober 2025, 22:36 -
Barcelona Siapkan Striker 21 Tahun Sebagai Pengganti Robert Lewandowski
Liga Spanyol 15 Oktober 2025, 22:00 -
Usai Teken Kontrak Baru, Frenkie De Jong Buka Suara Soal Gosip Gaji Fantastis
Liga Spanyol 15 Oktober 2025, 21:53 -
Raphinha Akui Sempat Tergoda Tawaran Besar dari Arab Saudi
Liga Spanyol 15 Oktober 2025, 21:31 -
Kontrak Baru Vinicius Junior dan Batas Struktur Gaji Internal Real Madrid
Liga Spanyol 15 Oktober 2025, 20:29 -
Frenkie de Jong Resmi Perpanjang Kontrak di Barcelona
Liga Spanyol 15 Oktober 2025, 20:10 -
Rizky Ridho Apresiasi Media Cup 2025 Gagasan PSSI Pers
Bola Indonesia 15 Oktober 2025, 19:38 -
Juventus Mulai Susun Rencana untuk Pinjam Pemain dari Real Madrid
Liga Italia 15 Oktober 2025, 19:08 -
Juventus Mengintai Gelandang Muda yang Terpinggirkan di Old Trafford
Liga Italia 15 Oktober 2025, 19:01 -
Prediksi BRI Super League: Dewa United vs Madura United 16 Oktober 2025
Bola Indonesia 15 Oktober 2025, 18:24
LATEST EDITORIAL
-
10 Transfer Terburuk Premier League Musim Panas Ini, Florian Wirtz Masuk!
Editorial 15 Oktober 2025, 22:41 -
8 Negara Besar yang Belum Pernah Lolos ke Piala Dunia: Ada India dan Indonesia
Editorial 15 Oktober 2025, 22:18 -
5 Mantan Anak Buah Arsene Wenger yang Kini Menjadi Pelatih
Editorial 15 Oktober 2025, 00:03 -
Real Madrid Siap Cuci Gudang? 4 Pemain Ini Bisa Pergi Januari Nanti
Editorial 14 Oktober 2025, 17:33