Starting XI Terburuk Piala Dunia 2018: Ada Robert Lewandowski dan Thomas Muller Lho!
Asad Arifin | 29 Oktober 2022 08:10
Bola.net - Piala Dunia 2018 menjadi mimpi buruk bagi sejumlah negara besar. Jerman adalah salah satunya. Pasalnya, Der Panzer tampil buruk dan harus gugur pada fase grup.
Piala Dunia 2022 mungkin akan menjadi panggung akbar terakhir bagi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Walau masih berada di top level, mereka sudah tidak lagi muda. Faktor usia tidak mungkin disangkal.
Messi dan Ronaldo mungkin bersinar di Qatar, tetapi tidak ada jaminan. Berkaca dari empat tahun lalu di Rusia, tak sedikit pemain bintang yang justru tampil melempem di Piala Dunia 2018.
Kondisi itu jelas sangat menyesakkan, mengingat nama besar mereka diharapkan bisa mendongkrak performa tim. Namun, nyatanya, malah sebaliknya. Berikut ini 11 pemain yang dianggap gagal total di Piala Dunia 2018 silam.
Simak selengkapnya di bawah ini ya Bolaneters.
Kiper: David de Gea (Spanyol)

Di edisi ini, Spanyol hanya mampu bertahan hingga babak 16 besar. Mereka dijegal tuan rumah Rusia via adu penalti yang berakhir dengan kekalahan 3-4. Satu di antara pemain yang paling disorot adalah De Gea.
Kaya pengalaman di Premier League bersama Manchester United ternyata tak membawa dampak signifikan bagi Tim Matador. Pada fase sebelumnya, yakni pembuka Grup B kontra Portugal, De Gea tampil memalukan.
Sempat berbalik unggul 3-2, La Furia Roja harus puas bermain imbang 3-3 setelah gawang De Gea dijebol Cristiano Ronaldo di menit-menit akhir pertandingan.
Bek Kanan: Joshua Kimmich (Jerman)

Datang sebagai juara bertahan, Jerman tersingkir secara menyakitkan. Kampiun Piala Dunia 2014 itu terkapar di dasar klasemen Grup F. Dari tiga laga, Panser Eropa hanya mampu mengemas sebiji kemenangan. Tak pelak lagi, Kimmich ikut masuk daftar cemooh.
Pemain kepunyaan Bayern Munchen tersebut gagal menjalankan tugas di sisi kanan pertahanan Jerman. Keteledorannya terpampang jelas kala bentrok kontra Meksiko. Kimmich beberapa kali kalah bertarung dan mengamankan wilayahnya dari gempuran penyerang lawan. Akibatnya, Jerman kalah 0-1.
Bek Tengah: Gerard Pique (Spanyol)

emain Spanyol lainnya yang juga layak disemprot kala bermain imbang 3-3 melawan Portugal adalah Pique. Bintang Barcelona itu seperti demam panggung. Ketangguhannya sama sekali tak terlihat.
Akibatnya, penyerang Portugal, Cristiano Ronaldo dapat dengan mudah mencetak hat-trick. Jika saja Pique tampil cemerlang seperti biasa, bisa dipastikan Spanyol meraih kemenangan. Soalnya, La Furia Roja sudah unggul 3-2 sebelum dibuyarkan Ronaldo di menit-menit akhir pertandingan.
Bek Tengah: Jerome Boateng (Jerman)

Sebelum laga melawan Meksiko, Pelatih Joachim Löw pastinya sudah mewanti-wanti Boateng agar bermain sepenuh hati sekaligus berhati-hati. Boateng juga diminta agar bahu membahu dengan rekannya di lini belakang, Mats Hummels.
Akan tetapi, harapan tinggal harapan. Boateng melempem. Jerman tumbang 0-1. Fans berang, Boateng diserang. Bukannya berkaca dari kesalahan, Boateng lagi-lagi berulah saat bersua Swedia. Jerman memang menang 2-1, namun kemenangan itu ternoda karena Boateng diganjar kartu merah pada menit ke-82.
Bek Kiri: Raphael Guerreiro (Portugal)

Saat Portugal memenangkan Euro 2016, Guerreiro adalah satu di antara bintangnya. Namun, di Piala Dunia 2018 dia tak lebih dari seorang pecundang.
Bek kiri milik Borussia Dortmund itu gagal menjalankan tugas saat berduel versus Portugal yang berakhir imbang 3-3. Guerreiro tak mampu mematikan pergerakan dua pemain Spanyol yang menjadi petaka di gawang Rui Patrício, yakni Diego Costa dan Nacho.
Kekalahan 1-2 dari Uruguay di babak 16 besar juga menyeret nama Guerreiro ke pusaran cibiran.
Gelandang: Sami Khedira (Jerman)

Kala itu, Khedira adalah bintang Juventus. Hanya saja, sinarnya redup di Rusia. Jerman angkat koper lebih awal setelah terpuruk di fase grup. Memalukan sekaligus menyedihkan, mengingat Jerman merupakan juara bertahan.
Diperkuat pemain sebeken Khedira, Jerman kalah 0-1 dari Meksiko. Mereka sempat bangkit dengan kemenangan 2-1 atas Korea Selatan. Tapi di laga terakhir fase grup, Khedira and kolega digiling Korea Selatan dua gol tanpa balas.
Gelandang: Javier Mascherano (Argentina)

Mascherano melimpah pengalaman. Dia pernah lama di Inggris, memperkuat West Ham United dan Liverpool. Dia juga kenyang asam garam di La Liga Spanyol, bermain untuk Barcelona.
Oleh karena itulah, Argentina butuh otot dan otak Mascherano di Rusia. Namun, ketika berjumpa Kroasia dalam laga kedua Grup D, Mascherano loyo. Albiceleste dipermak 0-3.
Mascherano juga gagal membawa Argentina melangkah jauh. Mereka terhenti di babak 16 besar setelah ditekuk Prancis 4-3.
Gelandang: Piotr Zielinski (Polandia)

Negara lain yang juga terkubur hidup-hidup di Rusia adalah Polandia. Diperkuat sederet pemain top, termasuk Zielinski, Polandia terkapar di dasar klasemen Grup H. Dari tiga laga, Zielinski dkk hanya mampu meraih satu kemenangan atas Jepang.
Kekalhan dari Senegal dan Kolombia bisa dihindari, bila Zielinski, playmaker Napoli, tampil impresif di lini tengah.
Depan: Thomas Muller (Jerman)

Kalau mau jujur, Muller seharusnya tak berangkat ke Rusia. Soalnya, dia mengalami beberapa tahun yang sulit di level klub. Tapi, rakyat Jerman tetap menyuruhnya pergi ke medan laga.
Fakta berbicara, Muller keteter. Penyerang Bayern Munchen itu tidak efektif melawan Meksiko, Swedia, dan Korea Selatan di fase grup.
Depan: Robert Lewandowski (Polandia)

Di Jerman, Lewandowski merupakan sosok yang menakutkan di lini depan Bayern Munchen. Akan tetapi, di Rusia, dia tumpul.
Polandia terpuruk di dasar klasemen Grup H. Ironisnya, tak satupun gol yang bisa dia cetak ke gawang lawan. Dalam 270 menit laga, Lewandowski hanya menghasilkan tiga tembakan tepat sasaran.
Depan: Ousmane Dembele (Prancis)

Pada akhirnya, Prancis memang juara. Di final, Les Bleus mengalahkan kuda hitam Kroasia. Namun, di awal turnamen, Prancis kurang meyakinkan.
Tiga pemain depan Kylian Mbappe, Antoine Griezmann, dan Dembele kurang galak saat melawan Australia. Walau kemudian menang 2-1, armada Didier Deschamps bukannya tanpa kritik.
Hal itu berlatar performa Dembele yang tak oke. Padahal, Dembele punya peluang untuk mencetak gol.
Disadur dari Bola.com: Choki Sihotang/Nurfahmi Budi, 26 Oktober 2022
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
5 Klub yang Bisa Jadi Tujuan Robert Lewandowski Setelah Tinggalkan Barcelona
Editorial 13 Oktober 2025, 16:00
-
Barcelona Incar Bomber Muda Porto sebagai Pengganti Robert Lewandowski
Liga Spanyol 9 Oktober 2025, 15:57
-
Robert Lewandowski Menua, 6 Penyerang Ini Bisa Jadi Solusi Barcelona
Editorial 9 Oktober 2025, 09:42
LATEST UPDATE
-
Jadwal Lengkap BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 24 Oktober 2025, 16:46
-
Jadwal Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
Bola Indonesia 24 Oktober 2025, 16:44
-
Jadwal Lengkap Manchester United 2025/2026
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 16:41
-
Jadwal Lengkap Serie A 2025/2026
Liga Italia 24 Oktober 2025, 16:39
-
Jadwal Lengkap La Liga 2025/2026
Liga Spanyol 24 Oktober 2025, 16:37
-
Jadwal dan Nonton Liga Inggris 2025/26 Pekan ke-9: Tayang di Vidio
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 16:32
-
Prediksi Arsenal vs Crystal Palace 26 Oktober 2025
Liga Inggris 24 Oktober 2025, 16:14
-
Nonton BRI Super League 2025/26: Arema FC vs Borneo FC Tayang Eksklusif di Vidio
Bola Indonesia 24 Oktober 2025, 16:13
-
Gilardino Paham Kuatnya AC Milan, Tapi Pisa Datang Bukan untuk Menyerah
Liga Italia 24 Oktober 2025, 16:01
-
Hasil Latihan MotoGP Malaysia 2025: Pedro Acosta Tercepat, Ungguli Johann Zarco
Otomotif 24 Oktober 2025, 15:42
LATEST EDITORIAL
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56








