Dari Figo hingga Luis Milla: Deretan Legenda yang Pernah Bela Real Madrid dan Barcelona
Dimas Ardi Prasetya | 25 Oktober 2025 14:49
Bola.net - Laga bertajuk El Clasico kembali hadir akhir pekan ini. Real Madrid akan menjamu Barcelona di Santiago Bernabeu pada pekan ke-10 La Liga 2025/2026, Minggu (26/10/2025). Duel dua raksasa Spanyol ini selalu menghadirkan gengsi dan cerita panjang di balik rivalitasnya.
Tak hanya soal siapa yang menang di lapangan, El Clasico juga menyimpan kisah menarik dari para pemain yang pernah membela kedua klub tersebut. Meski jarang terjadi, beberapa nama besar dalam sejarah sepak bola dunia pernah menyeberang dari Camp Nou ke Bernabeu — atau sebaliknya.
Dari Luis Figo yang menjadi simbol kontroversi, hingga Ronaldo yang tetap dicintai di dua kubu, mereka semua meninggalkan jejak tak terlupakan. Ada juga sosok yang kini akrab di telinga publik Indonesia, yakni Luis Milla, eks pelatih Timnas Indonesia dan Persib Bandung.
Menjelang duel panas Madrid kontra Barcelona kali ini, berikut deretan pemain top yang pernah mengenakan dua kostum paling bergengsi di sepak bola dunia.
Luis Figo: Simbol Pengkhianatan El Clasico

Menyebut El Clasico tanpa membicarakan Luis Figo rasanya mustahil. Pemain asal Portugal ini bergabung dengan Barcelona dari Sporting CP pada musim 1995/1996 dan menjadi sosok penting di lini tengah Blaugrana. Dalam lima musim, ia membantu klub meraih dua gelar La Liga dan berbagai trofi domestik.
Namun, musim panas tahun 2000 menjadi titik balik besar dalam kariernya. Figo memutuskan pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia kala itu, memicu kemarahan fans Barcelona yang merasa dikhianati. Ia menjadi bagian dari era awal Los Galacticos di Bernabeu.
Selama lima musim membela Madrid, Figo menambah koleksi trofinya dengan dua gelar La Liga, satu Liga Champions, dan Piala Interkontinental. Ia juga mencetak gol di El Clasico untuk kedua tim — tiga untuk Barcelona dan satu untuk Madrid.
Rivalitas dua klub ini menemukan wujud paling nyata dalam sosok Figo. Setiap kali ia kembali ke Camp Nou, atmosfer penuh emosi pun tak terelakkan.
Ronaldo: Fenomena di Dua Dunia

Ronaldo Nazário mungkin menjadi satu dari sedikit pemain yang dicintai oleh fans kedua kubu. Bergabung dengan Barcelona pada musim 1996/1997, striker asal Brasil itu langsung membuat dunia terpukau. Gol solo run-nya ke gawang Compostela masih diingat sebagai salah satu yang terbaik di sejarah La Liga.
Meski hanya semusim di Camp Nou, Ronaldo mencetak 47 gol dari 49 laga dan memenangkan Piala Winners serta Copa del Rey. Setelah itu ia hengkang ke Inter Milan, sebelum akhirnya kembali ke Spanyol pada tahun 2002 untuk memperkuat Real Madrid.
Di Bernabeu, Ronaldo menjadi bagian penting dari generasi Galacticos bersama Zidane, Figo, dan Beckham. Ia meraih gelar La Liga 2002/2003 dan mencetak empat gol di El Clasico dengan seragam Los Blancos. Sebelumnya, ia juga pernah mencetak dua gol untuk Barcelona di laga yang sama.
Bisa dibilang, Ronaldo adalah legenda sejati sepak bola dunia — pemain yang sukses di dua sisi rivalitas tanpa kehilangan respek dari keduanya.
Samuel Etoo: Dari Buangan Madrid Jadi Raja di Barcelona

Samuel Eto’o memulai kariernya di akademi Real Madrid, namun gagal menembus tim utama. Ia sempat dipinjamkan ke CD Leganes, Espanyol, dan Mallorca sebelum akhirnya dilepas secara permanen.
Keputusan Madrid itu menjadi kesalahan besar. Pasalnya, setelah bergabung dengan Barcelona pada tahun 2004, Eto’o menjelma menjadi mesin gol mematikan. Selama lima musim, ia mencetak lebih dari 100 gol dan mempersembahkan tiga gelar La Liga serta dua trofi Liga Champions.
Eto’o menjadi bintang utama dalam beberapa edisi El Clasico. Dari delapan penampilannya, ia mencetak empat gol, termasuk gol penting di musim 2004/2005 yang membantu Barcelona meraih gelar liga pertama di era Frank Rijkaard.
Dari pemain buangan menjadi simbol kejayaan Blaugrana, kisah Eto’o adalah bukti bahwa pembalasan terbaik adalah dengan kemenangan.
Luis Enrique: Loyalitas Ganda Sang Kapten

Luis Enrique mungkin menjadi contoh nyata pemain yang bisa dihormati di dua kubu. Ia memulai karier profesionalnya di Sporting Gijon sebelum bergabung dengan Real Madrid pada 1991. Bersama Los Blancos, ia memenangkan satu gelar La Liga dan tampil reguler selama lima musim.
Namun, pada tahun 1996 Enrique membuat langkah mengejutkan dengan pindah ke Barcelona secara gratis. Di Camp Nou, ia tampil selama delapan musim dan meraih tujuh trofi, termasuk dua gelar La Liga dan dua Copa del Rey.
Enrique dikenal karena semangat dan versatilitasnya. Ia bermain di berbagai posisi, dari gelandang hingga penyerang. Dalam total 31 penampilan di El Clasico, ia mencetak enam gol — satu untuk Madrid dan lima untuk Barcelona.
Setelah pensiun, Enrique melanjutkan kariernya sebagai pelatih dan sukses membawa Barcelona meraih treble winners pada musim 2014/2015. Ia adalah sosok langka yang berprestasi di dua sisi rivalitas, baik sebagai pemain maupun pelatih.
Michael Laudrup: Elegansi di Tengah Rivalitas

Michael Laudrup dikenal sebagai salah satu pemain paling elegan yang pernah tampil di El Clasico. Pemain asal Denmark ini bergabung dengan Barcelona pada tahun 1990 dan menjadi bagian penting dari 'Dream Team' asuhan Johan Cruyff.
Selama lima musim di Camp Nou, Laudrup mempersembahkan empat gelar La Liga dan satu Piala Champions Eropa. Namun, pada 1994 ia membuat langkah berani dengan pindah ke Real Madrid, di mana ia langsung memenangkan gelar La Liga pada musim debutnya.
Laudrup sempat mencetak gol ke gawang Madrid saat masih berseragam Blaugrana, termasuk di semifinal Copa del Rey 1993. Ia juga menjadi satu-satunya pemain yang tampil dalam dua kemenangan bersejarah: manita 5-0 Barcelona atas Madrid pada 1994, dan kemenangan balasan 5-0 Madrid di Bernabeu setahun kemudian.
Meski menyeberang ke rival, Laudrup tetap dikenang karena gaya mainnya yang cerdas, teknik tinggi, dan sikap profesional di luar lapangan.
Luis Milla: Dari Camp Nou ke Bernabeu, Kini Dikenal di Indonesia

Luis Milla mungkin tidak setenar nama-nama sebelumnya, tapi kisahnya sama menarik. Lahir di Teruel pada 1966, Milla adalah jebolan akademi Barcelona yang menembus tim utama pada 1985. Ia bertahan hingga 1990 dan mempersembahkan satu gelar La Liga, satu Copa del Rey, serta satu Piala Winners.
Pada 1990, Milla melakukan langkah berani dengan pindah ke Real Madrid. Bersama Los Blancos, ia bermain hingga 1997 dan menambah koleksi dua gelar La Liga, satu Copa del Rey, dan dua Piala Super Spanyol. Ia kemudian menutup kariernya di Valencia dengan tambahan satu trofi Copa del Rey.
Setelah gantung sepatu, Milla beralih ke dunia kepelatihan. Ia pernah menangani Timnas Spanyol U-21, Real Zaragoza, hingga klub di Uni Emirat Arab. Yang menarik, ia juga sempat berkarier di Indonesia sebagai pelatih Timnas Indonesia dan Persib Bandung.
Kini, nama Luis Milla dikenal luas di Asia, terutama di Indonesia. Meski kariernya di Spanyol melibatkan dua rival abadi, warisannya tetap dihormati sebagai sosok yang menyeberangi batas rivalitas dengan profesionalisme tinggi.
Klasemen La Liga
(LaLiga)
Baca Juga:
- 3 Pemain yang Bisa Jadi Pembeda di El Clasico: Panggung untuk Arda Guler Atau Fermin Lopez?
- El Clasico Real Madrid vs Barcelona: Adu Tajam Penyerang, Lamine Yamal Bakal Kuasai Bernabeu?
- Ruang Ganti Real Madrid Mendidih: Pemain Muak, Anggap Lamine Yamal Bodoh, dan Dani Carvajal Bakal Ajak Bicara
- Barcelona Dapat Pukulan Berat, Raphinha Dipastikan Absen di El Clasico
- Lamine Yamal Panaskan El Clasico: Sebut Real Madrid Sebagai Maling!
- Sama-Sama Muda, Sama-Sama Penting: Begini Perbandingan Performa Arda Guler dan Pedri Jelang El Clasico Perdana 2025/26
- Prediksi Real Madrid vs Barcelona 26 Oktober 2025
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Nonton Live Streaming MU vs Brighton di SCTV - Liga Inggris 2025/2026
Liga Inggris 25 Oktober 2025, 22:04
LATEST UPDATE
-
Inter Bapuk di Markas Napoli! Calhanoglu Satu-satunya Cahaya di Malam Gelap
Liga Italia 26 Oktober 2025, 02:34
-
Man of the Match Manchester United vs Brighton: Bryan Mbeumo
Liga Inggris 26 Oktober 2025, 02:12
-
Man of the Match Napoli vs Inter Milan: Andre-Frank Zambo Anguissa
Liga Italia 26 Oktober 2025, 02:10
-
Hasil Manchester United vs Brighton: Setan Merah Perkasa, Meroket ke 4 Besar!
Liga Inggris 26 Oktober 2025, 01:44
-
Hasil Napoli vs Inter Milan: De Bruyne dan McTominay Bikin Nerazzurri Tak Berdaya
Liga Italia 26 Oktober 2025, 01:11
-
Man of the Match Chelsea vs Sunderland: Chemsdine Talbi
Liga Inggris 25 Oktober 2025, 23:27
LATEST EDITORIAL
-
4 Striker Terbaik Versi Harry Kane, Nama Thierry Henry Tak Masuk Daftar
Editorial 24 Oktober 2025, 22:47
-
3 Manajer Premier League yang Kontraknya Habis pada Musim Panas 2026
Editorial 23 Oktober 2025, 21:39
-
10 Gelandang Tengah Terbaik di Dunia Saat Ini: Dari Vitinha hingga Mac Allister
Editorial 23 Oktober 2025, 20:56










