5 Pelajaran Laga Timnas Indonesia 0-0 Timnas Lebanon: Kluivert Tampilkan Versi Baru Filanesia?
Asad Arifin | 9 September 2025 00:05
Bola.net - Pertandingan Timnas Indonesia melawan Lebanon berakhir imbang tanpa gol. Meski hasil ini belum sesuai harapan, duel tersebut menyuguhkan sejumlah pelajaran berharga bagi Skuad Garuda menjelang laga penting pada Oktober 2025 mendatang.
Bermain di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (8/9) malam WIB, anak asuh Patrick Kluivert tampil dominan sepanjang pertandingan. Indonesia bahkan mencatat penguasaan bola mencapai 81 persen. Sayangnya, dominasi tersebut tak berbuah gol.
Jika dibandingkan dengan Chinese Taipei, Lebanon jelas menghadirkan tantangan yang lebih serius. Tim tamu tampil solid dalam bertahan dan membuat Indonesia kesulitan mencetak peluang bersih. Sementara itu, di sisi ofensif, Lebanon tidak terlalu mengancam karena hanya mampu melepaskan dua tembakan sepanjang laga.
Duel kontra Lebanon menjadi bagian penting dari persiapan Timnas Indonesia sebelum turun di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Oktober 2025. Pertanyaannya, pelajaran apa saja yang bisa diambil Garuda dari hasil imbang ini?
Eksperimen Mengejutkan Kluivert
Layaknya laga uji coba, Patrick Kluivert juga melakukan eksperimen. Pria asal Belanda itu memainkan Calvin Verdonk di posisi yang tidak lazim yakni gelandang bertahan.
Verdonk memang bisa memainkan banyak peran berbeda. Dia bisa bermain sebagai bek dan wingback kiri. Bahkan, dalam formasi tiga bek sejajar, Verdonk juga bisa bermain sebagai bek tengah kiri.
Eksperimen ini berakhir dengan sukses. Verdonk tampil sangat bagus dan mampu mengatur ritme permainan dengan baik. Visi umpan Verdonk memang belum sebagus Thom Haye, akan tetapi kemampuan bertahannya jadi nilai lebih.
Inikah Versi Baru Filanesia?
Indonesia bermain dengan formasi 4-2-3-1, seperti saat menang lawan Chinese Tapiei. Kluivert seolah menegaskan bahwa inilah formasi yang memang dia inginkan, bukan tiga bek sejajar.
Bukan hanya tentang formasi, akan tetapi gaya bermain. Indonesia bermain agresif dan mendominasi penguasaan bola. Inilah gaya bermain yang memang diinginkan oleh Kluivert.
Gaya bermain tersebut akan mengingatkan publik pada Filanesia sebagai filosofi bermain Indonesia. Filanesia juga mengutamakan penguasaan bola dan permainan agresif. Bedanya, formasi yang diusung adalah 4-3-3.
Belum Temukan Pengganti Ole Romeny
Kluivert mencoba beberapa kombinasi di lini depan. Pada sebagian besar laga, Mauro Zijlstra jadi andalan di lini depan. Namun, dia belum menemukan sentuhan yang tepat untuk mencetak gol.
Selain itu, Kluivert juga sempat memberi kesempatan pada Adrian Wibowo dan Ramadhan Sananta untuk bermain. Sananta punya satu peluang, akan tetapi belum mampu mencetak gol.
Tiga penyerang di atas tidak bermain buruk, akan tetapi belum mampu menyamai catatan Ole Romeny di Timnas Indonesia. Kehadiran Romeny masih akan menjadi sesuatu yang sangat dirindukan oleh Skuad Garuda.
Provokasi Lebanon Bisa Diredam
Lebanon, seperti layaknya tim Asia Barat lainnya, tampil dengan gaya provokatif. Ada beberapa momen yang memancing emosi pemain Timnas Indonesia. Hal yang tak boleh terjadi pada duel lawan Arab Saudi dan Irak nanti.
Pada babak pertama, ada dua tekel keras pada Ricky Kambuaya dan Miliano Jonathans. Dua momen itu sempat memancing emosi para pemain. Namun, situasi tetap terkendali.
Hal yang sama terjadi pada babak kedua. Ada beberapa provokasi. Bahkan, sempat ada aksi saling dorong. Kevin Diks dan Jay Idzes sempat terpancing. Namun, tak ada insiden serius yang terjadi.
Butuh Gelandang Serang yang Konsisten
Indonesia tampil dominan dan lebih sering berada dalam momen menyerang. Namun, jika ada kritik dari cara Indonesia menyerang, maka itu adalah minimnya variasi cara menembus pertahanan lawan.
Indonesia lebih sering memakai dua cara saat menyerang. Dua cara itu adalah umpan crossing dan mengandalkan aksi individu winger untuk menerobos kotak penalti.
Faktor ini bisa jadi karena Indonesia belum punya gelandang serang yang tampil konsisten. Marselino Ferdinan cukup lama tak bermain penuh. Sementara, Ricky Kambuya lebih banyak ruang bergerak dan cocok untuk peran nomor 8.
Baca Ini Juga:
- Man of the Match Timnas Indonesia vs Lebanon: Ricky Kambuaya
- Debut Adrian Wibowo di Timnas Indonesia: Tampil 31 Menit Kontra Lebanon, Perlihatkan Prospek Menjanjikan
- Nasib Sial Jihad Ayoub di Laga Timnas Indonesia vs Lebanon: Baru Main 7 Menit, Eks PSS Sleman Cedera Kepala hingga Berdarah
- Hasil Timnas Indonesia vs Lebanon: Tumpul di Depan Gawang Lawan, Garuda Harus Puas Cuma Imbang
- Media Vietnam Khawatir Timnas Indonesia Geser Posisi The Golden Star Warriors di Ranking FIFA
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Timnas Indonesia Perlu Lebih Berani dan Kreatif di Lini Tengah dan Depan
Tim Nasional 9 September 2025, 11:13 -
Membandingkan Hasil Indonesia, Arab Saudi, dan Irak di FIFA Matchday September 2026
Tim Nasional 9 September 2025, 10:45
LATEST UPDATE
-
Kontribusi Susilo Bambang Yudhoyono di Dunia Olahraga Lewat Tim Voli Putra LavAni
Voli 9 September 2025, 11:59 -
Tak Sekadar Tumpul, Ini Kata Kluivert Soal Serangan Indonesia vs Lebanon
Tim Nasional 9 September 2025, 11:39 -
Nasib Gerald Vanenburg Dipertaruhkan di Laga Hidup-Mati Timnas Indonesia U-23
Tim Nasional 9 September 2025, 11:28 -
Pekerjaan Tersulit Itu Menjadi Kiper MU, Mampukah Senne Lammens Mengembannya?
Liga Inggris 9 September 2025, 11:26 -
Timnas Indonesia Perlu Lebih Berani dan Kreatif di Lini Tengah dan Depan
Tim Nasional 9 September 2025, 11:13 -
Ranking 9 Blunder Andre Onana di MU, Nomor 1 Masih Membekas di Fans Setan Merah
Liga Inggris 9 September 2025, 11:00 -
Membandingkan Hasil Indonesia, Arab Saudi, dan Irak di FIFA Matchday September 2026
Tim Nasional 9 September 2025, 10:45
LATEST EDITORIAL
-
Siapa Suksesor Mohamed Salah di Liverpool? Ini 5 Kandidatnya
Editorial 8 September 2025, 14:06 -
7 Transfer Musim Panas 2025 yang Langsung Meledak: Ekitike Gak Percuma Dibeli Mahal
Editorial 8 September 2025, 13:20 -
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48