Lebih Suka Pakai Istilah Heritage Ketimbang Naturalisasi, Pelatih Asal Malaysia Salut dengan Timnas Indonesia

Ari Prayoga | 31 Maret 2024 10:55
Lebih Suka Pakai Istilah Heritage Ketimbang Naturalisasi, Pelatih Asal Malaysia Salut dengan Timnas Indonesia
Timnas Indonesia merayakan gol Ragnar Oratmangoen ke gawang Timnas Vietnam, Selasa (26/3/2024) (c) Dok. PSSI

Bola.net - Timnas Indonesia mendapat pujian dari pelatih asal Malaysia, Raja Isa terkait program naturalisasi pemain keturunan yang sedang gencar dilakukan dan kini membuahkan hasil.

"Saya lebih suka menyebut program PSSI ini dengan istilah heritage, bukan naturalisasi. Karena heritage artinya warisan. Di dalam warisan tentu ada ikatan emosional, kekerabatan, hubungan darah, dan biologis," katanya.

Advertisement

"Sedangkan istilah naturalisasi lebih pada administrasi alih kewarganegaraan. Siapa saja bisa dapat naturalisasi, jika orang itu telah memenuhi syarat jadi warganegara tersebut. Sementara pemain yang direkrut untuk Timnas Indonesia itu memiliki garis keturunan asli dengan negara ini," katanya.

Di skuad Timnas Indonesia terbaru, semua pemain yang menjalani proses naturalisasi WNI memiliki garis keturunan Indonesia. Khusus Elkan Baggott, dia tidak melewati proses naturalisasi karena memilih kewarganegaraan WNI setelah berusia 20 tahun.

1 dari 3 halaman

Istilah yang Tepat

Istilah yang Tepat

Aksi Thom Haye di laga Vietnam vs Indonesia di matchday 4 Grup F Kualfikasi Piala Dunia 2026 di My Dinh Stadium, Selasa (26/03/2024). (c) Dok. PSSI

Menurut sosok yang pernah lama berkiprah di klub-klub Indonesia itu, istilah heritage sangat tepat untuk menepis kontroversi dan dikotomi antara pemain lokal dan naturalisasi.

"Mereka yang sekarang memilih jadi anggota Timnas Indonesia pasti merasa tak nyaman bila terus disebut sebagai pemain naturalisasi. Karena sejatinya dalam tubuh mereka ada aliran darah Indonesia. Apakah lewat kakek, nenek, ayah, atau ibunya," jelasnya.

Program yang gencar dilancarkan PSSI ini jelas berbeda dengan kebijakan yang pernah dilakukan Timnas Singapura maupun Malaysia.

"Timnas Singapura pernah berjaya di Asia Tenggara dengan memberi paspor kepada pemain yang tak punya hubungan darah dengan negara itu. Kini Malaysia juga melakukan itu. Saya pribadi lebih mendukung bila sistem heritage yang dijalankan, seperti Indonesia sekarang," ujarnya.

2 dari 3 halaman

Bela Negara Leluhur

Bela Negara Leluhur

Jay Idzes (kanan) merayakan golnya ke gawang Timnas Vietnam, Selasa (26/3/2024) (c) Dok. PSSI

Raja Isa menjelaskan dengan adanya hubungan darah, maka si pemain akan merasa bangga membela Indonesia sebagai tumpah darah dari leluhur mereka.

"Saya kira pemain heritage punya kebanggaan lebih besar dibanding pemain yang tak punya hubungan biologis yang langsung diberi paspor. Cara ini bisa meminimalisir kontroversi dan kesenjangan dengan pemain lokal yang asli lahir di Indonesia," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Sosialisasikan Heritage

Sosialisasikan Heritage

Skuad Timnas Indonesia merayakan kemenangan atas Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Kamis (21/3/2024). (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Raja Isa pun menyarankan agar PSSI segera gencar melakukan sosialisasi istilah heritage untuk mengganti kata naturalisasi atau pemain asing yang ganti kewarganegaraan WNI.

"Pemilihan kata dan istilah sangat penting. Jika publik Indonesia masih sering memakai kata naturalisasi, ini bisa menghambat misi PSSI membangun Timnas Indonesia yang kuat di masa depan. Karena kecintaan fans terhadap Timnas Indonesia lambat laun akan menurun," pungkasnya.

Disadur dari: Bola.com (Gatot Sumitro, Wiwig Prayugi) 29 Maret 2024

LATEST UPDATE