Mantan Kiper Timnas Indonesia: Pembinaan Pemain Tak Boleh dengan Cara Instan
Gia Yuda Pradana | 31 Agustus 2020 08:27
Bola.net - Aksi Hermansyah sebagai kiper kental mewarnai kiprah Timnas Indonesia di era 1980-an. Dia bicara tentang tentang pembinaan pemain, yang menurutnya tak boleh dengan cara instan.
Setelah menimba ilmu di Diklat Salatiga dan Diklat Ragunan, pria kelahiran Sukabumi, 17 Agustus 1963, langsung diplot menjadi kiper timnas Garuda 1, tim yang dibentuk PSSI untuk pemain muda yang disiapkan ke jenjang senior.
Puncak penampilan Hermansyah dibawah mistar skuat Garuda terjadi pada kualifikasi Piala Dunia 1986.Saat itu, timnas Indonesia yang ditangani Sinyo Aliandoe tampil gemilang di Grup B yang juga dihuni India, Thailand, dan Bangladesh.
Di penyisihan grup itu, Timnas Indonesia jadi juara grup dan lolos ke babak kedua menghadapi Korea Selatan.
Sayangnya, pada dua laga tandang dan kandang, timnas menelan kekalahan. Masing-masing kalah 0-2 pada pertemuan pertama, 21 Juli 1985 di Seoul. Kemudian pada pertemuan 30 Juli 1985, Indonesia kalah 1-4 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Di level klub, Hermansyah juga jadi bagian penting Pelita Jaya saat meraih trofi juara era Galatama pada musim 1988-1989, 1990 dan 1993-1994. Serta membawa Pelita menduduki peringkat tiga kejuaraan antarklub Asia (sekarang Liga Champions) pada musim 1990-1991.
Di era Liga Indonesia, Hermamsyah juga tampil cemerlang bersama Mastrans Bandung Raya (MBR) saat usianya sudah 33 tahun. Ia membawa MBR meraih trofi juara setelah mengalahkan PSM Makassar 2-0 pada laga final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno.
Soal Pembinaan
Dalam channel YouTube Tik Tak Football First, Hermansyah mengungkap proses panjangnya sehingga mampu mejelma menjadi kiper legenda Timnas Indonesia. Menurut Hermansyah, situasi dan kondisi yang dialaminya jauh berbeda dengan pemain muda saat ini.
"Dulu orang tua banyak melarang anaknya bermain sepak bola. Saya termasuk yang mengalaminya. Pemain sepak bola dianggap tak punya masa depan. Beda dengan sekarang. Orang tua malah mengantar anaknya berlatih di SSB atau akademi sepak bola," kenang Hermansyah.
Beruntung Hermansyah tetap percaya dan yakin lewat sepak bola ia bisa membuat orangtuanya bahagia dan bangga. Tak lama setelah serius menekuni sepak bola ketika duduk di bangku SMP, Hermansyah lolos seleksi pemain yang digelar Diklat Salatiga.
Dari Salatiga, penampilan Hermansyah pun dipantau tim pelatih Diklat Ragunan yang merupakan pusat pembinaan pemain berbakat yang datang dari berbagai penjuru Tanah Air.
Kesabaran
Berbagai proses yang dilewati Hermansyah saat berstatus pemain muda membuatnya paham betul arti sebuah pembinaan.
"Pembinaan yang baik tak boleh dilakukan dengan cara instan. Setiap kategori usia ada jenjangnya. Apalagi saat ini sudah ada Filanesia yang menjadi kurikulum panduan buat SSB dan akademi sepak bola di Indonesia," terang Hermansyah.
Ia pun memahami situasi dan kondisi yang dialami para pelatih di SSB. "Kuncinya adalah kesabaran. Jangan cepat patah arang saat merasa gagal. Peran orang tua juga sangat penting untuk pemgembangan kemampuan anaknya. Terutama soal gizi dan lainnya."
Khusus buat pelatih, Hermansyah berharap, mereka mengajarkan dasar sepakbola yang benar saat usia pemain masih dini. Kalau tidak, sang pemain kesulitan untuk berkembang di level senior karena untuk mengubah karakternya sudah sulit.
"Intinya perlu ada sinergi yang baik antara pelatih dan orangtua. Pelatih juga harus selektif dan fair dalam menilai potensi pemainnya," tegasnya.
Disadur dari: Bola.com/Abdi Satria/Wiwig Prayugi
Published: 30 Agustus 2020
Baca Artikel-artikel Menarik Lainnya:
- Timnas Indonesia U-19 Ikut Turnamen di Kroasia, Shin Tae-yong Tak Peduli jika Harus Kalah
- AFC Pertimbangkan Batalkan Piala AFC U-16 dan U-19
- Terpilih Ikut TC Timnas Indonesia U-19 ke Kroasia, Bintang Persija Siap Tunjukkan Kemampuan Terbaik
- Demi Prestasi Maksimal di Piala AFC U-19, Ketum PSSI Minta Timnas Manfaatkan TC di Kroasia
- Shin Tae-yong: Timnas Indonesia U-19 Tidak Akan Leha-leha di Piala AFC U-19 2020
TAG TERKAIT
BERITA TERKAIT
-
Mees Hilgers Hubungi Erick Thohir, Minta Maaf Gara-gara Absen Bela Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 06:25 -
Rapor Pemain Timnas Indonesia Usai Libas Chinese Taipei 6-0: Menyala Timnasku!
Tim Nasional 6 September 2025, 03:31
LATEST UPDATE
-
4 Faktor Pendukung Keberhasilan Timnas Indonesia Menerkam Chinese Taipei
Tim Nasional 6 September 2025, 07:08 -
Mees Hilgers Hubungi Erick Thohir, Minta Maaf Gara-gara Absen Bela Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 06:25 -
Hasil Ukraina vs Prancis: Mbappe Pastikan Les Blues Petik Tiga Poin
Tim Nasional 6 September 2025, 06:14 -
Hasil Italia vs Estonia: Debut Gattuso, Azzuri Pesta Gol
Piala Dunia 6 September 2025, 04:51 -
Rapor Pemain Timnas Indonesia Usai Libas Chinese Taipei 6-0: Menyala Timnasku!
Tim Nasional 6 September 2025, 03:31 -
Permainan Timnas Indonesia yang Diinginkan Patrick Kluivert Mulai Menemukan Bentuknya
Tim Nasional 6 September 2025, 01:00 -
Debut Manis Miliano Jonathans, Apresiasi Sananta buat Suporter Timnas Indonesia
Tim Nasional 6 September 2025, 00:33 -
Dukungan Suporter Timnas Indonesia Tinggalkan Kesan Mendalam buat Pemain Lawan
Tim Nasional 6 September 2025, 00:22 -
Chelsea Coba Tikung MU untuk Perburuan Bintang Timnas Inggris Ini
Liga Inggris 5 September 2025, 23:48 -
Garuda Beringas: Timnas Indonesia Mendominasi Laga Kontra Chinese Taipei
Tim Nasional 5 September 2025, 23:39 -
Timnas Indonesia Menang Telak, Erick Thohir: Makasih Ya, Chinese Taipei!
Tim Nasional 5 September 2025, 23:35
LATEST EDITORIAL
-
Isak Catat Rekor Baru, Ini 5 Transfer Termahal Premier League
Editorial 3 September 2025, 14:48 -
Rekor Pecah Lagi! 5 Pemain Liverpool dengan Harga Fantastis
Editorial 3 September 2025, 13:18 -
6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenham, Termasuk Xavi Simons
Editorial 1 September 2025, 17:24