Suporter Dilarang Berekspektasi Terlalu Berlebihan, tapi Timnas Indonesia Juga Wajib Main Konsisten

Ari Prayoga | 28 Maret 2025 13:16
Suporter Dilarang Berekspektasi Terlalu Berlebihan, tapi Timnas Indonesia Juga Wajib Main Konsisten
Selebrasi kemenangan Timnas Indonesia usai laga versus Bahrain, Selasa (25/3/2025). (c) Bola.net/Bagaskara Lazuardi

Bola.net - Euforia masih menyelimuti suporter Timnas Indonesia usai kemenangan 1-0 atas Bahkan, Selasa (25/3/2025). Namun, suporter diminta untuk tak berekspektasi terlalu berlebihan terkait peluang ke Piala Dunia 2026.

Timnas Indonesia terus memacu prestasinya dalam beberapa tahun terakhir. Tim Garuda bisa tampil ke Piala Asia 2023 dengan lolos ke babak 16. Prestasi dari Timnas Indonesia U-23 juga tak kalah, dengan hampir saja menyentuh Olimpiade 2024.

Advertisement

Puncaknya, Timnas Indonesia sangat diharapkan terus bersinar dan bisa menggapai tiket Piala Dunia 2026.

Ekspektasi sebagian besar masyarakat sangat tinggi, dengan skuad yang dicap mewah, lantaran berisi mayoritas pemain-pemain keturunan dan berkiprah di Eropa, menandakan Timnas Indonesia sedang naik kelas.

1 dari 4 halaman

Penilaian Pangeran Siahaan

Penilaian Pangeran Siahaan

Pemain Timnas Indonesia pada laga lawan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 (c) Bagaskara Lazuardi

Pengamat sepak bola nasional, Pangeran Siahaan, menilai memang tidak ada yang salah dari masyarakat yang punya harapan dan ambisi besar untuk prestasi Timnas Indonesia.

Hanya, perlu diperhatikan adalah bahwa persaingan antarnegara yang ingin ke Piala Dunia juga tidak mudah.

"Kadang-kadang kita juga harus realistis melihat bahwa betul, pemain kita lebih bagus dibandingkan dengan sebelumnya secara kualitas. Bahkan pemain lokal pun saya rasa juga rasa demikian, lebih bagus dari sebelumnya. Cuma, negara lain itu sudah lebih dulu lari daripada kita," ujar Pangeran Siahaan dalam Kanal Youtube Bola Bung Binder.

"Jangan hanya karena kita lebih baik dibandingkan dengan diri kita sebelumnya, ya belum tentu kita lebih baik dari tim lain. Nah, itu yang harus di-manage ekspektasinya," lanjutnya.

2 dari 4 halaman

Fokus ke Satu Tujuan

Fokus ke Satu Tujuan

Skuad Timnas Indonesia pada laga melawan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia (c) Abdul Aziz

Pangeran Siahaan menambahkan, PSSI dan Timnas Indonesia harus benar-benar satu visi misi di setiap pertandingan, bahwa hasil akhir menjadi tujuan utamanya untuk fase sekarang ini.

Menurutnya, pintu gerbang Piala Dunia 2026 sudah makin dekat, berarti tidak ada lagi istilah "coba-coba" dari Timnas Indonesia, termasuk gaya permainan di lapangan.

Ia menyoroti kekalahan telak 1-5 dari Australia pekan lalu, di mana laga itu juga menjadi debut bersejarah Patrick Kluivert yang menggantikan Shin Tae-yong.

Timnas Indonesia bermain ofensif, agresif, unggul penguasaan bola, hampir unggul lebih dulu jika eksekusi penalti Kevin Diks tidak gagal, tetapi akhirnya tetap digilas 1-5.

"Ada yang bilang bahwa Indonesia harus lolos Piala Dunia 2026, saya bilang kalau situasinya sudah seperti ini dengan keputusan mengganti pelatih segala macam, berarti strateginya harus menang setiap pertandingan, bukan nanti-nanti lagi. Saat inilah momennya," tegas Pangeran Siahaan.

"Setelah kekalahan dari Australia, saya pun tidak ingin Kluivert Out, tapi karena keputusan sudah diambil, tinggal dipertanggungjawabkan bagaimana ini bisa lebih baik," imbuh pria yang juga berprofesi sebagai presenter olahraga tersebut.

"Ada banyak cara untuk mencapai kemenangan, ya selama itu tidak melanggar peraturan, tidak ilegal sah-sah saja untuk dilakukan secara sportif," ucapnya.

3 dari 4 halaman

Banyak Evaluasi

Banyak Evaluasi

Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat pada laga Indonesia vs Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026 (c) Bagaskara Lazuardi

Ia mengungkapkan sempat dalam ekspektasi yang tinggi, menjelang laga Indonesia kontra Australia. Sebab, kubu tuan rumah sedang diterpa krisis pemain pilar. Namun, ia berbalik pesimistis dengan komposisi starting line-up Patrick Kluivert.

"Sebelum laga melawan Australia, saya bilang 'wah ini mungkin skuad Australia paling jelek yang pernah saya lihat'. Kita bisa curi poin bahkan bisa menang, tapi begitu saya lihat starting line-up Indonesia, saya langsung pesimistis," ungkapnya.

"Tengahnya bolong terus, kenapa Joey Pelupessy tidak dimainkan, padahal dia gelandang bertahan yang paling dibutuhkan. Thom Haye lebih sebagai seorang deep lying playmaker. Nah, kemarin waktu mdlawan Bahrain, Pelupessy main membuat bisa main asik, menjadi inspirasi saat umpannya ke Marselino ke Ole Romeny dan menjadi gol," ulas Pangeran Siahaan.

"Belajar dari laga di Australia, bisa dilihat bahwa Indonesia Timnas kita belum siap untuk bermain dengan garis pertahanan tinggi. Seandainya penalti menit kedelapan Kevin Diks masuk juga belum tentu kita bisa menang karena pertandingan masih lama."

"Sementara melawan Bahrain, dengan talenta yang kita miliki, kita selalu berbahaya dengan serangan balik, yang menang juga seperti melawan Arab Saudi waktu itu. Sekarang, kita sudah punya penyerang yang dibutuhkan seperti Ole Romeny," bebernya.

"Pemain dari BRI Liga 1 bisa unjuk gigi menyamai level dengan pemain diaspora, Rizky Ridho cakep banget mainnya. Ricky kambuaya juga luar biasa, assist-nya keren sekali. Selanjutnya adalah menjaga konsistensi," tandas Pangeran Siahaan.

LATEST UPDATE