Faisal Julius Achmad Jadi Pahlawan Satria Muda

- Salah satu kunci kemenangan Satria Muda Britama melawan XL Aspac, Sabtu (09/05), tidak terlepas dari peran Faisal Julius Achmad yang bermain cukup gemilang.

Pemain nasional yang berusia 27 tahun ini menyumbangkan poin terbesar, 23 angka, empat rebound, dan dua assist.

"Saya bermain fokus, percaya kepada kerja sama tim, dan tidak terburu-buru," kata anak campuran Padang-Palembang itu.

Menghadapi Aspac yang merupakan juara kompetisi IBL 2003, dan 2005, Faisal mengaku sudah mendapat intruksi khusus dari pelatih Fictor Gideon Roring.

"Pak Ito minta kita untuk main deffence, dan fokus," kata ayah dari Nakesia Shaquila (20 bulan).

Dengan hasil yang dicapai timnya pada putaran dua ini, Faisal mengaku optimistis timnya bisa menjuarai IBL 2009. Pada tahun 2008, Satria Muda di Final bertemu dengan Garuda.

Pada pertandingan Rabu, Satria Muda membekuk Pelita Jaya, 67-58. Pada Kamis, giliran Citra Satria yang dilumat, dengan skor telah 81-43 Kamis. Dan, disusul Aspac dengan skor 83-59.

Faisal mengaku berlatih basket sejak kelas V SD di rumahnya yang memiliki lapangan basket di Tangerang. "Awalnya bapak melarang saya bermain basket. Kata beliau, untuk apa jadi pemain basket," katanya.

Setelah melihat hasil yang dicapainya, kedua orangtuanya akhirnya mengizinkan Faisal menekuni basket.

Pertama bermain di pentas profesional, Faisal masuk ke tim Citra Satria tahun 2000. Pada tahun 2001, dia masuk ke tim Kalila (sekarang Pelita Jaya). Dan, pada tahun 2002, dia baru bergabung dengan Satria Muda.

Sebagai pemain nasional, Faisal pernah mengharumkan nama bangsa, ketika tim nasional meraih perak di kejuaraan SEABA 2005, dan SEA Games di Thailand 2007.

Pria yang memiliki motto hidup, disiplin dan percaya diri itu, mengaku akan terus bermain basket, sepanjang masih ada yang mengontrak.

Pasca pensiun dari basket Faisal akan mencoba karier baru sebagai pelatih. "Saya akan belajar dulu jadi pelatih," katanya.

Dia menyebutkan berkarir sebagai pemain basket saat ini sudah sangat baik, di Indonesia. "Buktinya saya mampu menghidupi keluarga," katanya. (kpl/npy)

Berita Terkait