
Bola.net - Duel kelas dunia tersaji dari partai final tunggal putra BWF World Tour Finals 2019 antara Kento Momota melawan Anthony Sinisuka Ginting di Tianhe Stadium, Guangzhou, China, Minggu (15/12/2019).
Kento memenangi duel tersebut dengan skor 17-21, 21-17, dan 21-14, dan memastikan gelar juara. Kendati demikian, pebulutangkis nomor satu dunia itu susah payah meladeni perlawanan Ginting yang juga tampil apik dalam pertandingan itu.
Anthony tampil percaya diri pada gim pertama. Ia terus menekan sejak unggul pada interval. Hasilnya, Anthony merebut gim pertama dengan mudah, 21-17.
Situasi hampir sama pada awal gim kedua. Mereka terus saling mengejar. Namun, Anthony menyerah dengan skor 17-21.
Pada gim ketiga, Anthony sempat unggul 12-5. Namun, ia mulai kehilangan fokus dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Momota sukses memanfaatkan momen itu untuk mengalip dan berbalik unggul.
Anthony melemah saat poin 14-16. Ia mengalami gangguan di jari kaki kanan dan meminta break. Setelah jeda, Anthony tak mampu lagi mengejar Momota dan menyerah 14-21.
Ini merupakan pertemuan ke-15 bagi Anthony Sinisuka Ginting dan Kento Momota. Momota unggul jauh dengan 11 kemenangan.
Walau Anthony Sinisuka Ginting kalah, ia menunjukkan perlawanan luar biasa. Duel ini layak berlabel sebagai partai kelas dunia. Apa alasannya?
Alasan
1. Permainan Net Ajaib
Anthony Sinisuka Ginting sangat telaten mengajak Momota bermain net. Tercatat, ada empat kali drama permainan net oleh kedua pemain. Selain kecerdikan dan kesabaran, faktor keberuntungan juga berpengaruh. Dewi Fortuna kali ini lebih banyak berpihak pada Ginting.
2. Reli Mendebarkan
Anthony versus Momota memperlihatkan reli-reli mendebarkan dan mendapat apresiasi dari penonton.
3. Challenging
Beberapa kali terjadi challenging untuk memastikan posisi shuttlecock. Pada gim pertama, Anthony memenangkan dua challenging dan Momota sekali.
4. Berbagai Gerak Tipu
Kedua pemain juga saling unjuk gigi dengan gerak menipu lalu melakukan dropshot. Gerak tipu Kento Momota pada gim penentuan, saat skor 16-14, seolah menghentikan asa ginting pada partai tersebut.
5. Faktor fisik
Faktor fisik menjadi satu di antara kunci memenangi duel sengit tersebut. Pada gim ketiga, Anthony mulai keteteran meladeni Momota sehingga menyerah 14-21. Total, pertandingan berlangsung hingga 86 menit. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah bagi Anthony untuk meningkatkan fisiknya dalam turnamen-turnamen berikutnya.
Disadur dari: Bola.com/Penulis Wiwig Prayugi/Editor Benediktus Gerendo Pradigdo
Published: 15 Desember 2019
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 6 September 2025 07:08
4 Faktor Pendukung Keberhasilan Timnas Indonesia Menerkam Chinese Taipei
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:25
Mees Hilgers Hubungi Erick Thohir, Minta Maaf Gara-gara Absen Bela Timnas Indonesia
-
Tim Nasional 6 September 2025 03:31
Rapor Pemain Timnas Indonesia Usai Libas Chinese Taipei 6-0: Menyala Timnasku!
LATEST UPDATE
-
Tim Nasional 6 September 2025 08:06
-
Tim Nasional 6 September 2025 08:03
-
Tim Nasional 6 September 2025 08:01
-
Liga Italia 6 September 2025 07:50
-
Tim Nasional 6 September 2025 07:08
-
Tim Nasional 6 September 2025 06:51
BERITA LAINNYA
-
bulutangkis 28 Agustus 2025 09:34
-
bulutangkis 28 Agustus 2025 09:20
-
bulutangkis 28 Agustus 2025 09:20
-
bulutangkis 28 Agustus 2025 09:20
-
bulutangkis 28 Agustus 2025 09:20
-
bulutangkis 27 Agustus 2025 08:35
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- Eberechi Eze
- 7 Pemain yang Pernah Disejajarkan dengan Lionel Me...
- 9 Transfer yang Direbut Klub Lain: Eze, Willian, H...
- Eberechi Eze Menyusul? 5 Pemain yang Lebih Memilih...
- 5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipe...
- 4 Pemain Bebas Transfer yang Bisa Direkrut Real Ma...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...