5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipecat, Termasuk Ruben Amorim

5 Manajer Premier League yang Paling Berisiko Dipecat, Termasuk Ruben Amorim
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim. (c) AP Photo/Bernat Armangue

Bola.net - Musim baru Premier League menimbulkan tekanan besar pada beberapa manajer sejak pekan pertama. Hasil buruk langsung memicu spekulasi tentang masa depan mereka.

Ruben Amorim menjadi salah satu yang paling disorot setelah awal musim yang mengecewakan di Manchester United. Tekanan dari media dan suporter makin menambah beban.

Manajer klub papan tengah juga berada di bawah pengawasan ketat. Kegagalan meraih hasil positif dapat membuat mereka berada di ujung tanduk.

Dewan direksi klub memantau setiap perkembangan dengan cermat. Dalam dunia sepak bola modern, pemecatan bisa terjadi kapan saja jika target tidak tercapai.

Inilah lima manajer Premier League yang paling berisiko dipecat sebelum 2026 dimulai. Mereka harus menunjukkan perubahan cepat agar tetap aman di kursinya.

1 dari 5 halaman

1. Keith Andrews (Brentford)

1. Keith Andrews (Brentford)

Pelatih Brentford Keith Andrews (kiri) beserta para pemainnya memberi aplaus kepada suporter usai laga Premier League melawan Nottingham Forest. (c) Bradley Collyer/PA via AP

Brentford memutuskan mempromosikan Keith Andrews menjadi manajer kepala setelah Thomas Frank meninggalkan klub. Ini menjadi debut besar bagi pelatih yang sebelumnya menangani set-piece.

Namun, kehilangan pemain penting seperti Mbeumo dan Norgaard membuat tantangan untuk mempertahankan posisi musim lalu semakin sulit. Brentford harus segera menyesuaikan diri dengan perubahan besar ini.

Kemenangan melawan Aston Villa sedikit menenangkan tekanan. Hasil itu kemungkinan menunda pembicaraan soal pemecatan hingga beberapa pekan pertama musim berjalan.

2 dari 5 halaman

2. Scott Parker (Burnley)

2. Scott Parker (Burnley)

Scott Parker ketika melatih Burnley di Championship musim 2024/2025 (c) Ofisial Burnley

Burnley memulai perjalanan di Premier League dengan Scott Parker sebagai manajer baru. Klub harus beradaptasi cepat setelah kehilangan pemain kunci dan menghadapi lawan-lawannya yang lebih tangguh.

Parker sebelumnya memiliki catatan yang kurang meyakinkan di level ini, sehingga tekanan untuk meraih hasil positif sangat tinggi. Strategi bertahan yang efektif di Championship belum tentu berhasil di level atas.

Kemenangan melawan Sunderland memberi sedikit harapan bagi tim dan manajer. Namun jadwal berat menghadapi United, Liverpool, dan Manchester City akan menentukan apakah Parker mampu membawa Burnley bertahan di liga.

3 dari 5 halaman

3. Nuno Espirito Santo (Nottingham Forest)

3. Nuno Espirito Santo (Nottingham Forest)

Nuno Espirito Santo saat melatih Nottingham pada musim 2024/2025 (c) AP Photo/Dave Shopland

Nottingham Forest tampil mengesankan musim lalu dengan Nuno Espirito Santo di kursi manajer. Tim berhasil finis ketujuh dan mendapatkan tiket ke kompetisi Eropa.

Meski begitu, laporan terbaru mengindikasikan bahwa klub sudah mulai memikirkan pengganti Santo. Hanya dua laga liga yang dimainkan, namun masa depannya di klub terlihat tidak aman.

Nuno kini dihadapkan pada tekanan besar untuk membuktikan kemampuannya. Hubungan dengan manajemen menjadi kunci, dan hasil awal musim akan menentukan posisinya di Forest.

4 dari 5 halaman

4. Graham Potter (West Ham)

4. Graham Potter (West Ham)

Pelatih West Ham, Graham Potter. (c) AP Photo/Dave Shopland

West Ham United tampil mengecewakan di awal musim 2025/2026 di bawah Graham Potter. Kekalahan 3-0 dari tim promosi dan 5-1 dari Chelsea menunjukkan masalah serius di skuad Hammers.

Meskipun Potter mendapat dukungan dari manajemen, tekanan terus meningkat. Hasil buruk ini membuat posisi manajer asal Inggris itu berada dalam sorotan ketat.

Potter harus segera membuktikan kemampuannya membalikkan performa tim. Jika gagal, langkah berikut dalam kariernya akan sulit diprediksi.

5 dari 5 halaman

5. Ruben Amorim (Manchester United)

5. Ruben Amorim (Manchester United)

Reaksi pelatih Manchester United, Ruben Amorim di laga melawan Arsenal, 17 Agustus 2025 lalu. (c) AP Photo/Dave Thompson

Awal musim Manchester United di bawah Ruben Amorim berjalan sulit. Musim lalu, mereka mencatat finis terburuk dalam sejarah klub, menempati posisi ke-15.

Kedatangan pemain baru seperti Bryan Mbeumo, Matheus Cunha, dan Benjamin Sesko belum mampu mengurangi tekanan terhadap Amorim. Bahkan, ia sempat menawarkan diri mundur tanpa kompensasi musim panas ini.

Dua laga awal MU tidak membuahkan kemenangan, kalah dari Arsenal dan ditahan imbang Fulham. Meski ada kritik, dukungan manajemen tetap membuat posisi Amorim relatif aman untuk sementara.

Lagidiskon