
"Kami semuanya bersikap lembut dan mengedepankan unsur respek dan 'fairness' untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia. Kami masih menunggu 'directed' dari FIFA," terang anggota KG, Hinca Panjaitan, kepada Bola.net saat jumpa wartawan di Jakarta, Rabu (20/6).
Dilanjutkannya, dengan adanya MoU dalam pertemuan dengan Task Force AFC pada 7 Juni lalu di Kuala Lumpur, merupakan sinyalemen dihentikan ancaman sanksi (suspend) sementara waktu bagi PSSI. Sebab, kewenangan terkait penyelenggaraan organisasi sudah diserahkan kepada KG yang diawasi FIFA dan AFC.
Dilanjutkannya, pihaknya tetap menjunjung tinggi etika dengan tidak mendahului agenda (timeline) yang diberikan oleh FIFA dan AFC.
Penandatanganan MoU tersebut, lanjutnya, dilakukan melalui sebuah proses dan perdebatan yang panjang antara tiga pihak (PSSI, ISL dan KPSI) dengan tim Task Force AFC sehingga semua pihak harus benar-benar menghormati isi MoU dan tidak membuat persepsi sendiri-sendiri apalagi dilakukan oleh orang yang tidak ikut terlibat dalam penandatanganan.
"Isi MoU tersebut menegaskan tiga poin utama. Yakni, penyelesaian masalah dualisme kompetisi, perubahan isi statuta dan masalah dualisme organisasi yang dalam MoU disebut sebagai association matters'," lanjutnya.
Hinca melanjutkan, MoU tersebut terlahir sebagai sebuah fakta hukum dan titik balik PSSI untuk menata kembali ketiga unsur pokok di atas mulai dari titik nol.
Mengenai peranan KG, lanjutnya, sejak MoU dikeluarkan maka seluruh keputusan dan kebijakan yang terkait dengan organisasi berada dalam kewenangan KG. Sedangkan guliran kompetisi yang masih berlangsung antara IPL dan ISL tetap berjalan sendiri-sendiri sampai ada keputusan yang dibuat melalui Kongres.
"Road Map utamanya adalah kompetisi yang salah urus. KG PSSI yang beranggotakan delapan orang memikul tanggung jawab segala sesuatu yang akan dibawa ke kongres pada September mendatang dengan peserta pemilik suara ketika digelarnya Kongres di Solo," ujarnya.
Sedangkan guna mengantisipasi terjadi 'deadlock' di tubuh KG, Hinca mengatakan tidak akan ada keputusan yang diambil. Itu karena, KG bekerja di bawah pengawasan FIFA dan AFC yang memiliki kewenangan final dalam memutuskan poin demi poin.
"KG adalah lembaga yang memiliki kebijakan aspek organisasi, dan semua orang harus patuh. Yang menandatangani MoU sudah dijamin oleh FIFA dan AFC bahwa mereka memahami betul isi MoU. Kalau kemudian ada yang tidak patuh kepada MoU, silakan Anda sendiri yang menerjemahkannya," demikian Hinca Panjaitan. (esa/dzi)
Advertisement
Berita Terkait
-
Tim Nasional 5 September 2025 23:35
Timnas Indonesia Menang Telak, Erick Thohir: Makasih Ya, Chinese Taipei!
-
Tim Nasional 5 September 2025 17:12
Mees Hilgers Mundur dari Timnas Indonesia, Kepala Pemandu Bakat PSSI Angkat Bicara
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 7 September 2025 00:11
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
-
Tim Nasional 6 September 2025 23:51
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:55
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:54
-
Tim Nasional 6 September 2025 22:40
MOST VIEWED
- Jadwal Lengkap Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
- Efek Kedatangan Thom Haye & Reijnders: Persib Jadi Klub 'Sultan' di BRI Super League, Tinggalkan Persija Jauh!
- Bermain di ACL 2 Jadi Salah Satu Alasan Thom Haye Bergabung Persib: Saya Berpengalaman di Europa League
- Thom Haye Pamerkan Kualitas yang Akan Ditunjukkan bersama Persib di BRI Super League
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...