Keran Gol Arema Kerap Mampet, Ini Penyebabnya

Keran Gol Arema Kerap Mampet, Ini Penyebabnya
Cristian Gonzales dan Arthur Cunha. (c) Liga1

Bola.net - - Kurang suburnya Arema FC pada kompetisi Liga 1 musim ini diakui oleh Singgih Pitono. Asisten Pelatih Arema FC tersebut menilai musim ini produktivitas Arema FC memang masih kurang tajam dibanding sebelumnya.

Musim ini, produktivitas gol Arema sendiri bisa dibilang tak terlalu membanggakan. Sejauh ini, Cristian Gonzales dan kawan-kawan hanya mampu mencetak 36 gol dari 32 pertandingan yang sudah dijalani.

Produktivitas gol Arema sepanjang 32 pekan musim ini berjalan hanya berada di peringkat kesebelas. Raihan ini sama dengan Persiba Balikpapan, klub yang sudah pasti terdegradasi dari Liga 1.

Secara akurasi, Arema masih lebih baik dari Persiba. Mereka memiliki persentase akurasi tembakan ke gawang sebesar 44, 17%. Ini lebih tinggi dari Persiba yang akurasinya berkisar 42,85%.

"Selama hampir 10 bulan ini, kita semua tahu, ada yang lemah dari finishing. Kita harus akui ini. Obyektif saja," ujar Singgih.

Menurut Singgih, saat ini Arema FC tak bisa terlalu banyak berharap pada barisan penyerang mereka untuk mendulang gol. Cristian Gonzales, meski memiliki kualitas apik sudah menurun kecepatannya. Hal ini membuatnya kerap kesulitan dalam melawan pemain muda dengan daya eksplosif tinggi.

"Kalau empat atau lima tahun yang lalu, ia memang oke. Saya juga pernah menempati posisi ini. Sementara itu, Dedik Setiawan memang bagus, tapi ia masih perlu waktu," tuturnya.

Lebih lanjut, sosok yang pernah dua kali menjadi pencetak gol terbanyak di kompetisi Galatama tersebut menyebut bahwa ada kualitas khusus yang harus dimiliki sosok striker. Mereka harus bisa memanfaatkan peluang sekecil apapun untuk jadi gol.

"Mereka harus bisa mencari posisi yang betul. Ketika menghadap gawang, mereka harus sedikit egois. Naluri gol harus tinggi," ucapnya.

Singgih mengaku tim pelatih tak tinggal diam dengan kondisi ini. Mereka terus berupaya membenahi kondisi ini agar performa timnya meningkat. "Namun, semua kembali pada para pemain itu sendiri," tutup Singgih.