
Bola.net - Direktur Teknik dan SDM PT Sriwijaya Optimis Mandiri Hendri Zainuddin, mengatakan bahwa tiga putra daerah Sumatera Selatan yang berstatus pemain Sriwijaya FC kalah bersaing dalam memperebutkan posisi tim inti.
Ketiga pemain tersebut Tri Ramdhani Guntara dari PS Pusri, Darwin dari PS Banyuasin, dan Risky Dwi Ramadhana dari SFC U-21, ketiganya hingga saat ini belum sekalipun masuk dalam line up SFC di Indonesia Super League.
"SFC memberikan kesempatan kepada putra daerah yang memiliki skill dan teknik melalui proses seleksi, namun setelah berlatih selama beberapa bulan tetap saja tidak mampu bersaing dengan pemain lain," ujar Hendri.
Kondisi itu bukan suatu yang mengejutkan, mengingat tiga pemain tersebut kalah pengalaman dibandingkan pemain-pemain lainnya seperti Firman Utina, Ponaryo Astaman dan lainnya.
Hal ini tak terlepas dari mandeknya pembinaan pemain usia dini di Sumsel, sebelumnya Sumsel memiliki tim dari Divisi III hingga ke tingkat profesional.
"PS Banyuasin sudah dibubarkan kemudian PS Palembang juga, yang ada hanya klub profesional Sriwijaya FC. Jadi para pemain tidak memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuan secara berjenjang sebelum akhirnya terjun ke klub profesional," jelas Hendri.
Dan yang dibutuhkan oleh SFC adalah pemain yang benar-benar memiliki kemampuan terbaik dan mampu bersaing di level profesional, demi target juara yang menjadi harapan masyrakat Sumsel.
"Inilah dilemanya, dalam satu sisi kami ingin berpartisipasi dalam membina pemain lokal, tapi pada keadaan lain kemenangan menjadi sangat penting dalam suatu liga profesional," keluhnya.
Pada putaran pertama lalu, manajemen klub terpaksa mencoret salah satu putra terbaik Sumsel Jecky Arisandi, setelah tak menunjukkan perkembangan berarti bersama Laskar Wong Kito.
"Bukannya Jecky tidak bagus, tapi kami ingin memberikannya kesempatan berkembang dengan memperkuat tim-tim lain terlebih dahulu, karena di SFC sama sekali tidak pernah diturunkan," tandasnya.
Sementara pelatih SFC Kas Hartadi mengatakan harus menurunkan pemain terbaik, karena dituntut menang pada setiap pertandingan.
"Pada prinsipnya saya memberikan kesempatan kepada siapa saja, mau lokal atau bukan yang siap dan berprestasi. Tapi sejauh ini pemain Sumsel masih sulit bersaing kendati sudah ada beberapa yang peningkatannya cukup signifikan," ujarnya. (ant/end)
Ketiga pemain tersebut Tri Ramdhani Guntara dari PS Pusri, Darwin dari PS Banyuasin, dan Risky Dwi Ramadhana dari SFC U-21, ketiganya hingga saat ini belum sekalipun masuk dalam line up SFC di Indonesia Super League.
"SFC memberikan kesempatan kepada putra daerah yang memiliki skill dan teknik melalui proses seleksi, namun setelah berlatih selama beberapa bulan tetap saja tidak mampu bersaing dengan pemain lain," ujar Hendri.
Kondisi itu bukan suatu yang mengejutkan, mengingat tiga pemain tersebut kalah pengalaman dibandingkan pemain-pemain lainnya seperti Firman Utina, Ponaryo Astaman dan lainnya.
Hal ini tak terlepas dari mandeknya pembinaan pemain usia dini di Sumsel, sebelumnya Sumsel memiliki tim dari Divisi III hingga ke tingkat profesional.
"PS Banyuasin sudah dibubarkan kemudian PS Palembang juga, yang ada hanya klub profesional Sriwijaya FC. Jadi para pemain tidak memiliki kesempatan untuk mengasah kemampuan secara berjenjang sebelum akhirnya terjun ke klub profesional," jelas Hendri.
Dan yang dibutuhkan oleh SFC adalah pemain yang benar-benar memiliki kemampuan terbaik dan mampu bersaing di level profesional, demi target juara yang menjadi harapan masyrakat Sumsel.
"Inilah dilemanya, dalam satu sisi kami ingin berpartisipasi dalam membina pemain lokal, tapi pada keadaan lain kemenangan menjadi sangat penting dalam suatu liga profesional," keluhnya.
Pada putaran pertama lalu, manajemen klub terpaksa mencoret salah satu putra terbaik Sumsel Jecky Arisandi, setelah tak menunjukkan perkembangan berarti bersama Laskar Wong Kito.
"Bukannya Jecky tidak bagus, tapi kami ingin memberikannya kesempatan berkembang dengan memperkuat tim-tim lain terlebih dahulu, karena di SFC sama sekali tidak pernah diturunkan," tandasnya.
Sementara pelatih SFC Kas Hartadi mengatakan harus menurunkan pemain terbaik, karena dituntut menang pada setiap pertandingan.
"Pada prinsipnya saya memberikan kesempatan kepada siapa saja, mau lokal atau bukan yang siap dan berprestasi. Tapi sejauh ini pemain Sumsel masih sulit bersaing kendati sudah ada beberapa yang peningkatannya cukup signifikan," ujarnya. (ant/end)
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Italia 10 September 2025 14:07
-
Liga Italia 10 September 2025 13:54
-
Liga Inggris 10 September 2025 13:53
-
Liga Italia 10 September 2025 13:47
-
Liga Italia 10 September 2025 13:29
-
News 10 September 2025 13:15
MOST VIEWED
- Jadwal Lengkap Persib Bandung di BRI Super League 2025/2026
- Reshuffle Kabinet Merah Putih: Siapa Pengganti Dito Ariotedjo di Kursi Menpora?
- Kronologi Dito Ariotedjo Direshuffle Presiden Prabowo dari Menpora: Diinformasikan Tadi Pagi
- Jelang Persib vs Persebaya di Pekan 5 BRI Super League: Bajul Ijo Siapkan Taktik Khusus
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...