Tambun Naibaho: Putra Samosir Yang Jadi Juru Gedor PS TNI

Tambun Naibaho: Putra Samosir Yang Jadi Juru Gedor PS TNI
Selebrasi Tambun Dibty Naibaho usai bobol gawang Arema. (c) Fitri Apriani
- Lahir di Pulau Samosir, Tambun Naibaho tak menyangka bisa sukses tumbuh menjadi pesepakbola profesional. Namun perjalanan karirnya hingga bisa seperti sekarang tidaklah mudah.


Tambun dilahirkan di Pulau Samosir, sebuah pulau kecil di tengah Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara. Pemain berusia 26 tahun ini menyukai sepakbola berkat darah yang mengalir dari sang Ayah.


Sang Ayah memang bukan seorang mantan pemain sepakbola, dia hanya orang biasa yang memimpikan menjadi pesepakbola. Namun, kecintaanya terhadap si kulit bundar ia tularkan kepada sang anak.


"Bapak dulu ingin jadi pemain bola tapi tidak kesampaian. Jadi anaknya yang ditumbalkan," ujar Tambun saat dihubungi , Jumat (19/8).


Tak seperti di daerah atau kota-kota lain di Indonesia, Pulau Samosir sangat minim fasilitas sepakbola. Tambun tak pernah masuk Sekolah Sepakbola (SSB) atau akademi apapun karena memang di Pulau Samosir tidak ada.


Dengan lapangan seadanya, Tambun belajar mengenal sepakbola. Meski kondisinya tak mendukung dan penuh keterbatasan, pemain yang mengidolakan Ronaldo Lima ini tetap semangat.


"Saya latihan sepakbola di lapangan biasa. Dari kecil diajarkan main bola sama Bapak sejak umur saya 12 tahun," ungkapnya.


Waktu terus berjalan dari tahun ke tahun, Tambun mulai tumbuh menjadi seorang remaja. Hasrat dan kemampuannya di sepakbola semakin besar. Dia pun akhirnya mendapatkan kesempatan tampil di level klub.


Klub pertama yang dia bela adalah Medan United ketika berusia 18 tahun. Dua tahun berselang, Tambun akhirnya bergabung bersama Pro Duta.


''Setelah itu saya masuk PSMS Medan tahun 2013, dan akhirnya saya gabung PS TNI karena diperintah Pangkostrad," katanya.


Pengalaman dan cerita bagaimana dia berjuang menjadi pesepakbola profesional dari sebuah pulau kecil, membuat Tambun sangat ingin suatu saat nanti bisa membangun sepakbola di tanah kelahirannya itu.


"Kalau punya rezeki saya ingin membangun sepakbola di Pulau Samosir. Tapi biarkan saja mengalir seperti air, yang penting latihan terus agar bisa membuat bangga orang tua dan nama Samosir," pungkasnya.
 (fit/dzi)