
Bola.net - Manajer Tottenham Hotspur, Andre Villas-Boas mengaku jika dirinya sempat berupaya menerapkan dinamika permainan berbeda, meski akhirnya gagal bersama Chelsea.
Stamford Bridge sejatinya merupakan destinasi pertama AVB ke Inggris, setelah dipinang The Blues dari Porto pada awal musim 2011/12. Sayang kariernya tak bertahan lama, setelah posisinya digantikan sang asisten, Roberto Di Matteo yang akhirnya juga didepak.
Bersama Spurs di musim 2012/13, manajer muda asal Portugal itu terbilang sukses, setelah mampu menembus papan atas Premier League. Hal itu menurutnya ia pelajari, setelah mengalami kegagalan di Chelsea musim sebelumnya.
"Premier League punya kendali dinamika yang begitu cepat, soal kehilangan dan mendapatkan bola. Hal itu membuat pertandingan tak bisa ditebak. Tim harus objektif dan seperti itu, karena hal tersebut membuat fans senang," kisah AVB.
"Estetika permainan berada di belakangnya, yang jauh lebih menarik daripada kemampuan memprediksi yang terkait dengan penguasaan bola. Saya harusnya menghormati kultur itu sejak awal. Saya pikir hal itu mungkin diterapkan dengan pattern di sebuah negara, dengan kultur yang berbeda. Saya menghormatinya sekarang. Saya jadi lebih mampu usai pengalaman di Chelsea." [initial] (espn/atg)
Stamford Bridge sejatinya merupakan destinasi pertama AVB ke Inggris, setelah dipinang The Blues dari Porto pada awal musim 2011/12. Sayang kariernya tak bertahan lama, setelah posisinya digantikan sang asisten, Roberto Di Matteo yang akhirnya juga didepak.
Bersama Spurs di musim 2012/13, manajer muda asal Portugal itu terbilang sukses, setelah mampu menembus papan atas Premier League. Hal itu menurutnya ia pelajari, setelah mengalami kegagalan di Chelsea musim sebelumnya.
"Premier League punya kendali dinamika yang begitu cepat, soal kehilangan dan mendapatkan bola. Hal itu membuat pertandingan tak bisa ditebak. Tim harus objektif dan seperti itu, karena hal tersebut membuat fans senang," kisah AVB.
"Estetika permainan berada di belakangnya, yang jauh lebih menarik daripada kemampuan memprediksi yang terkait dengan penguasaan bola. Saya harusnya menghormati kultur itu sejak awal. Saya pikir hal itu mungkin diterapkan dengan pattern di sebuah negara, dengan kultur yang berbeda. Saya menghormatinya sekarang. Saya jadi lebih mampu usai pengalaman di Chelsea." [initial] (espn/atg)
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 11 September 2025 07:08
Teka-Teki Federico Chiesa: Dicoret dari Skuad UCL, Kok Paksakan Bertahan di Liverpool?
-
Liga Inggris 11 September 2025 07:06
Kobbie Mainoo Frustrasi di Man United, Siap Paksakan Transfer Bulan Januari
-
Liga Inggris 11 September 2025 07:00
Florian Wirtz Start Lambat di Liverpool: Kena Beban Transfer Mahal?!
-
Liga Inggris 11 September 2025 06:29
Sebut Nama Mbappe, Konate Panaskan Spekulasi Transfernya dari Liverpool ke Madrid
-
Liga Inggris 11 September 2025 05:59
Liverpool Serius Incar Adam Wharton, Saingi Chelsea dan Manchester United
LATEST UPDATE
-
Liga Spanyol 11 September 2025 07:10
-
Liga Inggris 11 September 2025 07:08
-
Liga Inggris 11 September 2025 07:06
-
Liga Italia 11 September 2025 07:03
-
Liga Inggris 11 September 2025 07:00
-
Liga Inggris 11 September 2025 06:58
MOST VIEWED
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...