
Bola.net - - Kasus rasisme sedang kembali menguak belakangan ini. Pemain Tottenham, Danny Rose, mengungkapkan unek-uneknya terhadap tindakan rasisme yang menimpanya serta bagaimana keengganan pihak berwajib untuk menuntaskannya.
Moise Kean menjadi sorotan dalam laga lanjutan Serie A antara Juventus melawan Cagliari pada Rabu (3/4) dini hari lalu. Bukan karena golnya, namun karena tindakan penggemar Cagliari yang melecehkan pemain berumur 19 tahun tersebut.
Sontak pemain-pemain dunia menyatakan dukungannya terhadap Wonderkid Italia tersebut, namun tak jarang orang menganggapnya juga turut memiliki kesalahan. Mereka menyasar pada reaksi sang pemain yang membalas dengan selebrasi 'provokatif'.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Kisah Rose dengan Rasisme
Seiring dengan kasus rasisme yang kembali menguak, Danny Rose menyampaikan bagaimana dirinya menjadi salah satu korban dari tindakan yang kurang menyenangkan itu. Ia bahkan merasakan dua kali dari pendukung yang sama.
"Saya bermain di Serbia sekitar delapan tahun lalu dan itu terjadi di sini, jadi saya berpikir ada kemungkinan itu akan kembali terjadi. Ya, itu terjadi," tutur Rose seperti yang dikutip dari ESPN.
"Itu tidak memengaruhi performa saya. Saya sudah besar. Saya tahu tiga poin bukan lagi hal penting saat anda melalui hal seperti itu, tapi saya ingin tim mendapatkan tiga poin, lalu pergi dari Montenegro secepat mungkin," lanjutnya.
Hukuman Terlalu Kecil
Soal hukumannya sendiri, Danny Rose mengaku kecewa lantaran Serbia 'hanya' diganjar hukuman denda dengan nilai kecil. Bahkan ia menganggap nilai hukuman tersebut sama besarnya dengan jumlah uang yang ia keluarkan saat melancong di malam haru.
Makanya, Danny Rose skeptis dengan bagaimana sikap pihak berwenang dalam menuntaskan masalah rasisme. Saking muaknya, ia mengaku sudah tidak sabar ingin segera menyelesaikan karirnya di dunia sepak bola.
"Tentu saja menyedihkan [karena harus seperti itu], tapi saat negara hanya diberi denda senilai uang yang mungkin saya habiskan pada malam hari di London, lalu apa yang anda harapkan?" tambahnya.
"Anda lihat pelatih saya [Mauricio Pochettino] dihukum larangan berpartisipasi selama dua pertandingan hanya karena berseteru dengan Mike Dean di Burnley. Sementara sebuah negara hanya mendapat denda kecil karena berbuat rasis," tambahnya.
Ingin Lihat Intrik Sepak Bola
"Saya sudah merasa cukup. Saat ini, saya hanya berpikir bahwa saya tinggal memiliki lima atau enam tahun tersisa di sepak bola. Dan saya sudah tak sabar untuk melihat di belakangnya, melihat bagaimana pertandingan dipersiapkan. Ada banyak politik atau sejenisnya di sepak bola," tandasnya.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 22:29
-
Editorial 21 Oktober 2025 22:27
6 Kandidat Pengganti Igor Tudor di Juventus: Ada Eks Inter Milan
-
Liga Italia 21 Oktober 2025 21:47
Dilema Juventus: Biaya Pemecatan Igor Tudor dan Beban Finansial Klub
-
Liga Champions 21 Oktober 2025 19:16
LATEST UPDATE
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 08:17
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 08:05
-
News 22 Oktober 2025 08:00
-
Liga Spanyol 22 Oktober 2025 06:47
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 06:06
-
Liga Champions 22 Oktober 2025 05:59
MOST VIEWED
- Faktor X di Balik Kemenangan MU: Ternyata Aksi Suporter Liverpool Juga Berpengaruh!
- Kontroversi Liverpool vs MU: Mengapa Gol Bryan Mbeumo Tetap Disahkan Meski Alexis Mac Allister Cedera Kepala?
- Kemenangan Manis: Rapor Pemain MU saat Tundukkan Liverpool di Anfield
- Link Live Streaming & Jadwal Pertandingan Liverpool vs Manchester United di Liga Inggris, Hari Minggu 19 Oktober 2025
HIGHLIGHT
- 9 Pemain yang Pernah Disarankan Ralf Rangnick untu...
- Manchester United Terpuruk, 4 Eks Pemainnya Malah ...
- 5 Pemain Manchester United yang Bakal Diuntungkan ...
- 7 Pemain Premier League yang Kariernya Bisa Selama...
- 4 Pelatih Paling Cepat Capai 250 Kemenangan di Pre...
- 9 Bek Tengah Incaran Liverpool di Bursa Transfer 2...
- 10 Transfer Termahal Dalam Sejarah AC Milan: Dari ...