Man United Menang, Ruben Amorim Malah Kesal dengan Hobi Pemainnya: Suka Kok Bikin Hidup jadi Rumit!

Man United Menang, Ruben Amorim Malah Kesal dengan Hobi Pemainnya: Suka Kok Bikin Hidup jadi Rumit!
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim merayakan kemenangan timnya atas Chelsea di Old Trafford, 20 September 2025. (c) AP Photo/Dave Thompson

Bola.net - Manchester United sukses meraih tiga poin yang sangat mereka butuhkan saat menjamu Chelsea. Namun, kemenangan 2-1 itu meninggalkan perasaan campur aduk pelatih Ruben Amorim.

Kemenangan di Old Trafford, Sabtu (20/9/2025), ini menjadi angin segar yang meredakan tekanan besar di pundaknya. Hasil ini diraih lewat sebuah laga yang penuh drama dan berjalan sangat panas.

Meskipun pada akhirnya senang dengan raihan poin penuh, Amorim justru menyoroti satu kebiasaan buruk timnya. Ia merasa para pemainnya punya hobi untuk membuat segalanya menjadi lebih sulit.

Secara terbuka, pelatih asal Portugal itu mengaku frustrasi. Ia merasa timnya selalu menemukan cara untuk mempersulit hidup mereka sendiri di atas lapangan.

1 dari 4 halaman

Hobi Mempersulit Diri Sendiri

Hobi Mempersulit Diri Sendiri

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim saat melawan Chelsea. (c) Nick Potts/PA via AP

Ruben Amorim mengakui bahwa kemenangan ini sangat penting dan pantas didapatkan. Namun, ia tidak bisa menyembunyikan kekesalannya terhadap jalannya pertandingan.

Ia mencontohkan bagaimana timnya sudah berada di atas angin setelah unggul 2-0 dan unggul jumlah pemain. Alih-alih mengontrol laga, mereka justru membuat kesalahan fatal dengan kartu merah Casemiro.

"Kemenangan ini sangat penting. Saya pikir kami pantas mendapatkannya, tetapi kami mempersulit hidup kami di beberapa momen," kata Amorim usai laga.

"Dan dengan segalanya berjalan baik, kami (membuat segalanya) menjadi rumit dengan kartu merah itu. Babak kedua saya pikir kami mengelolanya dengan baik, tetapi, pada akhirnya, 15 menit terakhir terasa berat bagi kami," tambahnya.

2 dari 4 halaman

Start Agresif yang Berbuah Manis

Start Agresif yang Berbuah Manis

Bek Manchester United, Noussair Mazraoui berebut bola dengan pemain Chelsea, Andrey Santos dan Marc Cucurella. (c) AP Photo/Dave Thompson

Di sisi lain, Amorim tidak lupa memberikan pujian atas apa yang ditampilkan timnya di awal laga. Ia sangat puas dengan agresi dan intensitas yang ditunjukkan para pemain.

Menurutnya, start yang eksplosif itu berhasil menyulut semangat para suporter yang memadati Old Trafford. Kartu merah kiper Chelsea, Robert Sanchez, juga diakuinya sebagai buah dari tekanan tinggi tersebut.

"Saya pikir kami memulai pertandingan dengan sangat baik – sangat baik dalam hal agresi dan menekan lawan," ujar Amorim.

"Tentu saja, kartu merah kiper sangat membantu kami, tetapi kami memegang kendali, kami mencetak dua gol," lanjutnya.

3 dari 4 halaman

Tantangan Baru: Jangan Cepat Puas!

Amorim tidak ingin kemenangan ini membuat timnya terlena. Ia langsung memberikan tantangan baru dan menuntut para pemainnya untuk segera mengalihkan fokus.

Ia mengingatkan bahwa musim lalu, Manchester United gagal meraih kemenangan beruntun di Premier League. Kini, ia menantang skuadnya untuk mematahkan rekor buruk itu saat melawan Brentford pekan depan.

"Menyenangkan bisa menang, tetapi mari lupakan itu dan kembali ke urgensi tersebut. Kami perlu memenangkan pertandingan berikutnya. Itulah yang terpenting," tegas Amorim.

"Karena di klub besar perasaannya bukan, 'Hari ini pertandingan yang sangat bagus, mari sedikit bersantai'. Jadi, mari kembalikan urgensi itu, kami perlu memenangkan laga berikutnya," punggkasnya.

4 dari 4 halaman

Penyesalan di Kubu Chelsea

Dari pihak lawan, manajer Chelsea Enzo Maresca hanya bisa meratapi nasib. Ia merasa kartu merah cepat Robert Sanchez telah menghancurkan semua rencana permainannya.

Maresca bahkan berandai-andai, ia mengaku lebih baik timnya kebobolan satu gol daripada harus bermain dengan sepuluh orang. Menurutnya, bermain dengan 95 menit tersisa dengan jumlah pemain yang kurang adalah misi yang mustahil.

"Ya, mungkin itu adalah solusi terbaik karena kami masih memiliki 95 menit untuk bermain," kata Maresca saat ditanya apakah lebih baik membiarkan gol terjadi.

"Tetapi, yang pasti, jika Anda bertanya kepada saya, saya lebih memilih tertinggal 1-0 setelah tiga menit daripada kekurangan satu pemain," tutupnya.