Momen Saat 'Hairdryer Treatment' Sir Alex Ferguson Tak Mempan di Depan Cristiano Ronaldo

Momen Saat 'Hairdryer Treatment' Sir Alex Ferguson Tak Mempan di Depan Cristiano Ronaldo
Cristiano Ronaldo merayakan gol dalam pertandingan final Nations League antara Portugal vs Spanyol di Allianz Arena, Senin, 9 Juni 2025. (c) AP Photo/Martin Meissner

Bola.net - Di balik gemerlap puluhan trofi yang menghiasi lemari Manchester United, tersimpan sebuah legenda yang hidup dan tumbuh di ruang ganti mereka. Legenda itu bernama 'hairdryer treatment', sebuah amukan verbal dahsyat dari sang manajer legendaris, Sir Alex Ferguson.

Amarah Ferguson konon tak pandang bulu dan bisa menyasar siapa saja yang ia anggap tampil di bawah standar. Nama-nama besar seperti David Beckham hingga Ruud van Nistelrooy tercatat pernah menjadi korbannya di masa lalu.

Namun, sebuah kesaksian langka dari mantan kapten Nemanja Vidic mengungkap sebuah momen krusial yang mengubah segalanya. Sebuah insiden yang melibatkan seorang anak muda bernama Cristiano Ronaldo disebut telah 'mengubah' pendekatan Ferguson untuk selamanya.

Kisah ini bukan hanya tentang sebuah pertengkaran biasa di ruang ganti. Ini adalah sebuah cerita tentang bagaimana seorang manajer legendaris belajar sebuah pelajaran berharga dari seorang anak ajaib yang kelak akan menjadi ikon sepak bola dunia.

1 dari 4 halaman

Rezim 'Hairdryer' yang Melegenda

Cerita tentang kehebatan Sir Alex Ferguson sebagai manajer tidak hanya soal kejeniusan taktik dan rentetan trofi. Di balik pintu ruang ganti yang tertutup, ada sebuah rezim disiplin yang dikenal dengan sebutan terapi 'hairdryer'.

Julukan mengerikan itu merujuk pada amukan verbalnya yang bisa membuat siapa saja yang mendengarnya menjadi gentar. Tidak ada satu pun pemain yang berani tampil setengah hati atau membantah perintahnya di atas lapangan.

David Beckham pernah menjadi korban sepatu terbangnya hingga pelipisnya harus dijahit. Ruud van Nistelrooy juga pernah kena damprat habis-habisan di hadapan rekan-rekannya hanya karena bertukar kaus dengan pemain lawan usai laga.

2 dari 4 halaman

Para 'Anak Emas' yang Tak Tersentuh

Akan tetapi, di tengah reputasinya yang begitu garang, Ferguson ternyata memiliki beberapa 'anak emas'. Mereka adalah para pemain yang sangat jarang, atau bahkan tidak pernah, tersentuh oleh amarahnya yang meledak-ledak.

Salah satunya adalah sang maestro sekaligus seniman lapangan hijau asal Prancis, Eric Cantona. Satu nama lainnya yang juga mendapat perlakuan khusus adalah seorang pemuda ajaib dari Portugal, Cristiano Ronaldo.

Ferguson sadar betul bahwa pemain dengan talenta dan kepribadian seunik Ronaldo butuh perlakuan yang berbeda. Ia tahu bahwa anak muda itu harus ditangani dengan hati-hati untuk bisa mengeluarkan seluruh potensi terbaiknya di atas lapangan.

3 dari 4 halaman

Kesaksian Vidic

Kisah tentang momen yang mengubah pendekatan Ferguson ini datang dari mulut seorang saksi mata yang sangat kredibel, Nemanja Vidic. Sang kapten tangguh asal Serbia itu memberikan kesaksian langka tentang apa yang sebenarnya terjadi di ruang ganti.

Vidic menceritakan bahwa ada satu momen spesifik ketika Ferguson mencoba 'menerapi' seorang Cristiano Ronaldo muda dengan amarahnya. Namun, reaksi yang ia dapatkan dari sang pemain ternyata berada di luar dugaannya.

"Yang disadari Ferguson bukan karena dia takut pada siapa pun, tapi dia tahu kalau ada pemain-pemain tertentu yang tidak akan terbantu kalau terus dimarahi," ungkap Vidic dalam wawancaranya bersama The Overlap.

"Saya rasa dia mulai berubah setelah memarahi Cristiano Ronaldo. Menurut saya, Ronaldo tidak menerima itu dengan baik. Mungkin metode itu cocok untuk pemain Inggris atau Britania, tapi dia lebih berhati-hati kepada pemain asing."

4 dari 4 halaman

Pelajaran Berharga dan Hubungan Abadi

Insiden tersebut menjadi sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi sang manajer legendaris. Ia akhirnya menyadari bahwa metode hardikan keras yang selama ini ia terapkan tidak akan efektif untuk semua pemain, terutama para pemain asing.

Ferguson bukanlah tidak berani, namun ia cukup bijak untuk mengubah pendekatannya demi kebaikan tim. Kemampuannya untuk beradaptasi inilah yang mungkin menjadi salah satu kunci terbesar dari kesuksesan kariernya sebagai seorang manajer.

Hasilnya, hubungan antara Ferguson dan Ronaldo justru semakin erat layaknya seorang ayah dan anak. Hingga hari ini, Ronaldo masih memanggilnya dengan sebutan "bos" dan menganggapnya sebagai figur ayah yang sangat berjasa dalam kariernya.