
Bola.net - Kekalahan 0-2 dari Tottenham pada pekan kedua Premier League sontak membuat banyak orang mempertanyakan performa Manchester City. The Citizens tampak kehilangan ritme dan belum menemukan chemistry terbaiknya di awal musim 2024/25.
Namun, kondisi ini bukanlah hal yang mengejutkan bagi kubu City. Faktanya, start yang kurang ideal ini telah diprediksi dan bahkan menjadi bagian dari perencanaan jangka panjang skuad asuhan Pep Guardiola.
Penyebab utamanya adalah jadwal persiapan yang sangat singkat. City hanya memiliki 19 hari untuk menjalani masa pramusim, jauh lebih sedikit dibandingkan musim lalu yang mencapai 34 hari.
Lantas, apa alasan di balik keputusan ini dan bagaimana strategi City menghadapi tantangan musim ini? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Strategi Ilmiah Di Balik Masa Istirahat Pemain
Keputusan untuk memberi pemain istirahat panjang bukanlah tanpa alasan. Setelah menjalani musim 2023/24 yang sangat padat dengan 61 laga, termasuk partai final Piala Dunia Antarklub, keseimbangan antara pemulihan dan persiapan menjadi kunci.
Alih-alih memaksakan latihan intensif dalam waktu singkat, manajemen City justru mengizinkan pemainnya berlibur selama 26 hari setelah kembali dari Amerika Serikat. Langkah ini diambil dengan memprioritaskan pemulihan fisik dan mental seluruh anggota skuad.
Aturan FIFA memang mewajibkan istirahat minimal tiga minggu. Namun, para ahli kebugaran mengatakan bahwa minggu pertama biasanya digunakan tubuh untuk melawan penyakit karena sistem imun yang baru saja rileks setelah lama tertekan. Dengan demikian, waktu persiapan efektif City benar-benar sangat terbatas.
Filosofi Manchester City: Puncak Performa di Saat yang Tepat
Bagi Manchester City, performa sempurna di beberapa minggu awal liga bukanlah sebuah target. Mereka lebih fokus untuk mencapai puncak performa atau peak performance tepat pada momen-momen penentuan di akhir musim.
Filosofi ini telah dipegang teguh di bawah arahan Lorenzo Buenaventura, pelatih kebugaran andalan Pep Guardiola. Gaya Buenaventura adalah menyatukan kerja fisik dengan embedding filosofi taktik secara bersamaan.
Teori ini telah terbukti berhasil. City rutin merangkai rangkaian tak terkalahkan yang panjang di fase akhir musim: 14 laga (2018-19), 12 laga (2021-22), 16 laga (2022-23), dan bahkan 23 laga pada musim 2023/24 yang lalu. Pola ini menunjukkan konsistensi kesiapan fisik tim.
Tantangan Tambahan di Awal Musim 2025/2026
Kekalahan dari Tottenham, yang notabene memiliki masa persiapan 38-42 hari di bawah manajer baru Thomas Frank, menjadi bukti bahwa City masih berada dalam fase pramusim mereka. Kondisi ini diperparah dengan integrasi empat pemain baru ke dalam starting XI.
Ketidakpastian di seputar bursa transfer juga menambah daftar tantangan. Masa depan sejumlah pilar tim, seperti Ederson dan Stefan Ortega, masih menggantung. Hal ini tentu memengaruhi stabilitas dan kepastian dalam membangun fondasi tim.
Belum lagi proses adaptasi para pemain baru seperti Rayan Cherki yang masih menyesuaikan diri dengan intensitas sepak bola Inggris. Guardiola pun terus menekankan pentingnya membangun "koneksi" dan chemistry baru di dalam dressing room, yang semuanya membutuhkan waktu.
Membangun Koneksi dan Chemistry Baru
Di balik layar, proses membangun chemistry tersebut sudah mulai dilakukan. Dua kreator teknis tim, Phil Foden dan Rayan Cherki, disebut-sebut telah menjalin hubungan baik dengan sering berpasangan dalam pemanasan, saling menguji teknik dan sentuhan bola.
Jeremy Doku juga disebut sedang berusaha meningkatkan efisiensinya di sepertiga akhir lapangan. Untuk meningkatkan pengambilan keputusannya, dia banyak berkomunikasi dengan Erling Haaland untuk menyelaraskan gerakan dan umpan silang.
Promosi Kolo Toure ke tim utama juga membantu. Mantan bek Arsenal dan City itu disebut banyak melakukan latihan spesifik untuk unit depan guna menciptakan kombinasi serangan yang mematikan.
Menjelang Deadline Transfer dan Fokus Ke Depan
Draw fase liga Champions League yang akan digelar Kamis ini kembali mengingatkan betapa padatnya jadwal City musim ini. Mereka membutuhkan skuad yang dalam dan berkualitas untuk menjaga performa dan mengantisipasi cedera.
Dengan 28 pemain tim utama saat ini, skuad City dinilai tidak sustainable. Nama-nama seperti Ederson, Ortega, Manuel Akanji, dan Kalvin Phillips masih berpeluang hengkang sebelum deadline transfer tanggal 1 September nanti.
Jangan sampai ketinggalan infonya
- AC Milan Ikut Masuk Perburuan Bek Manchester City, Saingi Galatasaray
- Kejutan! Erling Haaland Ganti Nama Punggung di Timnas Norwegia, Apa Alasannya?
- Hasil Drawing Carabao Cup 2025/2026: MU Sudah Tersingkir, Siapa Lawan Para Tim Raksasa di Putaran Ketiga?
- Man City Tutup Pintu untuk Tottenham, Savinho Bertahan!
- Nathan Ake Menuju Pintu Keluar Man City: 3 Klub Premier League Antre Dapatkan Jasanya
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Inggris 15 Oktober 2025 10:10
Roy Keane Sentil Marcus Rashford: Dia Juga Bagian dari Masalah di MU!
-
Liga Inggris 15 Oktober 2025 09:20
Jadwal Lengkap Premier League 2025/2026 Live di SCTV dan Vidio
-
Editorial 15 Oktober 2025 00:03
LATEST UPDATE
-
Piala Dunia 15 Oktober 2025 10:52
-
Piala Dunia 15 Oktober 2025 10:38
-
Amerika Latin 15 Oktober 2025 10:37
-
Piala Dunia 15 Oktober 2025 10:37
-
Piala Dunia 15 Oktober 2025 10:29
-
Piala Dunia 15 Oktober 2025 10:20
MOST VIEWED
- Amorim Minta Manchester United Bajak Pemain dari Inter Milan, Siapa tuh?
- Bellingham Dipantau Manchester United, Ruben Amorim Nilai Cocok untuk Skema 3 Bek!
- Demi Bintang Muda Ini, Man United Siap Sikut Chelsea dan Tawarkan Dana Jumbo ke Juventus
- Sebulan Jadi Pemain Manchester United, Senne Lammens: Semuanya Sangat Berbeda!
HIGHLIGHT
- 5 Kiper Kandidat Pengganti Robert Sanchez di Chels...
- Setelah Kehilangan Giovanni Leoni, Ini 5 Pilihan B...
- Prestasi Langka: 10 Pemain yang Mampu Meraih Ballo...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 5 Pemain yang Berpeluang Besar Raih Ballon dOr 202...
- 5 Pemain Peraih Ballon dOr Terbanyak: Lionel Messi...
- Tampil Impresif di Lapangan, 11 Pemain Ini Malah G...