Roman Abramovich dan Kontroversi Aliran Dana ke Israel

Roman Abramovich dan Kontroversi Aliran Dana ke Israel
Roman Abramovich (c) AP Photo

Bola.net - Roman Abramovich kembali menjadi sorotan internasional, kali ini bukan karena kiprahnya di sepak bola. Laporan investigasi BBC News Arabic mengungkap bahwa perusahaan milik sang miliarder menyalurkan dana besar ke organisasi pemukim Israel.

Menurut dokumen bocor yang dikenal sebagai FinCEN Files, Abramovich disebut sebagai donor tunggal terbesar dalam 15 tahun terakhir bagi kelompok bernama Elad. Organisasi ini dikenal luas karena aktivitasnya di kawasan Silwan, Yerusalem Timur, yang memicu ketegangan dengan warga Palestina.

Nilai donasi yang dikaitkan dengan Abramovich mencapai lebih dari 100 juta dolar AS. Temuan ini menambah daftar panjang kontroversi dalam laporan global tentang dugaan transaksi keuangan mencurigakan.

Kisah ini bukan hanya soal aliran dana seorang pemilik klub sepak bola ternama, tapi juga menyentuh isu politik, hukum internasional, hingga sengketa sejarah di jantung Yerusalem.

1 dari 4 halaman

Donasi Abramovich ke Organisasi Elad

Donasi Abramovich ke Organisasi Elad

Roman Abramovich, bos Chelsea (c) AP Photo

BBC News Arabic melaporkan, empat perusahaan yang dimiliki atau dikendalikan Abramovich di British Virgin Islands menyalurkan dana lebih dari 100 juta dolar AS ke Elad. Jumlah tersebut menjadikannya sebagai donor tunggal terbesar kelompok itu dalam satu setengah dekade terakhir.

Elad, yang berarti "Tuhan abadi" dalam bahasa Ibrani, adalah organisasi pemukim yang berfokus pada memperkuat kehadiran Yahudi di Silwan. Kawasan ini merupakan permukiman Palestina yang menjadi salah satu titik panas konflik di Yerusalem Timur.

Selain Abramovich, Elad juga mendapatkan dukungan dari pemerintah Israel. Namun, donasi miliarder Rusia yang mendapat kewarganegaraan Israel pada 2018 itu menempatkannya di pusat pusaran kontroversi.

2 dari 4 halaman

Silwan, Kota David, dan Polemik Sejarah

Elad mengelola situs arkeologi populer bernama City of David di Silwan. Situs ini menjadi magnet wisata dengan narasi yang dikritik banyak pihak, termasuk diplomat Uni Eropa. Mereka menilai penggalian tersebut mengabaikan keragaman sejarah kota kuno dan hanya menonjolkan perspektif Yahudi.

Website resmi City of David menyatakan bahwa mereka berkomitmen melanjutkan warisan Raja Daud melalui empat pilar: penggalian arkeologi, pengembangan wisata, program pendidikan, dan revitalisasi permukiman.

Namun, kritik keras tetap mengalir karena aktivitas Elad juga mencakup pembelian rumah warga Palestina dengan memanfaatkan hukum kontroversial Israel. Kini, sekitar 450 pemukim Yahudi tinggal berdampingan dengan hampir 10 ribu warga Palestina di Silwan.

3 dari 4 halaman

FinCEN Files dan Sorotan Global

FinCEN Files dan Sorotan Global

Roman Abramovich (c) Ist

Donasi Abramovich ditemukan saat BBC menelusuri ribuan dokumen bocor bernama FinCEN Files. Dokumen ini berisi lebih dari 2.000 laporan aktivitas mencurigakan (SARs) dari bank-bank di AS terkait dugaan transaksi keuangan ilegal senilai 2 triliun dolar.

Laporan SARs biasanya diajukan ketika lembaga keuangan mencurigai aktivitas nasabahnya, meski tidak otomatis menandakan tindak pidana. Abramovich sendiri pernah disebut dalam laporan SAR 2016 terkait perusahaan cangkang lepas pantai yang berkaitan dengan bisnis sepak bolanya.

BBC menegaskan tidak ada bukti Abramovich atau perusahaannya melanggar hukum. Elad, saat dimintai konfirmasi, menyatakan selalu patuh pada regulasi organisasi nirlaba Israel namun enggan memastikan apakah Abramovich adalah salah satu donatur mereka.

4 dari 4 halaman

Respons Abramovich dan Konteks Politik

Juru bicara Abramovich menanggapi laporan ini dengan menekankan peran sang miliarder sebagai filantropis besar. Disebutkan bahwa dalam dua dekade terakhir, ia telah menyumbangkan lebih dari 500 juta dolar untuk bidang kesehatan, sains, pendidikan, serta komunitas Yahudi di Israel maupun seluruh dunia.

Meski begitu, aktivitas pemukiman di tanah pendudukan tetap dianggap ilegal oleh hukum internasional. Israel bersikeras mengklaim seluruh Yerusalem sebagai wilayah kedaulatan, meski klaim ini tidak diakui secara luas di level global.

Situasi makin rumit setelah langkah Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Kebijakan ini memperkuat gerakan pemukim dan mendapat dukungan simbolis lewat kehadiran Duta Besar AS, David Friedman, dalam peresmian proyek City of David.