
Bola.net - Sebuah langkah bersejarah sekaligus kontroversial siap diambil oleh Liga Italia Serie A. Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) dilaporkan telah memberikan lampu hijau untuk sebuah laga kompetitif dimainkan di luar negeri.
Laga yang dimaksud adalah duel antara raksasa AC Milan melawan Como. Pertandingan ini rencananya akan digelar di kota Perth, Australia, yang sontak memicu perdebatan luas di kalangan pencinta sepak bola.
Meskipun didasari oleh alasan logistik terkait Olimpiade Musim Dingin 2026, keputusan ini diyakini bisa membuka kotak pandora. Potensi keuntungan komersial yang besar kini berbenturan dengan risiko integritas olahraga yang tak kalah nyata.
Keputusan ini bisa mengubah wajah sepak bola domestik selamanya. Hal ini memicu pertanyaan besar, apakah langkah ini adalah sebuah inovasi brilian atau justru sebuah blunder yang mengorbankan jiwa sepak bola itu sendiri.
Sejarah Tercipta karena Olimpiade
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebuah pertandingan kompetitif Serie A akan dimainkan di luar benua Eropa. FIGC telah menyetujui rencana untuk menggelar laga AC Milan versus Como di Australia.
Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan yang kuat. Stadion San Siro, yang merupakan markas AC Milan, tidak akan bisa digunakan pada tanggal 6 Februari 2026 mendatang karena dipakai untuk acara lain.
Stadion ikonik tersebut akan menjadi lokasi utama upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin Milano-Cortina 2026. Akibatnya, laga melawan Como harus dipindahkan ke tempat lain, dan Perth menjadi pilihan yang paling memungkinkan.
FIGC sendiri menyebut langkah ini sebagai sebuah "perjalanan bersejarah ke luar negeri untuk sebuah pertandingan Serie A". Momen ini akan menandai sebuah era baru yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah panjang sepak bola Italia.
Godaan Uang dan Pasar Baru
Di balik alasan logistik yang mendesak, ada godaan komersial yang sangat besar dari rencana ini. Australia, bersama kawasan Asia-Pasifik, dianggap sebagai pasar potensial yang sangat menggiurkan dan belum tergarap maksimal oleh Serie A.
Bagi pihak liga, ini adalah sebuah kesempatan emas untuk mendapatkan eksposur yang tak ternilai harganya. Pertandingan ini hampir dipastikan akan menarik animo besar dan tiketnya kemungkinan besar akan terjual habis.
Sementara itu bagi AC Milan, menggelar laga di Australia adalah sebuah 'tambang emas' dari sisi pemasaran. Mereka bisa berinteraksi langsung dengan para penggemar setia di sana yang selama ini rela begadang untuk menonton laga mereka.
Jangkauan global yang didapat dari laga ini jauh melampaui laga kandang biasa melawan tim promosi. Ini adalah sebuah keuntungan masif yang bahkan tidak bisa dibeli dengan uang.
Risiko Integritas dan Keadilan Olahraga
Namun, rencana ini bukannya tanpa kritik tajam dan kekhawatiran yang beralasan. Integritas kompetisi dan prinsip keadilan olahraga menjadi taruhan utama yang paling disorot oleh banyak pihak.
Faktor kelelahan akibat perjalanan udara selama 20 jam ke Perth bisa sangat merugikan salah satu tim. Como, yang mungkin pada saat itu sedang berjuang untuk lolos dari jurang degradasi, jelas berada dalam posisi yang tidak diuntungkan.
Keseimbangan kompetisi juga menjadi goyah karena laga dimainkan di tempat netral. AC Milan kehilangan keuntungan signifikan sebagai tuan rumah, sementara Como juga tidak mendapatkan keuntungan bermain di kandang sendiri.
Kondisi ini menciptakan apa yang disebut sebagai 'api penyucian olahraga' yang bisa sangat menentukan. Terutama dalam persaingan ketat memperebutkan gelar juara, tiket ke kompetisi Eropa, atau bahkan untuk bertahan di Serie A.
Membuka Kotak Pandora Berbahaya
Hal yang paling mengkhawatirkan dari semua ini adalah preseden atau contoh yang akan tercipta di masa depan. Jika laga Milan-Como ini sukses digelar dan mendapat persetujuan dari semua badan sepak bola, apa yang akan menghentikan liga lain untuk menirunya?
Premier League yang sangat populer di seluruh dunia pasti akan mengamati perkembangan ini dengan saksama. La Liga bahkan sudah sejak lama menyuarakan keinginan untuk menggelar laga resmi di luar negeri.
Hal ini bisa memicu masa depan di mana liga domestik tersebar di berbagai benua. Jadwal pertandingan sepak bola bisa lebih mirip dengan jadwal penerbangan daripada sebuah kompetisi olahraga yang terpusat.
Pada akhirnya, para suporter lokal yang menjadi jiwa dari sepak bola adalah pihak yang paling dirugikan. Ikatan komunal, kebanggaan lokal, dan ritual mendukung tim kesayangan di kandang sendiri yang menjadi fondasi utama olahraga ini bisa terkikis habis.
Advertisement
Berita Terkait
-
Liga Italia 7 September 2025 13:46
-
Liga Italia 7 September 2025 00:11
Situasi Pelik Inter Milan terkait Lautaro Martinez jelang Duel Kontra Juventus
-
Liga Italia 6 September 2025 23:55
AC Milan Masih Minati Vlahovic: Ada Kendala dan Pesaing yang Harus Diwaspadai
-
Piala Dunia 6 September 2025 22:08
-
Tim Nasional 6 September 2025 20:34
Marselino Ferdinan Cari Jam Terbang di Slovakia Bersama AS Trencin
LATEST UPDATE
-
Otomotif 7 September 2025 17:22
-
Otomotif 7 September 2025 17:20
-
Olahraga Lain-Lain 7 September 2025 17:14
-
Tim Nasional 7 September 2025 16:55
-
Tim Nasional 7 September 2025 16:54
-
Otomotif 7 September 2025 16:50
MOST VIEWED
- AC Milan Lewat, Arrigo Sacchi Yakin Tim Ini Lebih Pantas Difavoritkan Juara Serie A
- Gara-gara Randal Kolo Muani, PSG Kini Anggap Juventus Sebagai Musuh!
- Di Balik Kepindahan Christopher Nkunku ke AC Milan: Semua Serba Dar Der Dor!
- Borok Lama Terkuak! Mantan Presiden FIGC Sebut Inter Tak Layak Dapat Scudetto Lungsuran Juventus
HIGHLIGHT
- Termasuk Kekalahan MU, 5 Momen Menggemparkan di Pi...
- Ruben Amorim Terancam, Ini 6 Kandidat Penggantinya...
- 5 Pemain yang Bisa Jadi Penyelamat Ruben Amorim di...
- 5 Pemain yang Harus Segera Angkat Kaki dari MU Usa...
- Manchester United: 5 Pelatih Pilihan Dan Ashworth ...
- 6 Pemain yang Menolak Chelsea untuk Gabung Tottenh...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...