Geluti Jetski Sejak Kecil, Aqsa Sutan Aswar Rebut Emas di Asian Games 2018

Geluti Jetski Sejak Kecil, Aqsa Sutan Aswar Rebut Emas di Asian Games 2018
Aqsa Sutan Aswar (c) Inasgoc/Antara

- Atlet jetski putra Indonesia, Aqsa Sutan Aswar sukses besar merebut medali emas ke-12 bagi Kontingen Merah Putih di Asian Games pada Minggu (26/8). Atlet berusia 21 tahun ini sebelumnya juga sukses merebut perunggu di kelas Runabout Limited.

Meraih perunggu pun tak membuatnya merasa gagal. Ia justru berusaha lebih keras dan sukses merebut medali emas di nomor Endurance Runabout Open. Aqsa menjadi yang tercepat di kelas Moto1, dan makin optimis merebut emas usai finis ketiga di kelas Moto2. Total 768 poin membuatnya ada di peringkat pertama sebelum balapan berakhir.

"Dari hasil Moto2 saya sudah yakin bakal mendapatkan medali emas di kelas ini," ujar Aqsa yang akhirnya berhasil menyabet emas setelah finis di posisi kedua dalam Moto3 dan menyabet medali emas dengan perolehan 1148 poin.

"Saya memang hanya perlu berada di posisi ketiga untuk mendapatkan medali emas. Saya hanya berpikir untuk tenang dan jangan sampai jatuh dalam perlombaan. Yang penting tetap menjaga berada di posisi tiga besar," lanjutnya.

1 dari 2 halaman

Pengalaman Segudang

Pengalaman Segudang

Aqsa Sutan Aswar (c) Inasgoc/Antara

Keberhasilan Aqsa tidak lepas dari pengalaman tampil di kompetisi internasional dan regional di Amerika Serikat. Mahasiswa yang kini berkuliah di Amerika Serikat itu merupakan langganan kejuaraan jetski di Negeri Paman Sam bersama sang kakak, Aero Sutan Aswar.

Aqsa mengaku sudah mengenal jetski sejak usia empat tahun. Saat itu, ia dan sang kakak mengikuti jejak sang ayah yang memiliki hobi olahraga jetski. "Semua karena papa. Ia sudah memiliki hobi jetski sejak masih kecil, itu yang membuat akhirnya saya juga suka jetski. Saya pun kemudian coba ikut balapan, ternyata saya bisa ikut, akhirnya saya serius menggeluti olahraga jetski," ungkapnya.

Aqsa dan sang kakak, Aero, merupakan dua atlet jetski andalan Indonesia. Keduanya berhasil mempersembahkan medali di Asian Games 2018. Aero pun sukses merebut perak di nomor Runabout Limited, usai kalah dari Aqsa. Keduanya memang berlomba bersama dalam setiap nomor yang mereka ikuti.

2 dari 2 halaman

Strategi Kakak Beradik

Strategi Kakak Beradik

Aqsa dan Aero Sutan Aswar (c) Inasgoc/Antara Pemandangan yang menarik adalah bagaimana Aero terus berada di belakang Aqsa di balapan terakhir yang digelar Minggu (26/8) sore. Sepanjang sesi Moto3 itu, Aqsa yang berada di posisi kedua ditempel ketat oleh Aero yang berada di belakangnya hingga garis finis. Soal ini, Aqsa punya penjelasan sendiri.

"Aero tadi tetap menyokong saya. Dia berada di belakang saya dan kami bermain bareng terus hingga akhir. Memang strateginya seperti itu, yang penting kami menjaga posisi tiga besar agar saya bisa dapat emas. Saya tidak boleh jatuh, jangan sampai terkena penalti, atau jangan sampai mesin jetski saya rusak lagi," tuturnya.

Aqsa juga mengakui bahwa dalam setiap kejuaraan yang selalu diikuti, ia dan Aero kerap berada di posisi yang tidak terlalu berbeda di akhir balapan. Selain itu, perbedaan usia yang tidak terlalu jauh membuat mereka akrab baik saat perlombaan maupun di kehidupan pribadi.

"Kami memang sangat dekat karena perbedaan usia hanya 2,5 tahun. Kami sering nongkrong bareng. Ketika balapan, kami pun selalu berada di posisi yang dekat, seperti posisi pertama dan kedua, pertama dan ketiga, atau kedua dan ketiga," ujarnya.

Meski begitu, Aqsa yakin sifat kompetitif ada di antara mereka berdua meski bersaudara. "Pasti ada persaingan. Kalau bukan karena Asian Games, kami nggak akan saling mendukung di balapan. Ketika bermain di single event jetski, kami pasti sudah bersaing sungguh-sungguh," pungkas Aqsa.

Perusahaan jasa aplikasi Grab sebagai sponsor resmi Asian Games 2018 memberi dukungan ke atlet-atlet Indonesia lewat program kampanye #CeritaKemenangan dan #KemenanganItuDekat. Kampanye ini mengajak rakyat Indonesia untuk memberikan dukungan kepada putra-putri bangsa yang tengah berlaga di ajang terbesar Asia.

Grab melibatkan tujuh legenda olahraga nasional, Tati Sumirah (bulutangkis), Ellyas Pical (tinju), Nico Thomas (tinju), Pascal Wimar (voli), Abdul Rojak (taekwondo), Sutiono (balap sepeda), dan Alex Pulalo (sepak bola) dalam kegiatan torch relay. Sukses mereka di masa lalu diyakini akan jadi sumber inspirasi bagi atlet-atlet kita.

Kesuksesan yang diraih Aqsa Sutan Aswar menjadi sebuah kebanggaan bagi Grab dan juga rakyat Indonesia. Selamat!

*Update terkini Asian Games 2018 mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di sini. (bola/dhy)

Sumber: Bola.com