
Bola.net - Jack Miller belakangan ini menjadi pusat perhatian di MotoGP karena baru saja resmi diumumkan bakal membela Ducati Team pada 2021. Sebelum mewujudkan impian ini, Miller diketahui sempat menghadirkan kontroversi pada 2015, karena langsung melompat dari Moto3 ke MotoGP, tanpa turun di Moto2 terlebih dahulu.
Keputusan itu diambil oleh eks Vice President Honda Racing Corporation (HRC), Shuhei Nakamoto, dan eks Team Principal Repsol Honda, Livio Suppo. Kedua tokoh ini memutuskan memberi kontrak tiga tahun kepada Miller, setelah rider Australia itu bertarung memperebutkan gelar dunia Moto3 2014 bersama Alex Marquez.
Miller pun menjadi rider kedua dalam sejarah Grand Prix yang lompat langsung dari kelas teringan ke kelas tertinggi, yakni setelah Gary McCoy di GP500 pada 1998 lalu. Kepada GPOne, Suppo pun mengakui itu langkah berisiko, namun ia menegaskan keputusan itu diambil karena ia dan Nakamoto percaya pada talenta Miller.
Keputusan Berisiko yang Dianggap Gila
"Itu keputusan berisiko, yang juga karakter saya. Kami banjir kritik karena tak ada yang pernah melakukannya dalam sejarah, hanya Gary McCoy. Orang pikir, itu keputusan gila. Tapi menurut saya, jika pebalap punya talenta, Anda bisa langsung melihatnya, bahkan sejak mereka masih turun di kelas teringan," tutur Suppo.
Pria asal Italia ini pun menyatakan, keputusan menggaet Miller juga didasari fakta bahwa kala itu, HRC tak melihat rider yang menarik di Moto2. Alhasil, mereka menawarkan kontrak tiga tahun pada Miller untuk turun di tim satelit. Targetnya, ia diturunkan di Repsol Honda pada 2017, namun hal ini tak pernah terwujud.
"Kami melihat Jack sebagai alternatif menarik saat tak ada rider Moto2 yang mengesankan. Saat kami minta naik ke MotoGP, Jack bersemangat. Sangat penting ia tak melihat proyek ini sebagai risiko menghancurkan kariernya, melainkan sebagai peluang melewatkan Moto2 dan langsung cari pengalaman di MotoGP," ujar Suppo.
Sudah Terbukti Punya Kemampuan Hebat
Suppo pun menyesal karena tak bisa memberikan motor kompetitif pada Miller pada 2015, di mana ia sekadar mengendarai RC213V-RS Open, yang bermasalah dengan elektronik Magneti Marelli. Di lain sisi, Miller telah beberapa kali menunjukkan kemampuannya, puncaknya terjadi lewat kemenangan di MotoGP Belanda 2016.
"Dalam kondisi basah, saat motor tak terlalu berpengaruh dan talenta pebalap lebih diandalkan, Jack melakukan hal-hal hebat. Pada 2016, ia menang di Assen dalam kondisi sulit. Jack punya talenta hebat dalam mengendalikan gas, dan itu salah satu kualitas paling penting di MotoGP, sensitivitas yang hanya dimiliki sedikit pebalap." tutupnya.
Sayangnya, kerja sama antara Miller dan Honda harus berakhir pada akhir 2017, ketika Miller merasa tak mendapatkan dukungan teknis yang mumpuni. Suppo pun mengaku sedih tak bisa meyakinkannya untuk bertahan, dan tak pindah ke Pramac Racing dan Ducati pada 2018.
Video: Pembangunan Sirkuit MotoGP Indonesia 2021 di Mandalika
Baca Juga:
- Aleix Espargaro Prihatin Danilo Petrucci Terancam Didepak Ducati
- Aleix Espargaro Pede Tetap di Aprilia, Sinyalir Kontrak Terakhir
- Valentino Rossi: Balapan Terakhir Saya Pasti Menyedihkan
- Valentino Rossi Akui Bakal Senang Pensiun Tanpa Kehadiran Fans
- Pekan Depan, Valentino Rossi Ambil Keputusan Soal Masa Depannya
Advertisement
Berita Terkait
LATEST UPDATE
-
Liga Inggris 2 Oktober 2025 12:31
-
Liga Italia 2 Oktober 2025 12:20
-
Liga Spanyol 2 Oktober 2025 12:15
-
Liga Inggris 2 Oktober 2025 12:06
-
Liga Champions 2 Oktober 2025 12:01
-
Tim Nasional 2 Oktober 2025 11:51
HIGHLIGHT
- Tak Selalu Sempurna, Ini 5 Penalti Terburuk Lionel...
- 10 Kuda Hitam Liga Champions yang Bisa Bikin Kejut...
- 5 Pemain Muda yang Bisa Jadi Kejutan di Liga Champ...
- Peta Panas Pelatih Premier League: Slot Nyaman, Am...
- 6 Pemain Top yang Gabung Klub Liga Arab Saudi Musi...
- Deretan Pemain dengan Gaji Fantastis di La Liga 20...
- 3 Klub Premier League yang Bisa Rekrut Gianluigi D...