5 Alasan Chelsea Bisa Juara Piala Dunia Antarklub 2025

5 Alasan Chelsea Bisa Juara Piala Dunia Antarklub 2025
Cole Palmer merayakan golnya ke gawang Palmeiras, Sabtu (5/7/2025) (c) AP Photo/Derik Hamilton

Bola.net - Chelsea datang ke final Piala Dunia Antarklub 2025 tanpa status unggulan. Namun, mereka menantang prediksi dan menampilkan performa meyakinkan sejak fase grup hingga semifinal.

Kini, dengan pertandingan puncak melawan PSG di depan mata, tim asuhan Enzo Maresca justru disebut sebagai lawan paling siap secara mental dan taktik. Kekuatan mereka tidak hanya datang dari hasil, tetapi juga dari proses yang sistematis dan matang.

Berikut lima alasan konkret mengapa Chelsea punya peluang besar untuk meraih gelar juara di MetLife Stadium, Sabtu malam waktu setempat.

1 dari 5 halaman

1. Taktik Adaptif dan Rencana 'Catur' Maresca

1. Taktik Adaptif dan Rencana 'Catur' Maresca

Selebrasi Pedro Neto usai mencetak gol di laga Chelsea melawan Flamengo. (c) AP Photo/Chris Szagola

Enzo Maresca menggambarkan laga final melawan PSG sebagai 'permainan catur', di mana setiap pergerakan lawan harus diantisipasi dengan cermat. Ia menyiapkan Chelsea untuk bermain tak hanya reaktif, tapi juga proaktif dalam menyerang dan bertahan.

Gaya permainan Chelsea menggabungkan pressing tinggi, build-up dari bawah, dan rotasi posisi antar lini. Gelandang dan full-back berperan fleksibel, memastikan tim mampu merespons tekanan cepat dari tim seperti PSG.

Menurut The Guardian dan Reuters, Maresca tidak akan menerapkan strategi bertahan total. Sebaliknya, Chelsea justru akan tampil berani untuk mengambil kendali ritme laga sejak menit awal.

2 dari 5 halaman

2. Mental Juara di Skuad Muda

Chelsea datang dengan skuad muda yang lapar akan prestasi, namun tidak minim pengalaman. Pemain seperti Levi Colwill menyatakan bahwa tim tidak gentar menghadapi PSG, meski tahu kualitas lawan sangat tinggi.

Kondisi cuaca panas di AS dan tekanan turnamen tidak menggoyahkan fokus tim. Kapten Enzo Fernandez bahkan mengingatkan rekan setimnya untuk menjaga keseimbangan fisik dan emosi jelang laga final.

Kemenangan atas Palmeiras dan Fluminense di fase gugur menambah keyakinan bahwa mental juara sudah terbentuk kuat dalam skuad ini, terlepas dari usia dan reputasi masing-masing pemain.

3 dari 5 halaman

3. Kedalaman Skuad dan Sebaran Kontribusi Gol

3. Kedalaman Skuad dan Sebaran Kontribusi Gol

Selebrasi Joao Pedro dalam laga semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 antara Fluminense vs Chelsea, Rabu (9/7/2025). (c) AP Photo/Seth Wenig

Salah satu keunggulan terbesar Chelsea musim ini adalah sebaran kontribusi gol yang sangat merata. Hingga semifinal, mereka mencetak 14 gol melalui 11 pemain berbeda, mencerminkan kedalaman dan kohesi tim.

Kondisi ini membuat lawan sulit mengantisipasi satu titik ancaman karena semua lini bisa jadi sumber serangan. Dari bek hingga penyerang, tiap pemain punya peran dalam menciptakan peluang dan mencetak gol.

Hal ini juga memberi Maresca fleksibilitas tinggi dalam rotasi, terutama dalam laga intens seperti final melawan PSG yang diprediksi berlangsung fisik dan penuh tekanan.

4 dari 5 halaman

4. Kebangkitan Pemain Kunci: Marc Cucurella dan Joao Pedro

Dua nama yang paling mencuri perhatian sepanjang turnamen adalah Marc Cucurella dan Joao Pedro. Cucurella, yang sempat dicemooh fans, kini menjadi pemain andalan di sektor pertahanan kiri dengan kontribusi stabil dan agresif.

Joao Pedro menjadi bintang di semifinal berkat dua golnya ke gawang Fluminense. Penampilan itu datang dalam debut sebagai starter, memperlihatkan keberanian Maresca untuk memberi kepercayaan penuh pada talenta muda.

Keduanya menjadi simbol kebangkitan Chelseam, dari klub yang sempat terpuruk, menjadi tim yang kembali relevan di panggung dunia.

5 dari 5 halaman

5. Performa Konsisten dan Momentum Positif

5. Performa Konsisten dan Momentum Positif

Reaksi bek Chelsea, Marc Cucurella usai Joao Pedro mencetak gol ke gawang Fluminense di semifinal Piala Dunia Antarklub 2025. (c) AP Photo/Frank Franklin II

Chelsea menunjukkan tren positif sejak akhir musim lalu. Menutup Premier League di posisi empat besar dan menjadi juara UEFA Conference League, mereka membawa momentum itu ke turnamen ini.

Di fase grup, mereka berhasil lolos meski sempat kalah dari Flamengo. Di fase knockout, mereka tampil efisien dan klinis, termasuk kemenangan telak atas Benfica dan Palmeiras, serta performa impresif saat menyingkirkan Fluminense.

Momentum semacam ini sangat penting di laga final. Tim yang tengah percaya diri, terorganisir, dan berada di puncak performa seringkali mampu mengatasi tekanan, bahkan menghadapi lawan sekelas PSG.